KOMPAS.com - Bupati Jembrana I Nengah Tamba menganggarkan bantuan berupa uang Rp 7 juta untuk tiap pemilik dokar pada 2024. Bantuan diberikan untuk menjaga eksistensi dokar di Kabupaten Jembrana, Bali.
Seperti diketahui, eksistensi dokar sebagai moda transportasi tradisional di Jembrana semakin menurun lantaran kalah bersaing dengan moda transportasi modern. Saat ini, jumlah dokar di Jembrana yang tersisa hanya enam dari sekitar ratusan pada 1980-an.
Bantuan dana tersebut dapat digunakan oleh pemilik untuk menghias atau memperbaiki dokar agar lebih menarik dan cantik. Dengan demikian, penumpang dokar merasa nyaman.
Selain dana, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jembrana juga memberi seragam kepada para kusir dokar.
Baca juga: Peringati Tiga Tahun Kepemimpinan Bupati dan Wabup Jembrana Paparkan Capaian
Jika dokar semakin bagus dan kusirnya rapi dengan seragam, angkutan tradisional itu akan memiliki daya tarik. Tidak hanya warga umum, wisatawan pun bisa tertarik untuk naik dokar.
“(Karena itu,) dokarnya harus dibuat bagus dan cantik. (Hal ini) akan menarik bagi penumpangnya,” ujar Tamba saat berbagi kasih berupa bantuan sembako bersama Tim Penggerak PKK Jembrana kepada para kusir dokar di depan Pura Jagatnatha Jembrana, Sabtu (23/3/2024) sebagaimana tertuang dalam siaran pers Pemkab Jembrana.
Ia melanjutkan, Pemkab Jembrana berencana untuk mengembangkan dokar sebagai salah satu moda transportasi pariwisata. Oleh sebab itu, Pemkab tidak hanya memberikan bantuan uang, tetapi juga akan menyediakan tempat khusus bagi dokar.
Tempat tersebut akan menjadi pemberhentian kusir agar mudah diakses warga dan wisatawan yang datang.
Baca juga: Bupati dan Wabup Jembrana Luncurkan Angkutan Sekolah Gratis “Trans Bahagia”
"Kami akan mengintegrasikan dokar dengan berbagai destinasi wisata di Jembrana. Nantinya, dokar akan kami parkirkan khusus agar memiliki ciri khasnya. Misalnya, di depan Kebun Raya Jagatnata serta di depan Puri Negara," ujar Tamba.
Perhatian besar Tamba terhadap dokar bukan tanpa alasan. Ia tidak menganggap dokar sekadar alat transportasi. Lebih dari itu, dokar punya nilai budaya dan sarat akan sejarah di Jembrama.
"Dengan jumlahnya yang makin minim, (kami) khawatir kalau tidak diperhatikan, dokar-dokar ini akan makin tergerus, bahkan punah. Maka dari itu, kami sudah menyiapkan anggaran khusus untuk melestarikan dokar," ujarnya.
Salah satu kusir dokar yang masih aktif, Ngurah Putu Arnyana, mengatakan bahwa penurunan jumlah dokar disebabkan oleh berbagai faktor.
“Menurut saya, karena pendapatan dan biaya pemeliharaan yang kadang tidak seimbang. Kadang dapat Rp 200.000 dan kadang bisa tidak dapat, tetapi biaya pemeliharaan bisa sampai Rp 50.000 per hari sehingga banyak dokar dijual ke Jawa karena kusirnya sudah tidak mau mengurus lagi,” ucap Arnyana.
Mewakili para kusir dokar, Arnyana mengucapkan terima kasih kepada Bupati Jembrana atas perhatiannya kepada para kusir dokar. Semua bantuan itu merupakan salah satu wujud menjaga keberadaan dokar di Jembrana.
"Mudah-mudahan, dengan dorongan dan bantuan dari Bapak Bupati, kami bisa bertahan dan bisa memperbaiki alat transportasi kami menjadi lebih baik," ucapnya.