KOMPAS.com – Di tengah pandemi coronavirus disease (Covid-19), ekonomi Jawa Timur ( Jatim) pada kuartal atau triwulan I tahun 2020 malah tumbuh.
Jika dibandingkan dengan triwulan I tahun 2019, pertumbuhan ekonomi Jatim naik sebesar 3,04 persen.
“Pertumbuhan positif terjadi di semua kategori ekonomi kecuali sektor pertanian yang minus 8,52 persen,” kata Wakil Gubernur Jatim Emil Dardak dalam keterangan tertulis.
Pernyataan itu ia sampaikan pada acara Ngopi Yuk: Strategi Daerah Raih Investasi di Kala Pandemi, Rabu (27/5/2020).
Baca juga: Idul Fitri, Emil Dardak Tetap Jalankan Tugas sebagai Wagub Jatim
Ia melanjutkan, pertumbuhan ekonomi Jatim itu ditopang sektor industri pengolahan yang mencapai 30,74 persen atau tumbuh sekitar 3,87 persen.
Sementara itu, pertumbuhan terbesar dialami sektor informasi dan komunikasi, yakni 9,77 persen, diikuti sektor jasa dan kesehatan sebesar 9,12 persen, dan jasa pendidikan sebesar 6,07 persen.
Meski demikian, imbuh Emil, sektor pertanian diyakini akan kembali membaik pada triwulan II 2020.
“Justru sektor pengolahan yang nantinya butuh perhatian karena pendemi ini,” ujar dia.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim juga terus berusaha keras meningkatkan investasi dan menekan indeks kesenjangan wilayah.
Upaya nyata dilakukan dengan mengembangkan infrastruktur untuk menunjang sektor ekonomi padat karya di beberapa daerah dengan upah yang cukup kompetitif.
“Contohnya, Pemprov Jatim mendorong industri padat karya di Nganjuk Kertosono. Selain itu, Pemprov akan menjadikan Madura menjadi primadona bagi investasi,” ujar Emil.
Pihaknya, kata Emil, juga akan membuka ruang baru untuk sektor ekonomi yang berpotensi besar di masa depan.
Baca juga: Emil Dardak Kenang Didi Kempot melalui Konser Digital
Salah satu lokasi adalah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singosari yang bisa menjadi tempat paling diminati anak muda untuk pengembangan industri 4.0.
“Sementara ini Kabupaten Gresik adalah primadona masuknya investasi penanaman modal dalam negeri (PMDN). Ini yang akan kita perkuat dan perluas,” ujarnya.
Sementara itu, investasi di Jatim pada triwulan I tahun 2020 sendiri mencapai Rp 31,4 triliun atau berada di peringkat 1 nasional.
Angka itu terdiri dari PMDM sebesar Rp 26,6 triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebanyak 4,8 trilliun.
Baca juga: Jatim Park Tetap Tutup Saat Lebaran, Tak Ada Lagi Pemandangan Ribuan Pengunjung
PMA tertinggi di Jatim tercatat datang dari sektor industri kimia dan farmasi dengan nikai Rp 1,81 triliun yang berpotensi besar untuk terus tumbuh.
"Pada 2019 melalui agenda East Java Investival, kami sudah memprediksi dan melihat bahwa industri kimia dan farmasi akan menjadi sektor ekonomi yang cukup kuat di Jatim" ujar Emil.
Wagub Jatim pun berharap Singapura untuk bisa terus menjadi promotor investasi di Jawa Timur.
Akan tetapi, ia mengatakan bahwa pihaknya tidak akan cepat puas dengan capaian tersebut karena belum sepenuhnya menggambarkan dampak positif yang signifikan.
Baca juga: Jokowi: Ini Betul-betul Saya Minta, Jawa Timur Menjadi Perhatian
“Pemerintah pusat telah mendorong Jatim agar menjadi ekonomi terbesar kedua di Indonesia. Karena itu, harus kami sambut dengan kebijakan yang memperlancar iklim investasi,” kata Emil.
Salah satu cara, imbuh dia, adalah melalui pemberian kewenangan Bakorwil dalam mempermudah perijinan yang tertuang dalam East Java Super Corridor (EJSC).