KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mendorong percepatan revitalisasi Alun-alun Kota Cimahi yang telah didukung Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jabar.
"Bantuan ke Cimahi selama lima tahun, walaupun jumlah penduduk Cimahi tidak terlalu besar, itu lebih dari Rp 400 miliar dalam berbagai bidang program. Mungkin yang terakhir sudah ditunggu-tunggu adalah revitalisasi Alun-alun Cimahi secepatnya," ujar pria yang akrab disapa Kang Emil itu dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (22/6/2023).
Pernyataan tersebut ia sampaikan dalam Rapat Paripurna Hari Ulang Tahun (HUT) ke-22 Kota Cimahi, di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Cimahi, Rabu (21/6/2023).
Kang Emil mengatakan, penataan Alun-alun Kota Cimahi menjadi hadiah spesial bagi warga Cimahi di perayaan HUT ke-22 yang bertepatan dengan 21 Juni 2023.
Baca juga: Transmigrasi di Indonesia, Riwayat Pemerataan dan Kesejahteraan
Revitalisasi Alun-alun Cimahi yang dibahas mulai 2022 itu, kata dia, sudah melalui tahap pemugaran dan pemerataan tanah untuk penataan ulang.
Seperti diketahui, alun-alun kota yang akan menjadi wajah baru Cimahi tersebut dibangun dengan bantuan APBD Provinsi Jabar dan didesain langsung oleh Kang Emil.
“Nantinya, pemandangan yang semula kurang elok dipandang karena kumuh dan tidak terawat, akan berganti menjadi fasilitas warga untuk berwisata dan meningkatkan indeks kebahagian. Bukan hanya bagi warga Cimahi tapi daerah tetangga,” ucapnya.
Baca juga: Mengapa Cimahi Dijuluki Kota Militer?
Kang Emil berharap, bantuan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi agar dipakai untuk menjawab berbagai permasalahan kota.
Permasalahan kota tersebut, seperti penataan pemanfaatan air tanah, transportasi publik, dan tata ruang bersinergi dengan daerah lain dalam aglomerasi Cekungan Bandung. Terutama dengan daerah yang berbatasan langsung, seperti Kabupaten Bandung, Bandung Barat, dan Kota Bandung.
"Jangan lagi pernah ada cerita Cimahi menganggarkan anggaran untuk banjir tapi kabupatennya enggak, sehingga akhirnya uangnya dibelanjakan tapi banjirnya tidak selesai. Nah, itu saya kira ada optimisme dari (pemanfaatan anggaran) untuk Kota Cimahi," ucap Kang Emil.
Baca juga: Jaga Kondusifitas Pemilu 2024, Bawaslu Bojonegoro Minta Semua Elemen Taat Aturan
Tak lupa, ia mengajak masyarakat dan stakeholders agar menjaga kondusifitas Cimahi memasuki tahun politik.
"Secara politik saya titip di tahun depan (2024) harus kondusif harus damai karena siapa pun yang terpilih, ini sudah ada takdirnya sebenarnya," imbuh Kang Emil.
Sebagai informasi, Kota Cimahi berdiri dan menjadi daerah otonom baru pada 21 Juni 2001, setelah sebelumnya wilayah kota ini bersatu dengan Kabupaten Bandung.