KOMPAS.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) melalui Dinas Pendidikan Jatim mendorong satuan pendidikan yang belum menerapkan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) untuk segera menerapkan.
Satuan pendidikan diharapkan bisa mengikuti secara mandiri dengan belajar pada sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pusat Keunggulan serta Sekolang Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Luar Biasa (SLB) Penggerak yang sudah ditetapkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbud Ristek).
Terlebih, Kemendikbud RIstek telah menunjuk 332 lembaga di Jatim sebagai pilot project IKM Belajar, yaitu 204 SMK Pusat Keunggulan, 128 SMA, dan SLB Penggerak.
Berdasarkan data yang diperoleh dari dashboard IKM pada 5 Juni 2022, Jatim menjadi pelaksana IKM jalur Mandiri terbanyak se-Indonesia dengan jumlah kepesertaan pada SLB, SMA dan SMK mencapai 2.754 lembaga. Rinciannya adalah 1.047 SMA, 1.474 SMK, dan 233 SLB.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, capaian prestasi membanggakan tersebut tidak lepas dari keinginan sekolah yang turut dalam menyelesaikan persoalan learning loss selama pandemi.
Baca juga: Khofifah Minta Warga Jatim Tak Panic Buying BBM dan LPG, Sebut Stok Aman
Terbukti, dari 4.044 SLB, SMA/SMK negeri dan swasta, 76 persen sudah melaksanakan kurikulum merdeka.
"Apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh pihak, satuan pendidikan, Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Jatim, Ketua Koordinasi dan Pengawasan (Korwas) Jatim yang telah bersama-sama membangun sinergi positif dalam pembangunan pendidikan di Jawa Timur," ujarnya, Senin (5/9/2022).
Gubernur perempuan pertama di Jatim itu juga mengatakan, pihaknya melalui Dinas Pendidikan Jatim akan mendukung penuh kebijakan Kemendikbud Ristek dalam IKM mandiri.
Sebab, adanya kurikulum yang tepat pada kondisi khusus saat ini akan mampu menguatkan pentingnya perubahan tentang rancangan dan strategi implementasi secara efektif dan efisien.
"Kurikulum Merdeka merupakan jawaban untuk mengatasi krisis pembelajaran yang terjadi saat ini karena pandemi Covid-19 yang menyebabkan terjadinya penurunan dan kesenjangan kualitas pembelajaran," tegasnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.
Dengan capaian prestasi tersebut, Khofifah menargetkan pada semester 1 tahun ajaran 2023/2024 mendatang SLB dan SMA/SMK di Jatim menjadi pelopor kebijakan nasional IKM dengan keikutsertaan 100 persen.
Untuk diketahui, kurikulum merdeka merupakan program andalan Kemendikbud Ristek dalam pemulihan pembelajaran pascapandemi Covid-19.
Kurikulum tersebut berpusat pada minat dan bakat siswa dengan model pembelajaran yang berorientasi project based learning. Program ini pun disambut antusias satuan pendidikan di Jatim.
Khusus di Jatim, Kemendikbud Ristek menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan (diklat) khusus kepada kepala sekolah dan guru dari 322 satuan pendidikan sebagai pilot project agar memahami dan mampu mengimplementasikan kurikulum merdeka.
Kemudian, SMK Pusat Keunggulan serta SMA dan SLB Penggerak diharapkan dapat berperan sebagai pengampu bagi sekolah yang ada di sekitarnya.
Baca juga: Vaksin Merah Putih Resmi Jadi Inavac, Khofifah: Indonesia Harus Bangga
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Jatim Wahid Wahyudi mengatakan, ada perubahan dan perbedaan kurikulum merdeka dibanding kurikulum sebelumnya.
Dia menjelaskan, struktur kurikulum merdeka lebih fleksibel dengan jam pelajaran ditargetkan untuk dipenuhi dalam satu tahun.
Kemudian, guru akan lebih fokus pada materi esensial karena capaian pembelajaran diatur per fase.
