KOMPAS.com - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mengatakan, Indonesia, termasuk Jatim, memiliki tren kenaikan positif dalam kepemimpinan perempuan.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim menyebutkan, keterwakilan legislatif perempuan pada 2022 meningkat di angka 19,17 persen dari sebelumnya berada di angka 17,5 persen pada 2021.
Pada saat yang sama, Indeks Ketimpangan Gender (IKG) di Jatim mengalami penurunan signifikan jika dibandingkan tahun sebelumnya.
Data BPS Jatim pada Selasa (1/8/2023) menunjukkan, IKG Jatim pada 2022 menurun sebanyak 0,020 poin ke angka 0,440 dari 0,460 poin pada 2021.
Sama seperti Indeks Kinerja Utama (IKU) Jatim, capaian Indeks Pembangunan Gender (IPG) Jatim pada 2022, sebagaimana data BPS yang dirilis awal Maret 2023, tercatat 92,08 lebih tinggi dari IPG Nasional sebesar 91,63. Dengan kata lain, IPG Jatim telah melampaui IPG nasional.
Baca juga: Jatim Jadi Provinsi dengan Desa Mandiri Terbanyak Se-Indonesia, Khofifah: Tahun Ini Naik 88 Persen
"Alhamdulillah, ini berarti Jatim makin bisa memberikan ruang yang aman dan sehat bagi peluang serta kesempatan untuk perempuan memasuki berbagai ruang publik,” katanya pada peringatan Hari Kesetaraan Perempuan Tahun 2023 yang mengangkat tema “Embrace Equity, Merangkul Kesetaraan yang Jatuh”, Sabtu (26/8/2023).
Khofifah pun mengajak para perempuan terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di semua lini.
“Dengan situasi seperti ini, saya harap, perempuan di Indonesia, khususnya di Jatim, tidak berhenti dan terus semangat meningkatkan kualitas dirinya," ujarnya.
Dia juga mengatakan, perempuan memiliki hak yang sama dengan laki-laki untuk mendapatkan kesempatan dan peluang yang sama dalam meningkatkan prestasi serta mengisi berbagai ruang publik yang tersedia.
“Perempuan pada dasarnya punya jiwa pemimpin dengan sifat keibuannya. Mereka memiliki kemampuan bekerja multitasking yang bisa fokus dalam mengerjakan lebih dari satu hal,” katanya.
Dengan begitu, kata dia, dalam karakter perempuan terdapat kemampuan mengatur rumah tangga, manajemen keuangan, decision making, dan resiliensi saat masa krisis.
"Seorang perempuan pekerja, terutama yang berkeluarga, posisinya bukan sekedar employee. Dia juga ibu, istri, nakhoda rumah tangga, dan pendidik generasi selanjutnya,” katanya.
Untuk itu, Khofifah meminta perempuan tidak takut untuk menempati posisi atas karena secara naluriah, perempuan dikaruniai kemampuan pemimpin andal.
Mantan Menteri Sosial itu melanjutkan, pewujudan kesetaraan perempuan bukan hanya tanggung jawab perempuan, melainkan juga semua kelompok masyarakat.
"Kesetaraan perempuan itu harus diupayakan oleh semuanya, baik recruiters, kolega laki-laki, maupun mereka yang memegang jabatan tinggi di semua instansi," katanya.
Khofifah juga mengingatkan, setiap orang memiliki peran masing-masing. Dalam hal ini, setiap usaha yang dilakukan penting dan saling berkesinambungan satu dengan yang lain.
Baca juga: Ekonomi Jatim Tumbuh 5,24 Persen, Khofifah: Paling Signifikan Sektor Transportasi dan Pergudangan
Pada peringatan Hari Kesetaraan Perempuan kali ini, dia ingin memberi dukungan untuk perempuan pekerja, atlet perempuan, tenaga medis perempuan, pendidik perempuan, petani perempuan, dan para ibu rumah tangga, serta semua yang bergerak di sektor publik.
“Perempuan telah memberikan yang terbaik bagi keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Semoga sehat dan sukses semua," tuturnya.