KOMPAS.com - Badan Gizi Nasional ( BGN) menunjuk Kabupaten Kebumen sebagai salah satu lokasi pilot project (percontohan) pengelolaan dapur program Makan Bergizi Gratis ( MBG).
Penunjukan itu menandai kepercayaan pemerintah pusat terhadap Kebumen dalam menyukseskan program penyediaan makanan bergizi.
Bupati Kebumen Lilis Nuryani menyambut baik dan memberikan dukungan penuh atas penunjukan BGN.
"Terima kasih sudah dipercayakan di Kebumen. Tentu kami mendukung sepenuhnya," ujarnya dalam siaran pers, Selasa (18/11/2025).
Penunjukan Kebumen sebagai percontohan dilakukan dalam pertemuan MBG dengan Bupati Lilis, didampingi Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Kebumen Iwan Danardono, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kebumen (Distapang) Teguh Yuliono, dan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Agus Sunaryo di kantor Bupati Kebumen, Senin (17/11/2025).
Baca juga: Warga Panik, Jalan Desa Tiba-Tiba Retak dan Terangkat di Kebumen
Sementara itu, staf BGN Arif Nur Rakhman menjelaskan, pihaknya masih menantikan proses serah terima aset dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) kepada BGN.
“Pengelolaan dapur percontohan di Kebumen akan ditangani langsung oleh BGN, dengan melibatkan pemberdayaan masyarakat sekitar sebagai karyawan,” ujarnya.
Diskusi berlanjut pada strategi optimalisasi penyerapan bahan baku lokal.
Pada kesempatan itu, Bupati Lilis menanyakan kemungkinan memperoleh daftar menu Dapur MBG satu bulan penuh agar proses penyerapan makanan dan kesiapan bahan baku dapat diatur secara maksimal.
Pertanyaan tersebut direspons positif oleh perwakilan BGN. Mereka menyatakan bahwa usulan tersebut diperbolehkan jika bertujuan untuk kesiapan logistik dan penyerapan hasil petani lokal.
Baca juga: Tanggul Jebol di Karanganyar Kebumen: 7 Keluarga Dievakuasi, Banjir Berpotensi Meluas
Mempertegas pertanyaan Lilis, Kepala Distapang Teguh Yuliono menekankan pentingnya mengetahui daftar menu secara dini.
"Dengan mengetahui daftar menunya, kami bersama petani Kebumen bisa menyiapkan permintaan/kebutuhan dari dapur MBG. Misalnya sayur atau buah untuk minggu depan apa saja. Nah, itu bisa disiapkan di awal," jelasnya.
Saat ini, buah lokal dari Kebumen yang sudah dimanfaatkan untuk dapur MBG, antara lain pisang, kelengkeng, melon, dan pepaya. Sementara itu, kebutuhan sayur sebagian besar masih dipasok dari kabupaten lain.
Teguh juga mengakui adanya kendala dalam penyerapan bahan baku lokal secara masif.
"Dari lokal memang belum bisa banyak karena belum ada kepastian apakah akan diserap dapur MBG. Misal sudah ditanam, tetapi tidak diserap, kan kasihan petaninya," ujarnya.
Baca juga: 1 Rumah Roboh akibat Tanah Bergerak di Kebumen, Jalan sampai Bergeser
Kepala Dinkes PPKB Kebumen Iwan Danardono menambahkan informasi terkini terkait pengelolaan dapur MBG di daerahnya.
Hingga saat ini, terdapat 117 dapur yang berfungsi sebagai Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
"Yang beroperasi 92 dapur, 23 dapur belum beroperasi. Yang beroperasi sudah SLHS (Standar Layak Higienis dan Sanitasi)," ungkapnya.
Namun, ia menekankan bahwa standar tersebut tetap memerlukan monitoring dan evaluasi berkala.
“Ke depan tetap ada monitoring atau evaluasi berkala, misal kualitas airnya bagaimana,” kata Iwan.
Adapun dapur MBG percontohan di Kebumen berlokasi di Desa Tanuharjo, Kecamatan Alian.
Baca juga: Laut Bawa Berkah: Nelayan Kebumen Panen Ubur-ubur Melimpah, Laris hingga Pasar Ekspor
Selain Kebumen, daerah lain di Indonesia yang ditunjuk sebagai pilot project MBG adalah Jambi dan Banjar.