KOMPAS.com – Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum melepas ekspor ubi cilembu senilai 300.000 dollar Amerika Serikat (AS) untuk dikirimkan ke Hongkong yang diangkut menggunakan mobil boks engkel, di halaman Gedung Sate, Kota Bandung, Sabtu (8/10/2022).
Adapun ubi cilembu asal Sumedang tersebut diekspor oleh PT Sinar Agro Cilembu yang merupakan salah satu perusahaan binaan Dinas Industri dan Perdagangan Jabar dan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Jabar.
“ Ekspor ubi cilembu hari ini adalah satu satu jawaban kepada dunia bahwa Indonesia ekonominya sudah pulih kembali pascapandemi Covid-19. Apalagi Jabar sudah ngabret atau cepat maju dalam bidang ekonomi,” ungkap Uu dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Minggu (9/10/2022).
Hal tersebut disampaikan oleh UU pada saat menghadiri pelepasan mobil boks engkel yang membawa ekspor ubi cilembu, di halaman Gedung Sate, Kota Bandung, Sabtu.
Uu mengatakan, selain ubi, beberapa komoditas di Jabar, seperti kopi, manggis, batok kelapa, coklat bubuk, tanaman hias, dan komoditas agro lain juga turut dikirim ke luar negeri.
Baca juga: Tawarkan 43.000 Ha Tanah Investasi, Wagub Uu Jamin Investor Dapat Berinvestasi dengan Aman dan Mudah
“Insya Allah, ekspor yang dilakukan oleh Jabar bukan hanya hari ini. Ke depannya akan datang jutaan dolar ke Jabar yang diterima dari penjualan produk pertanian maupun perkebunan Jabar yang dijual ke luar negeri. Diharapkan ekspor ini membuat Jabar semakin ngabret ekonominya serta kesejahteraannya juga meningkat dibingkai dengan keimanan dan ketakwaan,” ujar Uu.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jabar Iendra Sofyan mengatakan, pelepasan ekspor ubi cilembu merupakan upaya dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar untuk memanfaatkan peluang ekspor dari sektor usaha kecil mikro dan menengah ( UMKM).
Sebab, saat ini pelaku UMKM yang bisa melakukan ekspor baru mencapai dua persen dan masih melalui jasa eksportir yang berbiaya tinggi, sehingga mengurangi keuntungan pelaku UMKM.
“Dengan terus mendorong pelaku UMKM ekspor, pihaknya berharap pelaku UMKM yang naik kelas melakukan ekspor meningkat menjadi tiga sampai empat persen nantinya. Kami terus ingin meningkatkan jumlah UMKM yang ekspor itu semkain tumbuh dan makin berani,” ujar Iendra.
Baca juga: Cegah Kekerasan di Ponpes, Wagub Uu Minta Pengurus Pesantren Tingkatkan Pengawasan
Adapun upaya yang dilakukan, sebut Iendra, Dinas Perindustrian dan Perdagangan ( Disperindag) selama ini telah menggelar pelatihan bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui export coaching programme.
“Dari pelatihan tersebut, pelaku UMKM yang telah dikurasi mendapatkan pelatihan selama satu tahun yang berguna untuk mematangkan kesiapan pelaku ekspor, karena ekspor perlu proses yang tidak mudah,” sebut Iendra.
Menurutnya, UMKM yang ingin melakukan ekspor harus bisa memenuhi standar kualitas, kuantitas, kontinuitas, dan kemasan (4K) dalam komoditasnya serta standar administrasi (1A).
“Setiap pelaku UMKM harus bisa memenuhi standar 4K. Mulai dari kualitas yang tiap negara memiliki kriteria masing-masing, lalu ada kuantitas, kontinuitas, hingga kemasan yang menentukan tiap negara dan Disperindag telah menyiapkan Rumah Kemasan untuk membantu para pelaku UMKM,” jelas Iendra.
Selanjutnya dari sisi pengolahan, kata Iendra, Disperindag telah melakukan pembinaan bersama dengan perangkat daerah lainnya, seperti Dinas Perkebunan dan stakeholder lain. Kemudian dari pembiayaan diberikan oleh Bank Jabar Banten (bjb).
Baca juga: Atasi Banjir di Dayeuhandap, Wagub Uu Minta Warga di Sepanjang Sungai Cipeujeuh Mau Direlokasi
“Ini sudah lengkap berkolaborasi dengan berbagai stakeholder di bidangnya dari hulu sampai hilir untuk mendorong dalam meningkatkan ekspor,” katanya.
Lebih lanjut, Iendra menyebutkan, Pada Juli 2022, nilai neraca ekspor nonmigas Jabar pun cukup menggembirakan dengan mencapai 22,53 miliar dollar AS atau 13,52 persen terhadap nilai ekspor nasional.
“Alhamdulillah mulai pandemi Covid-19 sampai dengan sekarang, kita tetap di peringkat nomor satu ekspor dan surplus sampai dengan semester ini, meskipun harus melalui kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Jadi hal itu membuat impor tetap masih kecil daripada ekspor,” sebutnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan Jabar Jafar Sidik mengatakan, dari sektor perkebunan terus mendorong komoditas kopi, coco fiber, batok kelapa, teh, dan cokelat yang saat ini sudah rutin mengekspor satu kontainer.
“Kami berharap untuk komoditas yang lain juga turut melakukan ekspor dengan memperhatikan kualitas,” ujar Jafar.