KOMPAS.com – Wakil Direktur Rumah Sakit Umum Daerah ( RSUD) Tugurejo Semarang Prihatin Iman Nugroho mengatakan, sejak dibuka Pos Kesehatan (Poskes) virus corona disease (Covid-19) banyak diserbu warga yang ingin memeriksakan diri tanpa dipungut biaya.
Dia menyebut, kebanyakan dari mereka mengeluh sakit flu, namun ada pula yang tak bergejala mendatangi fasilitas kesehatan tersebut.
"Poskes Covid-19 ini kami dirikan sesuai perintah dari Pak Ganjar selaku Gubernur Jawa Tengah. Sejak dibuka pada Rabu (18/3/2020) banyak yang memeriksa diri secara sukarela,” ujarnya.
Prihatin menjelaskan, sebanyak 73 orang datang saat hari pertama dibuka dan belum mengetahui angka pasti pada hari kedua karena yang datang lebih banyak.
Lebih lanjut, dia menjelaskan syarat mudah dalam mengakses layanan Poskes Covid-19, yaitu kartu identitas berupa KTP atau tanda pengenal lain.
Baca juga: Empat Pasien Positif Covid-19 di Jateng, Ganjar Ajak Masyarakat Bersatu Lawan Corona
Setelah mendaftar, petugas medis akan melakukan asesmen awal, berupa pemeriksan suhu tubuh dan tekanan darah.
"Nah setelahnya ada sesi edukasi. Di sana dijelaskan tanda seseorang terkena Covid-19 atau flu biasa,” jelasnya seperti keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (19/3/2020).
Setelah itu, lanjutnya, ada tahap pemeriksaan kembali sesuai asesmen awal. Lalu ditentukan apakah pasien perlu dirawat atau tidak.
"Datang saja mulai pukul 09.00 sampai 12.00 WIB," urainya.
Prihatin menambahkan, RSUD Tugurejo kini memiliki empat ruang isolasi khusus pengidap Covid-19 dan menyiagakan dokter spesialis penyakit dalam, paru, dan dokter lain yang berhubungan dengan penyakit ini.
Baca juga: Ini 7 Rumah Sakit di Jateng untuk Tes Corona, Ganjar: Tak Ada Biaya
Dia menjelaskan, setiap dokter yang bertugas diharuskan memakai alat pelindung diri (APD) yang sudah tersedia, di antaranya apron, sarung tangan, kacamata, hingga sepatu boot.
“Untuk APD, saat ini terbatas namun masih mencukupi," ungkapnya.
Lebih lanjut, Prihatin menuturkan, ketika seorang warga dicurigai memiliki risiko, baik dari segi kesehatan maupun riwayat perjalanan, maka akan dimasukan ke kategori lanjut.
Untuk kategori tersebut, dia menjabarkan ada tiga kategori setelah warga melakukan assessment, yakni menjadi Orang Dalam Pemantauan (ODP), Pasien Dalam Pengawasan ( PDP) atau tidak termasuk keduanya.
Jika orang tersebut termasuk kategori ODP, orang tersebut akan diberi pengarahan untuk melakukan isolasi diri di rumah.
Baca juga: Ganjar: 4 Pasien Positif Corona di Jateng Pernah Seminar di Bogor, 2 Meninggal
Akan tetapi jika dimasukkan dalam kategori PDP dengan pemberatan penyakit, orang tersebut akan dirawat pada instalasi isolasi.
"Nah jika tak termasuk keduanya (ODP dan PDP) kami berikan edukasi agar menjalani hidup sehat, Di Tugurejo, belum ada kasus positif Covid-19. Hanya ada beberapa pasien PDP," imbuhnya.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) terus mengajak masyarakat untuk tidak ragu memeriksakan diri terkait Covid-19 ke RS milik Pemprov Jateng.
Ajakan ini pun untuk mereka yang telah bepergian di wilayah terjangkit atau yang memiliki gejala sama dengan pasien virus corona, yaitu flu, batuk, dan sesak napas dalam 14 hari terakhir.
Baca juga: Pemprov Jateng Tambah 46 Rumah Sakit Rujukan Corona
Adapun, tujuh rumah sakit yang menyediakan fasilitas periksa Covid-19 gratis adalah, RSUD Dr Moewardi Surakarta, RSDU Kelet Jepara, RSJD Dr Amino Gondohutomo Semarang, RSJD Sudjarwadi Klaten, RSJD Surakarta, RSUD Dr Margono Soekarjo Purwokerto, dan RSUD Tugurejo Semarang.
Sementara itu, total ada 58 rumah sakit di seluruh Jawa Tengah yang siaga untuk merawat pasien terduga atau positif Covid-19.
Pemprov Jateng juga menyediakan hotline Covid-19 di (024) 3580713 dan 082313600560.
Tak hanya itu, ada pula laman khusus yang memutakhirkan sebaran dan segala informasi tentang Corona Virus Disease yang beralamat di corona.jatengprov.go.id.
Meski layanan cek Covid-19 secara gratis di RS milik Pemprov Jateng belum lama diumumkan, sudah banyak masyarakat yang secara sukarela datang.
Baca juga: Antisipasi Virus Corona di Jateng, Ganjar Imbau Masjid Tak Gunakan Karpet
Seorang mahasiswi dari Universitas Negeri Semarang (Unnes) Bunga Ramadhani (25), misalnya, menceritakan pengalamannya pergi ke RSUD Tugurejo Semarang, Kamis (19/3/2020).
Bersama tiga kawannya, dia menempuh jarak cukup jauh dari tempat kostnya di Gunungpati untuk menyambangi Pokses Covid-19, di depan ruang Kenanga.
Bunga, seperti halnya kebanyakan orang yang mengantre periksa, memakai masker. Sembari menunggu, dia bercerita tentang keluhan batuk pilek yang dialami.
Meski sedang tidak demam atau mengalami sesak nafas, dia mengaku ingin kepastian terhadap penyakitnya, apakah hanya flu biasa atau gejala awal Covid-19.
Apalagi, ujarnya, dia sempat bepergian ke luar Jawa, pada bulan lalu.
Baca juga: Satu Warga Boyolali Pasien dalam Pengawasan Corona, Dirawat di RS Jateng
"Saya sempat pergi ke Aceh bulan lalu. Nah, sekarang saya batuk pilek, maka saya ingin memeriksakan diri," tutur gadis berkacamata itu.
Untuk sampai ke sini, Bunga bercerita, keinginannya untuk memeriksakan diri muncul setelah mengetahui postingan di media sosial.
Karena tidak ingin tertular dan menulari orang-orang di sekitarnya, ia akhirnya secara sukarela bersama temannya periksa.
"Ya cuma ingin memastikan saja. Kalau negatif alhamdulillah. Teman saya ada yang pilek, tapi ada juga yang tidak sakit terus ikut. Ya ingin tahu saja, wong kita ini tinggal satu indekos," paparnya.
Selain Bunga, di RSUD Tugurejo saat itu juga banyak warga yang mengantre di Posko Kesehatan Covid-19.
Contohnya Abdi. Ia datang karena ingin memeriksakan kondisi tubuhnya mesti tidak menunjukkan gejala sakit.
Baca juga: Jateng Waspada Corona, Ganjar Liburkan Sekolah Selama Dua Pekan
"Kalau saya sih enggak sakit, tapi kemarin dari Tegal, naik kereta. Jadi ingin tahu apakah saya tertular atau tidak," ungkap Abdi.