KOMPAS.com- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau sukses mengendalikan kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan ( karhutla) melalui berbagai upaya pencegahan, seperti patroli menyeluruh ke daerah titik panas hingga langkah pemadaman sigap di seluruh wilayah karhutla.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) M Eddy Afrizal mengatakan, Peraturan Gubernur (Pergub) Riau Nomor 191/II/2023 yang terbit pada 13 Februari 2023 tentang Penetapan Status Bencana Siaga Karhutla Provinsi Riau telah berakhir pada 30 November 2023.
Ia bersyukur bahwa Provinsi Riau dapat melewati fenomena El Nino dan berhasil mengendalikan karhutla pada 2023.
"Berdasarkan data dari satuan petugas (satgas) karhutla Provinsi Riau, kami berhasil menekan luas lahan yang terbakar hingga 299 persen," kata Eddy dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (30/11/2023).
Untuk diketahui, pada 2019, terjadi kebakaran pada 9.713,90 hektar (ha). Angka ini menurun drastis menjadi 2.432,70 ha pada 2023.
Selain itu, Pemprov Riau juga berhasil menekan jumlah hotspot atau titik panas hingga 11 persen, atau 3.689 titik pada 2019 menjadi 2.323 titik pada 2023.
Baca juga: Pemprov Riau dan Pertamina Patra Niaga Teken MoU untuk Jalankan Hibah Compact-2 MCC di Riau
"Keberhasilan dicapai melalui berbagai upaya, seperti patroli terpadu, sosialisasi, pemadaman darat yang melibatkan Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), Manggala Agni, BPBD, dan pihak terkait lainnya," tutur Eddy.
Menurutnya, upaya patroli dan pemadaman udara dilakukan secara maksimal. Hal ini dilakukan dengan koordinasi bersama satgas udara menggunakan sejumlah helikopter waterbombing dan helikopter patroli bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), dan pihak swasta.
"Langkah seperti teknologi modifikasi cuaca sudah dilakukan sebanyak enam tahapan. Kemudian, upaya penegakkan hukum juga sudah dilakukan, yakni dengan ditetapkannya 19 tersangka pelaku pembakaran hutan dan lahan yang saat ini tengah dilakukan penyelidikan," jelas Eddy.
Rapat Evaluasi Siaga Darurat Bencana Karhutla melaporkan, tidak ada lagi hotspot atau titik api, sehingga pada Desember 2023, seluruh wilayah Provinsi Riau sudah memasuki musim hujan.
Baca juga: Pemprov Riau Manfaatkan Teknologi AI untuk Bantu Pembelajaran di Lingkup Pendidikan
"Pada hari Kamis (30/11/2023), status siaga darurat bencana karhutla Provinsi Riau 2023 dinyatakan berakhir dan selanjutnya akan dilakukan pengendalian kebakaran pada masing-masing instansi sesuai dengan kewenangannya," tandas Eddy.
Lebih lanjut, ia mengucapkan terima kasih kepada BNPB, Kementerian LHK, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), serta instansi lainnya yang telah mendukung penanggulangan karhutla di Provinsi Riau.
Eddy turut mengapresiasi bupati, wali kota (walkot), serta forum koordinasi pimpinan daerah (forkopimda) kabupaten/kota yang telah berupaya memaksimalkan penanganan karhutla di wilayah masing-masing.
"Terima kasih untuk kalangan akademisi, media, dunia usaha, dan masyarakat yang turut andil dalam mengendalikan karhutla," tuturnya.
Baca juga: Lulus dengan Predikat Cumlaude di UI, Peraih Beasiswa Pemprov Riau Surati Gubernur Syamsuar