KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) menggelar program Sinergi Inflasi Makin Harmonis atau " Si-Manis Mart" di Pasar Bulu, Kota Semarang.
Tujuan diadakannya program itu adalah untuk menjaga stabilitas harga pangan dan menekan laju inflasi di Jateng.
Program tersebut merupakan kolaborasi antara Pemprov Jateng, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang, sejumlah satuan tugas (satgas) pangan, badan usaha milik daerah (BUMD), Badan Urusan Logistik (Bulog), serta Badan Pusat Statistik (BPS).
Penjabat (Pj) Gubernur Jateng Nana Sudjana mengatakan, Si-Manis Mart didasarkan pada sejumlah program yang sudah ada sebelumnya, seperti Gerakan Pasar Murah (GPM), operasi pasar, hingga intervensi pangan murah.
Baca juga: Kejati Jateng Tangkap 2 DPO Kasus Korupsi, Siapa Saja Mereka?
"Si-Manis Mart ini akan menjadi program jangka panjang dan menjadi pilot project. Pertama kami buka di Pasar Bulu, berikutnya akan dibuka di Pasar Karangayu," jelas Nana melalui siaran persnya, Kamis (20/6/2024).
Nana berharap, inovasi tersebut dapat segera diimplementasikan di delapan daerah lain yang indeks harga konsumennya (IHK) tinggi.
"Kami bekerja sama dengan kabupaten/kota lain untuk mewujudkan program serupa," tuturnya.
Nana menjelaskan, selain itu menjaga stabilitas harga dan menekan laju inflasi, Si-Manis Mart juga dipercaya bisa memberikan pengaruh psikologis kepada para pedagang lain, terutama dalam menetapkan harga pangan yang sesuai harga acuan pemerintah (HAP).
Baca juga: Golkar Prioritaskan Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi Maju Pilkada Jateng 2024
"Si-Manis Mart juga memotong rantai distribusi dari produsen ke konsumen serta menjaga ketersediaan stok barang," ucapnya.
Sebagai informasi, harga bahan pokok yang dijual di Si-Manis Mart per 20 Juni 2024, antara lain Beras SPHP seharga Rp 59.000, Beras Ceva Rp 75.000, minyak goreng Rp 14.000, dan gula pasir Rp 17.000.
Kemudian, telur ayam Rp 25.000, bawang merah Rp 38.900, bawang putih Rp 38.900, cabai rawit Rp 35.900, dan cabai keriting Rp 55.000.
"Untuk pembelian kami batasi. Misal seorang beli beras maksimal 10 kg, cabai, bawang, dan telur dibatasi 2 kg. Kami tidak cari keuntungan dan hanya menjaga stabilitas harga. Makanya, waktunya juga kami batasi, kalau harga sudah stabil, kita evaluasi lagi," kata Nana.
Baca juga: Baru 50 Persen Calon Siswa di Jateng Lakukan Verifikasi, Layanan PPDB Diperpanjang
Diketahui bahwa laju inflasi seringkali dipengaruhi oleh kenaikan harga pangan dan stok pangan. Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Jateng selama ini mengklaim sudah menjalankan pengendalian inflasi secara optimal.
Hasilnya, belum lama ini TPID Jateng menerima penghargaan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Bahkan, laju inflasi di Jateng berhasil turun di angka 2,66 persen atau di bawah rata-rata nasional sebesar 2,84 persen.
"Inilah pentingnya kolaborasi dalam menekan inflasi,” tandas Nana.
Adapun kehadiran Si-Manis Mart disambut antusias oleh warga. Salah satunya Riris yang mengaku sudah sering membeli di kios Si-Manis Mart.
"Saya biasanya belanja beras, telur, dan gula. Beli di sini karena lebih murah dari tempat lain. Gula kalau di luar Rp 18.000, di sini hanya Rp 16.000 saja," tuturnya.
Baca juga: 4 Kabupaten di Jateng Alami Kekeringan, Paling Parah Cilacap dan Klaten