KOMPAS.com - Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum membuka Pelatihan Juru Sembelih Halal dan Manajemen Kurban Terpadu di Ruang Auditorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Siliwangi (Unsil), Kota Tasikmalaya, Minggu (10/6/2023).
Pelatihan menjelang Idul Adha tersebut diberikan kepada para juru sembelih untuk menjamin daging kurban yang akan dikonsumsi masyarakat betul-betul halal dan berkualitas baik serta terdistribusi dengan merata dan tepat sasaran.
Uu mengatakan, juru sembelih perlu memperhatikan metode pemotongan hewan yang sesuai dengan prinsip-prinsip ketetapan dalam agama Islam.
Baca juga: Kisah Umat Islam Hijrah ke Habasyah yang Kedua
"Pelatihan ini bertujuan memastikan hewan disembelih dengan cara yang sesuai dengan tuntunan agama dan aturan yang berlaku," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (12/6/2023).
Panglima Santri Jabar itu menekankan beberapa poin yang harus diperhatikan dalam pelatihan juru sembelih halal.
Pertama, kata dia, prinsip dasar dalam pemotongan hewan halal.
"(Hal) ini mencakup pemahaman tentang metode yang dianjurkan dalam agama untuk penyembelihan," ucap Uu.
Baca juga: Anggota DPR Minta Pemerintah Awasi Penyembelihan Hewan Kurban Selama 3 Hari Tasyrik
Kedua, keahlian praktis, yakni pelatihan yang memberikan pengetahuan dan keterampilan praktis dalam pemotongan hewan halal.
Keahlian praktis itu, meliputi pemahaman tentang anatomi hewan, teknik pemotongan yang benar, serta bagaimana menghindari kesalahan yang dapat mempengaruhi kehalalan proses pemotongan.
"Kami sangat mendukung kegiatan ini, semoga setelah selesai pelatihan, para peserta mampu menyerap ilmu dan pengalaman, sehingga menambah wawasan serta kompetensi masing-masing," ujar Uu.
Ia menjelaskan, kurban merupakan ibadah sunnah muakkad, artinya ibadah yang sangat dianjurkan bagi umat Islam apabila mampu menjalankan.
Baca juga: Peternakan Kambing di Malang Bagikan 5.000 Ekor Hewan Kurban Gratis
Adapun hewan yang disembelih sebagai kurban di Indonesia umumnya sapi, kerbau, kambing, atau domba.
“Ibadah kurban, juga memiliki nilai ijtima’iyah atau kemasyarakatan, karena daging hewan yang disembelih dibagi-bagikan, terutama kepada kaum yang membutuhkan. Oleh karenanya, ibadah kurban menjadi salah satu ibadah sosial,” imbuh Uu.