KOMPAS.com - Wali Kota (Walkot) Samarinda Andi Harun mengumpulkan semua lurah se-Samarinda secara daring dari Gedung Balai Kota, Rabu (12/10/2022).
Pada pertemuan itu, Andi memberi arahan kepada semua lurah mengenai pengendalian inflasi yang saat ini terjadi.
Melalui rapat koordinasi (rakor) yang digelar secara hybrid itu, Andi mengatakan bahwa ketidakpastian ekonomi global kini mulai menyelimuti perekonomian di Tanah Air.
Hal tersebut, kata dia, sebelumnya telah diingatkan oleh Presiden Joko Widodo ( Jokowi).
“Saya ingat pesan Presiden waktu itu di hadapan para kepala daerah se-Indonesia yang hadir di Jakarta. Beliau mengatakan akan ada badai yang datang sama dahsyatnya seperti Covid-19 kemarin. Ancaman pasca-Covid-19 adalah krisis pangan dan energi yang mulai masuk ke negara-negara Eropa,” kata Andi, dikutip dari Instagram @pemkot.samarinda, Rabu.
Baca juga: Modus Arisan Online, Guru Honorer di Samarinda Diduga Lakukan Penipuan, 2 Korban Rugi Rp 1,7 Miliar
Ia melanjutkan, inflasi muncul akibat perang Rusia-Ukraina yang masih berlangsung hingga saat ini. Perang kedua negara membuat harga komoditas pangan dan energi melonjak naik.
"Sehingga sinyal dari Presiden tadi setidaknya bisa menggerakkan para kepala daerah termasuk di Samarinda untuk kembali bersinergi bersatu padu bekerjasama seperti saat memerangi masalah Covid-19," pesannya.
Andi pun mengaku akan berkonsentrasi menangani masalah inflasi di Kota Samarinda.
“(Caranya) dengan memperkuat kosolidasi melalui kerja bersama dalam mengidentifikasi terhadap kebutuhan pokok yang masih didatangkan dari luar Samarinda," imbuhnya.
Sebagai informasi, arahan dari Walkot Samarinda itu tak hanya ditujukan kepada para lurah, tetapi juga pejabat eselon II di lingkungan Pemkot Samarinda.
Baca juga: Pemerintah Siapkan Rencana Terpadu Poros IKN-Balikpapan-Samarinda
Pada agenda tersebut, Andi tidak lupa menyinggung angka inflasi nasional secara tahunan yang sudah tembus angka 5,95 persen. Target penurunan inflasi akhir tahun adalah 5,3 persen.
Di Kota Samarinda, inflasi berhasil menembus angka 5,27 persen.