SEMARANG, KOMPAS.com - Dalam kurun waktu 2016-2017, Pemerintah Kota Semarang telah merampungkan pembangunan 113 Kampung Tematik pada 16 kecamatan di Kota Semarang. Tak hanya mengubah wajah kampung yang semula kumuh menjadi lebih tertata, Pemerintah Kota Semarang di bawah kepemipinan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi pun telah berhasil mendorong perubahan sosial serta peningkatan ekonomi di kampung-kampung tersebut.
Alhasil, lantaran kebijakan itu, angka kemiskinan di Kota Semarang pun trennya terus menurun dari tahun ke tahun. Bahkan menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2016, Kota Semarang hanya tinggal menyisakan persentase kemiskinan sebesar 4,85 persen. Capaian ini merupakan angka kemiskinan terendah dari seluruh daerah di Jawa Tengah.
Lebih lanjut dalam data BPS tahun 2016, angka persentase penduduk miskin Kota Semarang sebesar 4,85% persen tersebut, tercatat juga jauh lebih rendah dari kota-kota besar lainnya yang ada di Indonesia, sebut saja Kota Surabaya yang sebesar 5,63 persen, atau Kota Medan yang sebesar 9,30 persen.
Untuk itu setelah sukses dengan program Kampung Tematik, guna semakin meminimalkan angka kemiskinan di Kota Semarang, wali kota yang juga akrab disapa Hendi ini telah menyiapkan konsep City Walk Kampung untuk dapat direalisasikan pada 2018. Gagasan tersebut diutarakan Hendi saat memberikan pengarahan pada Rapat Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kota Semarang, di Balai Kota Semarang (20/12/2017).
Dalam kesempatan tersebut, Hendi memaparkan sejumlah contoh konsep City Walk yang sudah ada di berbagai negara seperti di Jepang dan Italia. Hendi secara tegas meminta agar contoh tersebut dapat diadopsi pada upaya pemberdayaan kampung-kampung di Kota Semarang.
"Coba diamati, tata ruang perkampungan di Kota Semarang dengan contoh-contoh City Walk tadi kan punya kesamaan, yaitu koridor ruang terbuka yang diapit oleh ruang privat di kanan kirinya", jelas Hendi.
"Hanya bedanya kalau City Walk, ruang privatnya punya fungsi komersial, sedangkan kalau di kampung kan tidak, jadi fungsi komersial itu yang akan kita dorong", lanjutnya.
"Maka dari itu untuk mendukung gagasan ini, saya minta kepada seluruh OPD di Pemerintah Kota Semarang turun membina masyarakat di kampung-kampung untuk menjadi pelaku UMKM sesuai bidangnya masing-masing", tambah Hendi.
"Jadi fokusnya dua, membuat ruang terbuka yang semenarik mungkin, dan membina masyarakat di sekitar ruang terbuka tersebut untuk membuka usaha agar mendapatkan pemasukan tambahan", tegasnya.
City Walk sendiri di Indonesia sebenarnya lebih banyak dikenal sebagai konsep desain ruang pusat-pusat perbelanjaan. Desain tersebut berupa ruang terbuka yang menarik untuk pejalan kaki untuk menghubungkan beberapa fungsi komersial dan ritel.