"Kurikulum merdeka ini juga memberikan keleluasaan bagi guru dalam menggunakan berbagai perangkat ajar sesuai kebutuhan dan karakteristik siswa," terangnya.
Contoh riilnya, kata Wahid seperti guru olahraga yang pada dasarnya memberikan pembelajaran dalam bentuk project based learning. Siswa nanti tidak hanya mengetahui secara teori tapi juga praktik.
Baca juga: Khofifah Lepas Ekspor 25 Ton Kakap Merah ke Dominika dan Olahan Udang ke Jepang
"Merdeka belajar sudah dicerminkan guru olahraga. Mereka tidak hanya mengajarkan teori tapi juga praktik. Misalnya, guru memberikan pembelajaran teori permainan bola voli agar siswa memahami dan mengerti maka teori yang diajarkan tersebut dipraktikkan di lapangan,” katanya.
Guru olah raga juga memberi kebebasan kepada siswa untuk menyukai olahraga yang sesuai bakat minatnya.
Wahid menambahkan, platform merdeka mengajar menyediakan berbagai referensi untuk guru agar dapat terus mengembangkan praktik mengajar secara mandiri dan berbagi praktik baik.
Perbedaan lainnya, jelas Wahid, terletak pada kebebasan yang diberikan kepada sekolah dalam menentukan atau menyusun kurikulum sesuai dengan situasi dn kondisi sekolah masing-masing.
“Walaupun pemerintah memberikan tiga pilihan kurikulum yang bisa dipilih sekolah, tapi saya memotivasi sekolah untuk mencoba memakai kurikulum merdeka,” ungkapnya.
Baca juga: Gubernur Khofifah Beberkan Strategi Pengendalian Inflasi Pangan di Jatim
Sebab, kata Wahid, evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum merdeka yang ada di SMK-PK maupun SMA dan SLB Penggerak hasilnya sangat bagus terhadap peningkatan kreatifitas dan karakter peserta didik.
Selain itu, lanjutnya, kurikulum merdeka sangat memanusiakan manusia yang tujuannya adalah untuk menghargai harkat dan martabat peserta didik.
"Satuan pendidikan dapat mengimplementasikan kurikulum merdeka secara bertahap sesuai kesiapan masing-masing," imbuhnya.
Tak hanya bagi sekolah, kata dia, kurikulum merdeka juga memberi kesempatan bagi siswa untuk memilih kelompok mata pelajaran sesuai minat, bakat, dan aspirasinya di fase F (kelas XI dan XII).
"Pembelajaran dalam IKM ini berbasis proyek. Jadi memberikan kesempatan lebih luas pada peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual lingkungan atau kesehatan,” ujarnya.
Baca juga: 100 UMKM di Jatim Siap Go Global, LPEI dan BNI Beri Pelatihan Ekosistem Ekspor
Wahid juga mengatakan, Kurikulum merdeka bermanfaat bagi guru karena mereka akan mengajar sesuai tahap capaian dan perkembangan siswa.
“Project ini untuk mendukung pengembangan karakter dan kompetensi profil pelajar pancasila," tegasnya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Jatim Rizqi berterima kasih kepada Gubernur Khofifah yang telah mendorong SLB, SMA/SMK di Jatim menjadi pelaksana IKM Mandiri terbaik dan terbanyak di Indonesia.
"Terima kasih juga kepada Kepala Dinas Pendidikan Jatim atas dukungannya. Semoga pendidikan di Jatim selalu menjadi yang terbaik," ucapnya.
Untuk diketahui, capaian tersebut melengkapi rentetan prestasi Jatim sebelumnya.
Pertama, menjadi daerah dengan jumlah siswa terbanyak yang diterima di perguruan tinggi negeri (PTN) melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dengan jumlah 120.463 siswa dan 26.781.
Kedua, kinerja pendidikan di Jatim mendapatkan penilaian tertinggi se-Indonesia. Penilaian ini berdasarkan highlight indeks kinerja urusan pendidikan hasil evaluasi penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dilaksanakan oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Baca juga: Pemprov Jatim Targetkan 30 Persen Usaha di Jawa Timur Memiliki NIB