KOMPAS.com – Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo menginisiasi pengentasan kemiskinan melalui jalur pendidikan, salah satunya dengan membuka sekolah menengah kejuruan (SMK) boarding dan semi boarding.
Ganjar menerangkan, hal itu dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng guna memberantas kemiskinan di daerah.
“Visinya harus menjadi pelopor, penggerak pemberantasan kemiskinan. Nantinya, para lulusan setelah lima tahun bisa mengentaskan kemiskinan dirinya dan lingkungannya. Selain itu, juga bisa menggerakan masyarakat tersebut untuk pengentasan kemiskinan daerahnya,” ungkap Ganjar dalam keterangan persnya, Rabu (8/2/2023).
Adapun pendaftaran penerimaan peserta didik baru ( PPDB) SMK Negeri Jateng atau SMK boarding dan 15 SMK semi boarding yang dibuka secara gratis.
“Nantinya di SMK tersebut, selain fasilitas asrama, seluruhnya biaya pendidikan, mulai dari makan hingga seragam akan digratiskan,” ujar Ganjar.
Baca juga: Entaskan Kemiskinan Lewat Pendidikan, Pemprov Jateng Bakal Bangun Unit Sekolah Baru
Menjadi salah satu program pengentasan kemiskinan di Jateng, lanjut Ganjar, maka syarat utama calon siswa yang diterima adalah harus warga Jateng dan benar-benar dari kalangan miskin.
“(Syarat) ini dibuktikan dari penyertaan kartu keluarga (KK) dan terdaftar di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial ( DTKS),” ucap Ganjar.
Kepala SMK Negeri Jateng Semarang Samiran mengatakan, penyelenggara pendaftaran PPDB SMK Boarding dan Semi Boarding dibuka di tiga SMK Boarding, yakni SMKN Jateng di Semarang, Pati, dan Purbalingga, serta 15 SMK semi boarding.
“SMK boarding di Semarang mendapat kesempatan ditunjuk langsung oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan sebagai yang mengkoordinasikan 18 sekolah boarding dan semi boarding. Rencananya pendaftaran ini akan dimulai pada Februari,” ujar Samiran di SMK Jateng Semarang, Selasa (7/2/2023).
Adapun 15 SMK semi boarding yang tercatat, diantaranya SMKN 1 Demak, SMKN 2 Rembang, SMKN 1 Wirosari Grobogan, SMKN 1 Jepon Blora, SMKN 1 Tulung Klaten, SMKN 1 Kedawung Sragen, SMKN 2 Wonogiri, dan SMKN 1 Purworejo.
Kemudian ada pula SMKN 2 Wonosobo, SMKN 1 Punggelan Banjarnegara, SMKN 1 Alian Kebumen, SMKN 2 Cilacap, SMKN 1 Kalibagor Banyumas, SMKN 1 Tonjong Brebes, dan SMKN 1 Randudongkal Pemalang.
Baca juga: Potret Ganjar Pranowo Nyempil di Tengah Para Pejabat Saat Resepsi 1 Abad NU
Tak hanya itu, Samiran mengaku, pihaknya telah mencoba aplikasi pendaftaran PPDB SMK boarding dan semi boarding yang nantinya akan digunakan sebagai pendaftaran yang dimulai pada Februari 2023.
Dengan demikian, pendaftaran PPDB SMK boarding dan semi boarding akan dilakukan pada 14 Februari 2023 dan masa pendaftaran akan dibuka sekitar satu bulan hingga satu setengah bulan.
“Insya Allah bulan Mei nanti sudah selesai dan siswa dapat melakukan daftar ulang sekitar akhir Mei. Kami memberikan waktu untuk anak-anak yang tidak diterima di SMK Jateng baik boarding maupun semi boarding untuk mendaftar di sekolah reguler,” jelas Samiran.
Untuk kuota PPDB, kata Samiran, SMK Negeri Jateng di Semarang akan menerima sebanyak 120 siswa, SMK Jateng di Pati sebanyak 72 siswa, dan SMK Jateng di Purbalingga menerima sebanyak 96 siswa.
