Program Desalinasi Ubah Air Payau Jadi Siap Konsumsi, Wagub Jateng: Permudah UMKM Berusaha

Kompas.com - 30/07/2025, 17:19 WIB
I Jalaludin S,
DWN

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) bersama Universitas Diponegoro (Undip) Semarang terus memperluas jangkauan program desalinasi di sejumlah daerah.

Program tersebut memberikan manfaat nyata bagi masyarakat melalui teknologi yang dapat mengubah air payau menjadi air tawar yang layak konsumsi.

Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen mengatakan, teknologi desalinasi memberikan banyak dampak positif, salah satunya sebagai solusi bagi masyarakat yang mengalami kesulitan akses air bersih.

“Ini kali kedua saya datang ke sini. (Sebelumnya) saat penanaman mangrove serentak, dan kali ini bersama Undip menginisiasi desalinasi, mengubah air payau menjadi air tawar yang siap dikonsumsi. Ini saya rasa bermanfaat,” ujarnya saat meresmikan instalasi desalinasi air di Desa Randusanga Kulon, Kecamatan Brebes, Rabu (30/9/2025).

Baca juga: Pengurus Koperasi Merah Putih Mengeluh soal Modal, Pemprov Jateng Minta Bantuan BUMN

Sebelumnya, Taj Yasin juga meresmikan program desalinasi di Rusunawa Slamaran, Kota Pekalongan, pada Maret 2025.

Menurutnya, kehadiran teknologi desalinasi tak hanya menjadi solusi untuk pemenuhan kebutuhan air bersih, tetapi juga membuka potensi ekonomi baru di desa. 

Dengan adanya kemudahan air yang layak konsumsi, pelaku usaha mikro kecil dan menengah ( UMKM) serta masyarakat sekitar akan lebih mudah dalam berwirausaha.

“Kepala Desa Randusanga malah senang. Di sini sudah ada (UMKM) sirup rumput laut sehingga dengan adanya desalinasi ini bisa nanti membantu menumbuhkan dan mengembangkan UMKM di desa,” jelas Taj Yasin.

Meski demikian, ia menekankan pentingnya tata kelola yang inklusif dan berkelanjutan dari pengelolaan desalinasi tersebut. 

Baca juga: Rencana Pemprov Jateng, Gabungkan Perhelatan Lari Rupiah Borobudur Playon dan Borobudur Marathon

Ia berharap, pemasukan dari pengelolaan desalinasi disisihkan sebagian untuk keperluan pembangunan desa, termasuk perawatan alat desalinasi.

“Ini harus dikelola. Masyarakat terdampak jangan hanya separuh, semuanya harus merata,” pesan Taj Yasin.

Ia menegaskan, program desalinasi akan terus berlanjut ke wilayah pesisir lainnya.

“Di Jateng sudah dua kami anjurkan dan kami masih ada lagi nanti di Kabupaten Demak dan Pati. Untuk tahun depan, kami akan berlanjut lagi di daerah-daerah pesisir, seperti di Brebes ini,” ucap Taj Yasin.

Taj Yasin juga menyampaikan kebanggaannya karena teknologi desalinasi di Jateng sepenuhnya dikembangkan oleh anak bangsa, tanpa perlu bergantung pada impor. 

Baca juga: Respons Tarif Impor AS 19 Persen, Pemprov Jateng Cari Pasar Baru di Eropa

Sebelumnya, dia mengaku sempat ditawari teknologi dari luar negeri, termasuk dari Jerman dan Israel.

“Namun, alhamdulillah ternyata orang Indonesia hebat. Ini kampus yang membuat, 100 persen dari Undip, pemikirannya dari kampus Undip,” kata Taj Yasin.

Air bersih untuk semua warga desa

Kepala Desa Randusanga Kulon, Affan Setyono, mengatakan bahwa air hasil desalinasi mulai didistribusikan secara gratis kepada warga selama satu bulan ke depan.

Saat ini, kata dia, setiap kepala keluarga (KK) mendapat jatah satu jeriken. Adapun jumlah KK di Desa Randusanga Kulon mencapai 2.685.

“Karena desalinasi itu juga bahan bakunya dari air payau menjadi air reverse osmosis (RO), maka ini sehat,” ujar Affan. 

Baca juga: Pemprov Jateng Tanggapi Wacana Pemangkasan Durasi Magang Luar Negeri Jadi 6 Bulan

Dia berharap 4.000 liter air atau sekitar 2.000 jeriken dapat mencukupi kebutuhan seluruh warga.

“Kami siap mengelola dan nantinya dijual dengan harga untuk operasional saja,” jelas Affan.

Dia juga menyampaikan terima kasih kepada Pemprov Jateng atas bantuan desalinasi ini. 

“Atas nama Desa Randusanga Kulon, saya yang pertama mengucapkan terima kasih kepada Provinsi Jateng. Dengan adanya desalinasi ini, telah dihibahkan ke SPAM kami yang sudah dibentuk,” ucap Affan. 

