KOMPAS.com - Bupati Jembrana, I Nengah Tamba memastikan bahwa senderan Pantai Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Bali dibangun.
“Selama sepuluh tahun lebih, warga selalu dihantui rasa takut, terutama ketika purnama dan tilem, air laut bisa langsung naik hingga ke pemukiman warga. Bahkan sudah puluhan rumah warga rusak dan hilang karena abrasi selama sepuluh tahun lebih,” ujar Tamba melalui siaran persnya, Selasa (7/5/2024).
Oleh karenanya, ia mengimbau masyarakat Pebuahan untuk mendukung penuh pembangunan senderan dalam bentuk apa pun.
Baca juga: Antisipasi Penyakit Jembrana, Pemprov Gorontalo Perketat Wilayah Perbatasan dengan Sulteng
Selain itu, ia meminta warga yang dekat dengan lokasi pembangunan untuk memaklumi jika terjadi ketidaknyamanan selama pembangunan senderan berlangsung.
Pasalnya, kegiatan pembangunan ini akan dilakukan selama 240 hari pengerjaan, tentunya akan banyak aktivitas pekerjaan di pantai yang mengerjakan proyek.
“Hal-hal yang berpotensi menimbulkan masalah yang mengganggu terlaksananya proyek harus diselesaikan secara musyawarah. Warga yang harus menjadi benteng mengamankan proyek ini agar terlaksana dengan baik," ucapnya.
Saat berlangsungnya pembangunan, Tamba mengajak masyarakat untuk mengawasi pembangunan proyek senderan ini agar sesuai dengan perencanaan dan harapan.
Baca juga: Terperosok ke Sumur Sedalam 5 Meter, Kakek di Jembrana Tewas
“Jika ada protes dari warga atau warga menolak bangunan untuk dihilangkan, ini bisa berdampak luas pada pembangunan senderan. Maka dari itu, warga harus lebih bijak menyikapi karena pembangunan ini untuk kepentingan umum masyarakat luas," ucapnya.
Sebagai informasi, pada 20 Januari 2022, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jembrana telah membuat Proposal Usulan Bupati Jembrana Nomor 610/081/PUPRPKP/2022 tentang Pembangunan Senderan Pantai Banjar Pebuahan.
Proposal ini sudah disampaikan dan disetujui oleh pemerintah pusat untuk kemudian direalisasikan di Desa Banyubiru.
Selain itu, tambahnya, pemerintah pusat juga tengah melaksanakan penanganan pantai di pantai Pangyangan, Kecamatan Pekutatan.
Baca juga: Jaga Eksistensi Dokar, Bupati Jembrana Siapkan Bantuan Khusus
Berdasarkan informasi dari LPSE Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), pembangunan senderan dimenangkan oleh PT Indopenta Bumi Permai, Surabaya dan telah dilakukan penandatangan kontrak pada Jumat (26/4/2024).
Dia menyebut, anggaran pagu dan harga perkiraan sendiri (HPS) berhasil mencapai Rp 23,5 miliar, yang dipotong pemangkasan tender dengan penawaran Rp 18,3 miliar.
Adapun, penanganan abrasi dilakukan dengan membangun pengaman pantai dengan bangunan utama dalam bentuk revetment sepanjang 770 meter dan elevasi puncak sekitar 5 meter.
Selain revetment sebagai bangunan utama, akan dibangun pula fasilitas tambahan berupa walkway dari paving blok beton sepanjang 770 meter di atas puncak revetment.
"Kemudian, akan dibangun juga saluran drainase dari pasangan batu alam sebagai antisipasi overtopping gelombang," tutur Tamba.
Baca juga: Modus Gandakan Uang dengan Ritual di Alas Purwo, Pasutri Tipu Warga Jembrana Rp 59 Juta
Lebih jauh, dia menjelaskan, pemerintah juga akan membangun fasilitas akses naik dan turun warga atau nelayan dengan delapan tangga pasangan batu sebagai akses dari perumahan warga ke puncak walkway.
"Fasilitas tangga ini diharapkan agar warga yang berkunjung ke pantai ini tidak kesulitan saat melaut," imbuhnya.