KOMPAS.com – Keberadaan ventilator dalam penanganan pasien positif Covid-19 sangatlah penting. Pasalnya, ventilator berguna untuk membantu pernapasan pasien.
Meeki begitu, Wakil Gubernur Jawa Timur (Jatim) Emil Dardak mengatakan, banyak ruang isolasi pasien positif Covid-19 yang belum dilengkapi ventilator.
“ Ventilator di seluruh Jatim jumlahnya tidak sampai 200,” kata Emil, seperti dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima, Selasa (12/5/2020).
Untuk itu, Emil menyatakan dukungannya terhadap pengembangan emergency ventilator buatan Institut Teknologi Sepuluh Nopember ( ITS).
Baca juga: ITS Rancang Lampu LED untuk Sterilisasi Covid-19 dan Aman Digunakan
“Pada kesempatan ini, saya ingin memberi dukungan atas ikhtiar ITS dalam membuat emergency ventilator,” kata Emil, dalam Virtual Meeting Launching Program Donasi Emergency Ventilator (ITS Tanggap Bencana), di Gedung Negara Grahadi, Senin (11/5/2020).
Dukungan tersebut juga sebagai kelanjutan dari pertemuan Emil dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara ( BUMN) Erick Tohir, Sabtu (9/5/2020).
Saat Erick datang, ventilator buatan ITS sudah dicoba secara manual oleh tenaga kesehatan dan Biro Pengawalan Farmaseutikal Kebangsaan (BPFK).
Proses produksinya juga telah dibantu dua perusahaan BUMN yaitu PT Len Industri dan PT Dirgantara Indonesia.
Baca juga: Erick Thohir: BUMN Fokus Prioritaskan Pengamanan Kesehatan Nasional
“Saya menyakini tim E-VITS ITS menunjukkan progres dan hasil yang menggembirakan. PT Barata dan Samator dilibatkan dalam proses kalibrasinya. Ini menunjukkan ITS mampu membangun ekosistem ini,” kata Emil.
Emil mengatakan, sudah ada rumah sakit yang ingin memesan emergency ventilator buatan ITS. Hal tersebut menandakan jika nantinya alat ini sudah diedarkan, banyak yang membutuhkan.
“Mesin ini sudah diuji dari 5 Mei dan tentunya diharapkan tidak ada masalah,” kata Emil.
Di sisi lain, Emil mengatakan, Pemerintah Provinsi Jatim memang memiliki program Belanova. Program itu sebagai upaya memberi keberpihakan APBD kepada inovasi-inovasi putra daerah atau institusi di Jatim.
"Pemerintah, BUMN, swasta, dan masyarakat harus mendukung proses prototipe hingga uji massal,” kata Emil
Baca juga: Galang Dana Lawan Covid-19, Emil Dardak Duet Virtual dengan Tiara Idol
Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin, mengamini apa yang dikatakan Emil. Menurutnya, untuk menghadapi Covid-19 dibutuhkan pembangunan infrastruktur kesehatan yang masif dan terencana.
“Karena itu kami sudah menyusun rencana jangka panjang 5 tahun dengan membangun industri kesehatan. Kita akan rich all seluruh perguruan tinggi untuk riset dan inovasi vaksin, alat kesehatan (alkes), dan layanan kesehatan,” kata Budi.
Kementerian BUMN juga akan menjadikan rumah sakit sebagai research partnership untuk membuat obat-obatan dan vaksin.
Selain itu, Budi mengatakan, pihaknya sedang mencoba menganalisa value chain seperti obat-obatan yang 90 persen bahannya masih impor.
Baca juga: 2 BUMN Pertahanan Sanggup Produksi Ventilator Pasien Virus Corona
“Terkait Covid-19, obat antiviral, dan beberapa obat antibiotik sudah bisa diproduksi walaupun bahannya dari luar. Terkait alat kesehatan kami meminta Indofarma menjadi penanggungjawabnya,” kata Budi.