KOMPAS.com – Sekretaris Daerah Jawa Barat (Sekda Jabar) Setiawan Wangsaatmaja mengajak semua pihak mewaspadai sejumlah hal terkait masalah kesehatan, di antaranya penyakit infeksi dan penyakit emerging yang muncul dan menyerang suatu populasi.
Kemudian ada pula penyakit re-emerging atau penyakit yang telah ada sebelumnya tetapi muncul kembali menyerang suatu populasi dan meningkat dengan sangat cepat.
"Saya melihat di Jabar ada beberapa hal yang perlu kita waspadai. Pertama adalah penyakit infeksi, kedua penyakit emerging dan penyakit re-emerging," ungkapnya.
Dia mengatakan itu saat melepas Roadshow Protokol Kesehatan Dinas Kesehatan ( Dinkes) Jabar di halaman depan Gedung Sate Bandung, Senin (23/05/2022).
"Fenomena perubahan iklim juga pemicu terjadinya re-emerging, penyakit yang tadinya sudah tidak muncul kemudian muncul lagi," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (24/5/2022).
Setiawan menambahkan, ada juga penyakit lain yang belum sepenuhnya teratasi, seperti Covid-19. Dia pun meminta masyarakat tidak terlena meski pemerintah pusat telah memberi kelonggaran pemakaian masker di luar ruangan.
Baca juga: Gejala Monkeypox atau Penyakit Cacar Monyet Menurut WHO
“Meski pemerintah sudah memperbolehkan lepas masker di outdoor, tetapi tetap pencegahan lebih penting," tegasnya.
Setiawan menilai, langkah yang dilakukan Dinkes Jabar sangat penting karena mulai ada euforia di tengah masyarakat terkait pelonggaran protokol kesehatan (prokes).
Padahal, kewaspadaan harus lebih diingatkan kembali. Dia menegaskan, Covid-19 belum benar- benar mereda.
Tak hanya itu, saat ini muncul penyakit lain, seperti penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak sapi dan isu munculnya virus Hendra.
"Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar terus memantau kesehatan hewan tersebut, apalagi sebentar lagi ada Idul Adha," katanya.
Setiawan menambahkan, Dinkes Jabar dan jajaran harus terus menginisiasi penanganan masalah kesehatan.
Baca juga: Pasca Libur Lebaran, Tak Ada Lonjakan Kasus Covid-19 di Jabar
“Ini belum berakhir, jadi harus tetap waspada di mana pun dan kapan pun. Yang penting adalah kita konsisten dengan apa yang dilakukan," ucapnya.
Pada kesempatan ini, Setiawan juga mengapresiasi rombongan Dinkes Jabar yang hendak bertolak ke Kabupaten Pangandaran untuk melaksanakan promosi kesehatan (promkes).
Beberapa kegiatan promkes, di antaranya sosialisasi prokes, Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas), perilaku hidup Bersih dan sehat (PHBS), hingga pembagian tablet tambah darah.
Dia pun mendorong Dinkes Jabar agar Kabupaten Pangandaran menjadi titik awal dilaksanakannya kegiatan sosialisasi promkes tersebut.
Setiawan berharap, promkes bisa digelar secara konsisten sehingga kegiatan serupa juga berlangsung di kota atau kabupaten lain di Jabar.
"Saya apresiasi bapak/ibu sekalian yang akan melakukan sosialisasi terkait promkes. Ini sangat penting," katanta.
Baca juga: Cegah Penyebaran PMK, Jabar Perketat Jalur Masuk Hewan Ternak
Berdasarkan teori HL Blum, kata Setiawan, 40 persen masalah kesehatan terkait dengan lingkungan, 30 persen dari perilaku, 20 persen terpengaruh dari sarana kesehatan, dan 10 persen faktor genetik atau keturunan.
"Artinya kalau kita melihat masalah kesehatan, yang 30 persen, 40 persen atau 70 persen, apa yang akan kita lakukan," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Jabar Nina Susana Dewi menuturkan, Roadshow Protokol Kesehatan di wilayah Kabupaten Pangandaran bertujuan melaksanakan sosialisasi dan edukasi terkait prokes secara promotif dan preventif.
Dia menjelaskan, Kabupaten Pangandaran dipilih karena menjadi kawasan wisata di Jabar yang paling banyak dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara.
"Mengapa Pangandaran? Karena merupakan tempat wisata yang paling banyak dikunjungi wisatawan. Tujuan umumnya mensosialisasikan PHBS, Germas, juga pemberian tablet tambah darah," ungkap Nina.
Baca juga: Sabu 1 Ton dari Pangandaran Akhirnya Dimusnahkan Polda Jabar