SURABAYA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf (Gus Ipul) meminta dunia perbankan ikut mendukung pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur. Langkah ini penting dilakukan terutama di tiga sektor utama yakni industri, perdagangan, dan pertanian.
Hal tersebut disampaikan Gus Ipul saat menjadi pembicara dalam Coffee Morning Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) Daerah Jatim dengan tema Prospek Ekonomi Jatim 2018 di Surabaya, Rabu (17/1/2018).
Gus Ipul, mengatakan, pertumbuhan ekonomi Jatim pada Triwulan III Tahun 2017 tercatat sebesar 5,21 persen, lebih tinggi dari nasional. Pertumbuhan ekonomi Jatim ini didukung oleh tiga sektor utama yakni industri sebesar 28,79 persen, perdagangan 18,25 persen, dan pertanian sebesar 13,55 persen.
“Walaupun pertumbuhan ekonomi kita di atas rata-rata, tapi pertumbuhan industri kita terutama di pengolahan masih di bawah pertumbuhan ekonomi, ini yang harus kita perbaiki,” kata dia.
Menurut Gus Ipul, dukungan perbankan sangat dibutuhkan dalam mendorong tumbuhnya sektor industri, salah satunya melalui kredit dengan suku bunga yang murah. Sektor industri ini termasuk industri olahan, tembakau dan sektor industri kecil seperti UMKM.
Sektor utama kedua setelah industri yakni perdagangan. Data menunjukkan perdagangan antar-daerah di Jatim lebih tinggi daripada perdagangan/ekspor ke luar negeri. Ekspor luar negeri Jatim pada 2016 tercatat Rp 272,78 triliun. Sedangkan, ekspor antar daerah sebesar Rp 535,91 triliun.
Tak hanya itu, surplus perdagangan antar-daerah juga lebih tinggi daripada luar negeri, yakni sebesar Rp 100,56 triliun . Perdagangan Jatim juga berkontribusi sebesar 20,7 persen terhadap nasional.
“Untuk itu perdagangan ini juga harus didukung oleh perbankan dengan sistem yang bankable, baik penerbitan letter of credit ataupun suku bunga kredit yang murah,” kata Gus Ipul.
Sektor ketiga setelah industri dan perdagangan adalah pertanian. Jumlah tenaga kerja yang bergerak di sektor ini tercatat 36,49 persen. Akan tetapi, inflasi terbesar justru terdapat di perdesaan, karena produsen dalam hal ini petani, justru membeli beras dari perkotaan.
“Banyak petani menjual gabah kering panen langsung ke perkotaan, sehingga ketika diolah menjadi beras, barang tersebut dikirim lagi ke perdesaan dan mereka justru menjadi konsuennya,” katanya.
Masalah serius lainnya adalah jumlah lahan yang terus menyusut dan produktivitas petani yang terus menurun. Untuk itu harus segera dicarikan solusi dan inovasi.
"Kami berencana mengumpulkan gapoktan dan menghadirkan teknologi, untuk kemudian menghadirkan perbankan. Kami ingin memajukan petani tanpa merusak mereka, yakni menciptakan dunia pertanian yang lebih efisien, modern dan mendekatkan pelayanan pada petani," jelasnya.
Di akhir sambutannya, Gus Ipul kembali mengajak Perbanas untuk mendukung sektor-sektor tersebut guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi Jatim. "Pada akhirnya kemajuan di bidang ekonomi ini untuk kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Jatim," pungkasnya. (KONTRIBUTOR JAWA TIMUR/ACHMAD FAIZAL)