KOMPAS.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) menjalin kerja sama dengan Monash University dalam pengolahan limbah dan revitalisasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, kerja sama tersebut dijalin untuk menuntaskan penanganan revitalisasi Citarum dengan keilmuan dan teknologi dari Australia.
“Kami berkomitmen menyelesaikan persoalan Sungai Citarum, salah satunya dengan melakukan kolaborasi pentaheliks dengan akademisi,” ungkap gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu melalui keterangan persnya, Jumat (12/5/2023).
Dia mengatakan itu dalam acara penandatanganan nota kesepakatan kerja sama dengan Pro Vice-Chancellor and President of Monash University Andrew Macintyre secara virtual di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Kamis (11/5/2023).
Kang Emil menyebutkan, kerja sama tersebut akan melibatkan peneliti dari Universitas Indonesia (UI), Universitas Padjadjaran (Unpad), dan Badan Ilmu Pengetahuan Nasional Australia.
Baca juga: Pemprov Jabar Raih 510 Penghargaan, Ridwan Kamil: Bukti Ada 510 Perubahan di Berbagai Bidang
Para peneliti akan berkolaborasi lewat berbagai keahlian multidisiplin dengan pengambilan keputusan yang berorientasi pada masyarakat di sekitar DAS Citarum.
"Saya tidak mau Citarum ini diwariskan ke generasi berikut sebagai sungai yang kotor dan tidak manusiawi, tapi harus paripurna," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (12/5/2023).
Kang Emil mengatakan, kondisi Sungai Citarum saat ini terus membaik dengan status cemar ringan dan sudah terlihat jernih di beberapa titik.
"Sekarang statusnya sudah lebih baik, jernih di beberapa lokasi, dan sudah tidak ada lagi status cemar berat," terangnya.
Sementara itu, Pro Vice-Chancellor and President of Monash University Andrew MacIntyre mengatakan, pihaknya senang melihat realisasi kemitraan antarinstitusi untuk memberikan layanan air dan penanganan limbah yang lebih baik.
Baca juga: Menyoal Keberlanjutan Citarum Harum
Kolaborasi itu pun diharapkan dapat merevitalisasi masyarakat, ekonomi, dan lingkungan.
“Kemitraan ini membawa kami selangkah lebih dekat dalam mewujudkan visi kami untuk menciptakan sungai yang bersih, sehat, dan produktif dengan menggunakan pendekatan baru yang memanfaatkan limbah sehingga mendorong masyarakat menuju keberlanjutan," kata Andrew.
Dia menuturkan, pihaknya ingin membantu masyarakat beralih dari membuang limbah ke lingkungan kepada solusi sirkular, termasuk mendaur ulang dan menggunakan kembali.
Sementara itu, Director of the Informal Cities Lab, bagian dari Monash Faculty of Art, Design and Architecture Diego Ramirez-Lovering akan memimpin proyek transformasi Sungai Citarum.
Dia mengatakan, penandatanganan nota kesepakatan bersama tersebut adalah pencapaian yang sangat penting.
Baca juga: Teknologi Finlandia Bersihkan Citarum, 1,2 Ton Sampah Plastik Diangkat Tiap Hari
"Proyek ini menunjukkan dukungan luar biasa dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten, dan daerah untuk proyek Transformasi Citarum," ucapnya.
Diego mengungkapkan, selama lima tahun terakhir timnya telah mengembangkan roadmap dan masterplan revitalisasi sungai berdasarkan kepakaran interdisipliner.
Dia menegaskan, pihaknya siap untuk merancang bersama dan menguji proyek percontohan terintegrasi yang baru untuk mencapai zero-waste dan rehabilitasi sungai.
"Dalam perjalanannya, kami akan bekerja sama dengan berbagai kelompok masyarakat yang berorientasi pada kearifan lokal, pengetahuan, kepekaan budaya, serta kesetaraan gender, disabilitas, dan inklusi sosial (GEDSI)," imbuhnya.
Adapun kerja sama dengan universitas ternama dari Australia itu akan berjalan selama lima tahun atau 2027.
Baca juga: Saluran Air ke Sungai Citarum Dipenuhi Busa, Keluarkan Bau Tak Sedap
Kerja sama meliputi bidang riset, pengembangan kapasitas, dan pengembangan teknologi untuk revitalisasi DAS Citarum.
Proyek tersebut akan menggabungkan inovasi teknologi, sosial, dan membentuk laboratorium hidup untuk mempelajari transformasi sungai. Selain itu, ada juga penilaian terkait keefektifan zero waste dalam mengurangi pencemaran limbah.
Para peneliti akan mengembangkan proof of concept untuk pengelolaan sampah secara terintegrasi serta menyusun bukti untuk mengevaluasi efektivitas kebijakan pada skala lokal, nasional, maupun internasional.
Adapun penandatanganan kerja sama tersebut turut disaksikan perwakilan dari Monash University, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), dan Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jabar.
Baca juga: Angka Kecelakaan di Jabar Turun 45,58 Persen, Ridwan Kamil: Mudik Tahun Ini Sukses