Kebumen Jadi "Pilot Project" Pengelolaan Dapur MBG, Pemanfaatan Bahan Lokal Dioptimalkan

Kompas.com - 18/11/2025, 19:12 WIB
I Jalaludin S,
Dwinh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Gizi Nasional ( BGN) menunjuk Kabupaten Kebumen sebagai salah satu lokasi pilot project (percontohan) pengelolaan dapur program Makan Bergizi Gratis ( MBG). 

Penunjukan itu menandai kepercayaan pemerintah pusat terhadap Kebumen dalam menyukseskan program penyediaan makanan bergizi.

Bupati Kebumen Lilis Nuryani menyambut baik dan memberikan dukungan penuh atas penunjukan BGN. 

"Terima kasih sudah dipercayakan di Kebumen. Tentu kami mendukung sepenuhnya," ujarnya dalam siaran pers, Selasa (18/11/2025).

Penunjukan Kebumen sebagai percontohan dilakukan dalam pertemuan MBG dengan Bupati Lilis, didampingi Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Kebumen Iwan Danardono, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kebumen (Distapang) Teguh Yuliono, dan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Agus Sunaryo di kantor Bupati Kebumen, Senin (17/11/2025).

Baca juga: Warga Panik, Jalan Desa Tiba-Tiba Retak dan Terangkat di Kebumen

Sementara itu, staf BGN Arif Nur Rakhman menjelaskan, pihaknya masih menantikan proses serah terima aset dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) kepada BGN.

“Pengelolaan dapur percontohan di Kebumen akan ditangani langsung oleh BGN, dengan melibatkan pemberdayaan masyarakat sekitar sebagai karyawan,” ujarnya.

Diskusi berlanjut pada strategi optimalisasi penyerapan bahan baku lokal.

Pada kesempatan itu, Bupati Lilis menanyakan kemungkinan memperoleh daftar menu Dapur MBG satu bulan penuh agar proses penyerapan makanan dan kesiapan bahan baku dapat diatur secara maksimal.

Pertanyaan tersebut direspons positif oleh perwakilan BGN. Mereka menyatakan bahwa usulan tersebut diperbolehkan jika bertujuan untuk kesiapan logistik dan penyerapan hasil petani lokal.

Baca juga: Tanggul Jebol di Karanganyar Kebumen: 7 Keluarga Dievakuasi, Banjir Berpotensi Meluas

Menyiapkan pasokan MBG

Mempertegas pertanyaan Lilis, Kepala Distapang Teguh Yuliono menekankan pentingnya mengetahui daftar menu secara dini. 

"Dengan mengetahui daftar menunya, kami bersama petani Kebumen bisa menyiapkan permintaan/kebutuhan dari dapur MBG. Misalnya sayur atau buah untuk minggu depan apa saja. Nah, itu bisa disiapkan di awal," jelasnya.

Saat ini, buah lokal dari Kebumen yang sudah dimanfaatkan untuk dapur MBG, antara lain pisang, kelengkeng, melon, dan pepaya. Sementara itu, kebutuhan sayur sebagian besar masih dipasok dari kabupaten lain.

Teguh juga mengakui adanya kendala dalam penyerapan bahan baku lokal secara masif.

"Dari lokal memang belum bisa banyak karena belum ada kepastian apakah akan diserap dapur MBG. Misal sudah ditanam, tetapi tidak diserap, kan kasihan petaninya," ujarnya.

Baca juga: 1 Rumah Roboh akibat Tanah Bergerak di Kebumen, Jalan sampai Bergeser

Kepala Dinkes PPKB Kebumen Iwan Danardono menambahkan informasi terkini terkait pengelolaan dapur MBG di daerahnya.

Hingga saat ini, terdapat 117 dapur yang berfungsi sebagai Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

"Yang beroperasi 92 dapur, 23 dapur belum beroperasi. Yang beroperasi sudah SLHS (Standar Layak Higienis dan Sanitasi)," ungkapnya.

Namun, ia menekankan bahwa standar tersebut tetap memerlukan monitoring dan evaluasi berkala.

“Ke depan tetap ada monitoring atau evaluasi berkala, misal kualitas airnya bagaimana,” kata Iwan.

Adapun dapur MBG percontohan di Kebumen berlokasi di Desa Tanuharjo, Kecamatan Alian.

Baca juga: Laut Bawa Berkah: Nelayan Kebumen Panen Ubur-ubur Melimpah, Laris hingga Pasar Ekspor

Selain Kebumen, daerah lain di Indonesia yang ditunjuk sebagai pilot project MBG adalah Jambi dan Banjar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com