KOMPAS.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) melalui Komite Pemulihan Ekonomi Daerah (KPED) Jabar terus berupaya mendorong pemulihan ekonomi masyarakat Jabar pascapandemi Covid-19.
Ketua Harian KPED Jabar Ipong Witono mengatakan, Indonesia saat ini belum terkena dampak dari sejumlah tantangan dan risiko dari pergolakan ekonomi global karena stok pangan masih mencukupi.
Namun, dia mengingatkan bahwa inflasi akan menekan perekonomian.
"Dari 15 negara terancam resesi, Indonesia nomor ke-14. Ini ukuran negaranya Astronesia: Australia dan Asia. Kita tidak boleh terlena dan suasana sense of crisis di Jabar ini belum terasa," katanya dalam West Java Talk–The Latest Economic Recovery Issues, Kamis (21/7/2022).
Ipong menjelaskan, untuk menghadapi tantangan dan risiko perekonomian yang sudah berada di depan mata, KPED Jabar menggagas sejumlah langkah antisipasi.
Baca juga: Buka Ruang Anak Berekspresi, Disparbud Jabar Gelar Smiling West Java Childrens Miracle
Pertama, KPED Jabar berupaya mengintegrasikan kebijakan parsial menjadi holistik dalam mengelola rantai pasokan melalui supply chain center.
"Mohon dukungan dari semua. Kebijakan ini akan menyatukan 296 aplikasi yang dimiliki Jabar untuk memetakan neraca pangan dan perdagangan di Jabar,” katanya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com.
Dia menyebutkan, penyatuan aplikasi tersebut sedang disusun dan menghasilkan satu aplikasi pada 2022.
“Kami akan mulai dengan model bisnis di komoditas ayam. Nanti diduplikasi," terangnya.
Kedua, KPED Jabar membuat gerakan gastronomi yang berbasis ketahanan pangan di desa.
Selain memperkuat ketahanan pangan, gerakan itu diharapkan dapat menggerakkan sektor usaha mikro kecil menengah (UMKM) serta mendongkrak sektor pariwisata dan kuliner Jabar berbasis ekonomi perdesaan.
Baca juga: LPA Sebut Ada Siswa SMP di Jabar Berperilaku Menyimpang pada Hewan dan Merekamnya
Gerakan tersebut juga diharapkan mengembalikan pola konsumsi masayrakat Jabar pada tradisi lokal agar mengurangi ketergantungan pasokan makanan impor.
Ipong menilai, ada banyak negara yang berhasil menggerakkan ekonomi pariwisata melalui pangan lokalnya, seperti Jepang dan Korea Selatan yang mendunia.
"Kita belajar cara Jepang mengekspansi melalui makanan dan lain sebagainya. Kita semua pernah makan sushi,” ujarnya.
Ipong menjelaskan, Jabar mempunyai material yang banyak, tetapi belum disatupadukan.
Baca juga: Inovasi Digital Jabar Dipaparkan pada Event ICEBGC 2022
“Ini potensi yang besar dan berimplikasi pada pariwisata, UMKM, dan juga tentunya kemandirian pangan," katanya.
Selain itu, Ipong mengemukakan bahwa pemulihan ekonomi yang digagas KPED Jabar gagas akan berbasis gerakan masyarakat.
“Tujuannya, untuk merancang kembali ekosistem ekonomi Jabar yang mandiri, produktif, dan berdaya saing,” sebutnya.
Ipong mengatakan, gagasan tersebut akan menata kembali tata kelola ekonomi Jabar berbasis budaya, keunggulan kompetitif, dan kebutuhan wilayah.
“Membangun perdagangan wilayah berbasis ekonomi masyarakat sesuai dengan potensi wilayah," ucapnya.
Pada kesempatan itu, Ipong juga memaparkan tantangan pemulihan ekonomi Jabar, mulai dari perubahan iklim sampai konflik geopolitik yang menekan ekonomi global.
Baca juga: Tiga Bendungan di Jabar Bakal Rampung 2022, Ini Profilnya