SURABAYA, KOMPAS.com – Pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur (cagub cawagub) Jawa Timur Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Puti Guntur Soekarno disebut ideal dan memenuhi prinsip falsafah Jawa yakni bibit, bebet, dan bobot.
"Saya rasa cocok Gus Ipul berpasangan dengan Mbak Puti. Karena orang Jawa meyakini pasangan yang baik itu harus mempertimbangkan bibit, bebet, dan bobot. Gus Ipul-Mbak Puti memenuhi ketiga-tiganya sebagai pasangan pemimpin Jawa Timur," kata Wakil Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, Minggu (14/1/2018), di Surabaya.
Menurut politisi PDI-P ini, dalam falsafah Jawa, bibit yang dimaksud adalah nasab atau keturunan. Gus Ipul adalah cicit dari salah seorang pendiri NU KH Bisri Syansuri. Sedangkan, Puti adalah cucu Presiden RI Pertama Bung Karno dari Guntur Soekarno Putra.
"Kemudian, bebet adalah status sosial atau harkat. Bobot adalah kompetensi atau kualitas. Gus Ipul sepuluh tahun menjadi Wagub, sementara Puti adalah anggota DPR RI. Artinya pasangan ini berpengalaman," ucapnya
Dia juga menyebut, pasangan cagub dan cawagub yang diusung empat partai di pilkada Jatim yakni PKB, PDI-P, Partai Gerindra dan PKS ini cukup mewakili golongan mayoritas di Jatim, yakni nasionalis dan religius.
Mochamad Nur Arifin adalah Wakil Emil Elistyanto Dardak di Kabupaten Trenggalek. Suami artis Arumi Bachsin itu sendiri di Pilkada Jatim maju mendampingi Khofifah Indar Parawansah, yang diusung yang Partai Demokrat, Partai Golkar, Partai Nasdem, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Hanura, dan Partai Amanat Nasional (PAN). (KONTRIBUTOR JAWA TIMUR/ACHMAD FAIZAL)