Adapun program desalinasi menjadi bukti bahwa kolaborasi antara pemerintah daerah dan perguruan tinggi mampu melahirkan solusi nyata dan berdampak langsung bagi masyarakat.

Baca juga: Pemprov Jateng Kaji Opsi Penerbangan Perintis ke Beberapa Wilayah

Terkini Lainnya
Pemprov Jateng Pulangkan 100 Warga Terdampak Banjir Sumatera, Dapat Bantuan Modal Usaha

Pemprov Jateng Pulangkan 100 Warga Terdampak Banjir Sumatera, Dapat Bantuan Modal Usaha

Jateng Gayeng
Polemik Tambang Gunung Slamet, Gubernur Luthfi Utamakan Keselamatan Lingkungan dan Warga

Polemik Tambang Gunung Slamet, Gubernur Luthfi Utamakan Keselamatan Lingkungan dan Warga

Jateng Gayeng
Gubernur Ahmad Luthfi Ajak Perantau Asal Jateng Bangun Kampung Halaman

Gubernur Ahmad Luthfi Ajak Perantau Asal Jateng Bangun Kampung Halaman

Jateng Gayeng
Peringati Hari Antikorupsi Sedunia, Gubernur Ahmad Luthfi Ajak Jajaran Perkuat Budaya Integritas

Peringati Hari Antikorupsi Sedunia, Gubernur Ahmad Luthfi Ajak Jajaran Perkuat Budaya Integritas

Jateng Gayeng
Survei Litbang Kompas: 95,8 Persen Warga Jateng Nilai Program Kesehatan Perlu Dilanjutkan, Bukti Kesadaran Kesehatan Meningkat

Survei Litbang Kompas: 95,8 Persen Warga Jateng Nilai Program Kesehatan Perlu Dilanjutkan, Bukti Kesadaran Kesehatan Meningkat

Jateng Gayeng
Pemprov Jateng Raih Penghargaan Layanan Kesehatan Terbaik, Hasil Kolaborasi Program Speling

Pemprov Jateng Raih Penghargaan Layanan Kesehatan Terbaik, Hasil Kolaborasi Program Speling

Jateng Gayeng
Litbang Kompas: 73,2 Persen Warga Jateng Optimistis dengan Kepemimpinan Ahmad Luthfi, Jadi Modal Akselerasi Pembangunan

Litbang Kompas: 73,2 Persen Warga Jateng Optimistis dengan Kepemimpinan Ahmad Luthfi, Jadi Modal Akselerasi Pembangunan

Jateng Gayeng
Operasi Kemanusiaan di Sumbar, Pemprov Jateng Kirim Bantuan Rp 1,3 Miliar dan 40 Relawan

Operasi Kemanusiaan di Sumbar, Pemprov Jateng Kirim Bantuan Rp 1,3 Miliar dan 40 Relawan

Jateng Gayeng
Jateng Surplus Padi, Gubernur Ahmad Luthfi Dinobatkan Sebagai Kepala Daerah Swasembada Pangan

Jateng Surplus Padi, Gubernur Ahmad Luthfi Dinobatkan Sebagai Kepala Daerah Swasembada Pangan

Jateng Gayeng
Gubernur Jateng: Malaysia dan China Bakal Investasi Rp 62,3 Triliun di Jawa Tengah

Gubernur Jateng: Malaysia dan China Bakal Investasi Rp 62,3 Triliun di Jawa Tengah

Jateng Gayeng
Pemprov Jateng Pertahankan Capaian TPID Terbaik Tingkat Provinsi

Pemprov Jateng Pertahankan Capaian TPID Terbaik Tingkat Provinsi

Jateng Gayeng
Kebijakan Sarung Batik ASN Jateng Dongkrak UMKM, Menuai Apresiasi Publik

Kebijakan Sarung Batik ASN Jateng Dongkrak UMKM, Menuai Apresiasi Publik

Jateng Gayeng
Kualitas Data Diakui Nasional, Pemprov Jateng Raih Penghargaan dari Kemendukbangga

Kualitas Data Diakui Nasional, Pemprov Jateng Raih Penghargaan dari Kemendukbangga

Jateng Gayeng
Tanah Longsor di Banjarnegara, Gubernur Jateng Pastikan 886 Warga Aman di Hunian Sementara

Tanah Longsor di Banjarnegara, Gubernur Jateng Pastikan 886 Warga Aman di Hunian Sementara

Jateng Gayeng
Borobudur Marathon Naik Kelas, Jawa Tengah Bidik Ikon Marathon Dunia

Borobudur Marathon Naik Kelas, Jawa Tengah Bidik Ikon Marathon Dunia

Jateng Gayeng
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Rp
Minimal apresiasi Rp 5.000
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com