KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lamongan mendapatkan hadiah satu unit pompa mobile dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) atas kesiapsiagaannya sebagai tuan rumah peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN) 2023.
Bupati Lamongan Yuhronur Efendi mengatakan bahwa pompa mobile tersebut akan difungsikan untuk normalisasi saluran air dan pengendalian banjir yang setiap tahun masih menjadi momok masyarakat, khususnya masyarakat sekitar bantaran sungai Bengawan Solo.
"Sebagai daerah yang dilintasi aliran Sungai Bengawan Solo, Kabupaten Lamongan terus prioritaskan mitigasi bencana banjir yang tiap tahun melanda. Adanya bantuan dari BNPB berupa pompa mobile tentu sangat bermanfaat untuk pengendalian banjir di wilayah Lamongan.” ujar pria yang akrab disapa Pak Yes itu dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (17/5/2023).
Baca juga: Ilmuwan Teliti Banjir Besar Era Nabi Nuh, Apakah Benar-benar Terjadi?
Pernyataan tersebut Pak Yes sampaikan dalam sambutannya saat melaporkan kegiatan simulasi mandiri di Kabupaten Lamongan di Pendopo Kantor Kecamatan Karangbinangun, Selasa (16/5/2023).
Pada kesempatan tersebut, ia mengatakan bahwa Pemkab Lamongan tidak bertindak sendirian dalam melakukan mitigasi bencana alam.
Untuk memaksimalan mitigasi bencana di Kota Soto—julukan Lamongan, Pak Yes mengatakan, pihaknya akan melibatkan masyarakat dengan cara memberikan edukasi berupa kegiatan simulasi mandiri di beberapa tempat
Adapun beberapa tempat tersebut, yakni Desa Bulutigo di Kecamatan Laren, Desa Parengan di Kecamatan Maduran, Desa Blawi dan Pasar Desa Blawi di Kecamatan Karangbinangun, pelajar Madrasah Aliyah Bahrul Ulum dan Rumah Sakit (RS) Intan Medika.
Baca juga: Kebakaran Toko di Lamongan, Seorang Nenek Jadi Korban Tewas
Sebelumnya, Pemkab Lamongan juga telah melakukan kegiatan yang bertujuan untuk mitigasi bencana alam.
Kegiatan tersebut, di antaranya menanam 1.500 bambu petung di bantaran Sungai Mengkuli bersama seluruh warga, mulai dari anak-anak hingga lanjut usia (lansia) dan mengukuhkan 1.627 pengurus Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) atau Hipa, Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A). dan Induk perkumpulan petani pemakai air (IP3A).
Adapun kegiatan tersebut bertujuan untuk mendukung Lamongan dalam menjaga kelestarian alam, aset sumber daya air, dan ketahanan pangan.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, pemerintah daerah (pemda) dengan wilayah yang dialiri Sungai Bengawan Solo agar melakukan penekanan aspek siaga pada bencana alam maupun non-alam.
Pemda tersebut, kata dia, harus memasukkan kurikulum siaga bencana alam pada daerah tersebut dalam mata pelajaran sekolah.
Menurut Muhadjir, kurikulum praktis tersebut sangat berpengaruh pada mental anak saat menghadapi bencana alam.
"Penekanan aspek siaga bencana harus dimulai sejak dini, seharusnya terdapat kurikulum praktisi siaga bencana di setiap sekolah yang rawan terjadi bencana. Di dalam kurikulum tersebut harus berisi praktik mulai dari pencegah hingga menghadapi bencana alam," tuturnya.
Sementara itu, Ketua BNPB Suharyanto mengungkapkan, edukasi dan realisasi kesiapsiagaan menghadapi bencana serta mitigasi bencana harus rutin dilakukan setahun sekali, bukan hanya saat HKBN.
Baca juga: Belum 2 Tahun, Jembatan yang Dibangun BNPB di Padang Pariaman Ambruk
Pasalnya, kata dia, dampaknya sangat berpengaruh bagi keselamatan masyarakat.
“HKBN tahun ini (2023) mengambil fokus pada sungai yang sudah dimulai sejak pagi tadi dengan acara sarasehan bencana alam pada sungai,” jelas Suharyanto.
Kemudian, lanjut dia, dilanjutkan dengan simulasi mandiri oleh tujuh wilayah yang dilintasi Sungai Bengawan Solo, yaitu Blora, Sragen, Ngawi, Bojonegoro, Tuban, Gresik secara virtual, menanam pohon bersama Konsulat Jenderal Australia, dan akan ditutup dengan panggung hiburan rakyat.