KOMPAS.com – Gubernur Jawa Barat ( Jabar) Ridwan Kamil mengatakan, Indonesia mempunyai kewajiban terkait pemanfaatan energi ramah lingkungan.
“Tapi tak usah dimulai dengan skala yang besar dulu, karena yang skala besar biasanya prosesnya lama. Saya senang walau skala kecil, tapi konkret," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (27/5/2022).
Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu mengatakan tersebut usai melakukan kunjungan kerja ke London, Inggris, Selasa (25/5/2022).
Di London, Kang Emil bertemu dengan sejumlah pihak untuk menjajaki kerja sama di bidang pendidikan, energi baru terbarukan, teknologi, dan ekonomi kreatif (ekraf).
Salah satunya adalah pertemuan Ryse Energy, yakni perusahaan yang fokus di bidang energi baru terbarukan dan solusi sistem pembangkit energi on dan off-grid untuk lingkungan perkotaan dan perdesaan.
Ryse Energy merupakan perusahaan pengembang energi baru terbarukan dengan menggunakan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB).
Baca juga: Pastikan Calon Haji Terbang ke Tanah Suci, Dinkes Jabar Gulirkan Program “Jabar Nyaah ka Jamaah”
"Ini juga merupakan komitmen Jabar untuk mengurangi emisi karbon dengan langkah-langkah nyata dan jangka panjang,” tegasnya.
Dia menjelaskan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar merencanakan pengembangan PLTB pada Juni 2022 dengan kembali melakukan survei di beberapa lokasi.
Kang Emil menyebutkan, hal tersebut sudah pernah dibahas dengan Ryse Energy. Bahasan yang dimaksud adalah perusahaan tersebut ingin membuat uji coba di Jabar dan Pemprov Jabar sudah menindaklanjuti dengan melakukan survei di beberapa lokasi.
Kepala Dinas Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jabar Ai Saadiyah Dwidaningsih yang turut mendampingi Gubernur mengatakan, ada beberapa lokasi yang potensial, tapi juga perlu dilakukan sejumlah langkah untuk dilakukan.
Beberapa langkah itu, antara lain mencari mitra yang bisa bekerja sama dengan Ryse Energy dan yang memungkinkan seperti Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jabar.
Baca juga: Perkuat Kualitas Pola RKPD, Pemprov Jabar Gagas Inovasi Pendanaan Pembangunan Kompetitif
Lebih lanjut, Kang Emil bersama Kepala Dinas ESDM Jabar dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jabar juga bertemu dengan pihak University of Nottingham.
Pertemuan itu dilakukan sebagai tindak lanjut dari penjajakan kerja sama penurunan emisi karbon di bidang transportasi.
Pemprov Jabar dan University of Nottingham telah menandatangani letter of intent (LOI) pada September 2021.
Keduanya sepakat untuk melakukan kerja sama timbal balik dalam bidang penelitian, pengembangan peta jalan kendaraan listrik, model bisnis, dan infrastruktur kendaraan listrik dalam negeri di Jabar.
Asisten Profesor Teknik Kimia dan Lingkungan University of Nottingham Bagus Muljadi mengatakan, pihaknya ingin membantu perusahaan-perusahaan menengah kecil berbasis teknologi agar dapat menjadi rantai pasok untuk kendaraan listrik.
Baca juga: Berdayakan Perempuan, PPLIPI Jabar Gelar Pelatihan Bisnis Berintegrasi
“Hal ini tentunya dengan berkolaborasi dengan universitas yang ada di Indonesia,” katanya yang juga menjabat sebagai Koordinator UK-Indonesia Consortium for Interdisciplinary Sciences itu.
Adapun riset yang akan dilakukan mencakup pengembangan model usaha stasiun pengisian kendaraan listrik dan implementasinya, serta pemanfaatan energi baru terbarukan di Jawa Barat.
Untuk penandatanganan nota kesepahaman (MoU) direncanakan dilakukan dalam waktu dekat.
Selain di sektor energi, Kang Emil juga menjajaki kerja sama di bidang ekraf. Ia bertemu dengan Penasihat Ekonomi Kreatif di London John Newbigin.
“Ekraf belum ada organisasi secara internasional yang bisa mewadahi berbagai potensi, membangun jaringan, serta mengembangkannya secara maksimal," katanya.
Kang Emil menilai, wadah yang kerap digelar biasanya konferensi tahunan dan bersifat rutin. Menurutnya, kegiatan yang digelar dalam skala global jarang digelar.
Baca juga: Di Italia, Ridwan Kamil Singgung Pemanasan Global hingga Kondisi Pascapandemi
“Kita ada rencana berkoalisi, tapi bukan koalisi politik, melainkan berkoalisi untuk membuat ekonomi kreatif agar mempunyai impact yang lebih besar,” terangnya.
Pada Oktober 2022 direncanakan digelar deklarasi di Bali pendirian organisasi koalisi ekonomi kreatif dunia.
"Saya berharap, kita dapat bekerja sama menciptakan sebuah organisasi baru yang mempunyai dampak lebih global bagi ekonomi kreatif di seluruh pelosok negeri, khususnya di Indonesia dan Inggris," ungkapnya.