“Sedangkan untuk di SMK semi boarding rata-rata kuota setiap sekolah menerima 30 siswa, sehingga dari total 15 sekolah, kuotanya sekitar 450 siswa,” kata Samiran.
Baca juga: Hadiri Perayaan Natal Pemprov Jateng, Ganjar Apresiasi Pemanfaatan Gereja untuk Pengungsi Bencana
Sebagai informasi, SMK Jateng merupakan program Gubernur Jateng Ganjar Pranowo sejak 2014. Keberadaan sangat membantu pelajar Jateng kurang mampu dalam mengakses pendidikan.
Dalam menempuh pendidikan, para siswa akan sama sekali tidak dipungut biaya. Selain itu, siswa juga mendapat berbagai fasilitas, mulai dari tempat tinggal, makan, hingga fasilitas kesehatan.
Adapun yang membedakan SMK Jateng boarding dan semi boarding, yaitu seluruh siswa SMK boarding akan tinggal dan belajar di sekolah. Sedangkan, di SMK semi boarding, siswa akan masih belajar dengan siswa reguler meski mereka tinggal di asrama.
Untuk diketahui, SMK Negeri Jateng sudah terbukti berkualitas dan sangat diterima industri. Tidak hanya di dalam negeri, bahkan juga luar negeri.
Dengan demikian, lulusan SMK Negeri Jateng tidak hanya mendapat akses pendidikan gratis, tetapi juga membantu perekonomian keluarga lepas dari jerat kemiskinan.
Salah satu siswa bernama Mohammad Safii Anshori, warga RT 8 RW 2, Desa/Kecamatan Kayen, Pati yang merupakan lulusan SMK Negeri Jateng, mengaku berhasil bekerja di Jepang dengan memiliki penghasilan sebesar Rp 20 juta per bulan.
Pendapatan besar itu tidak lantas membuat Safii berfoya-foya. Ia mengumpulkan penghasilannya di Negeri Matahari Terbit itu untuk berinvestasi.
Dari hasil kerjanya, Safii mampu membeli dua bidang tanah seharga masing-masing Rp 150 juta dan Rp 130 juta. Selain itu, dia bisa membelikan adiknya sepeda motor.
Safii pun berhasil membantu mengubah nasib keluarganya. Sebab, ayahnya adalah seorang kuli bangunan dan sang ibu tidak bekerja sama sekali.
Sebelumnya, Safii nyaris putus sekolah saat belajar di ekolah Menengah Pertama (SMP) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) 6 Kayen.
Baca juga: 2019, Siswa Tak Mampu DKI Bisa Sekolah Gratis di SMK Boarding School
Namun, kekhawatiran itu hilang sejak ada SMK Negeri Jateng yang dapat menampung Safii dan anak-anak tidak mampu. Di SMK ini, Safii bisa belajar dengan gratis dengan berbagai fasilitas memadai.
Hal serupa juga dirasakan teman seangkatan Safii di SMK Negeri Jateng Pati bernama Rizki Indra Pradana. Ia merupakan anak sulung dari tiga bersaudara. Ayah Rizki berprofesi sebagai tukang ojek dan ibunya tidak bekerja.
Selepas lulus dari SMK Negeri Jateng Pati, Rizki pergi mengadu nasib di Jepang. Ia pun berhasil mengubah nasib keluarganya. Kini, Rizki mampu membuatkan toko untuk ayahnya agar tidak perlu lagi menjadi tukang ojek.
Rizki mengaku bersyukur karena bisa masuk ke SMKN Jateng dan diarahkan untuk melamar kerja di Jepang. Dia juga berpesan kepada anak-anak di Jateng dari keluarga miskin untuk jangan takut jika tak bisa bersekolah.
Menurutnya, Pemprov Jateng memiliki tiga SMKN Jateng yang siap menampung dan mengarahkan lulusannya untuk mendapatkan pekerjaan yang baik.