KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil menilai keputusan menunda jadwal masuk sekolah merupakan langkah solutif untuk mengantisipasi kemacetan yang diprediksi terjadi saat arus balik Lebaran 2022.
Ridwan Kamil mengatakan, penundaan tersebut tidak akan mengganggu proses kegiatan belajar-mengajar (KBM).
"Keputusan terkait libur itu situasional. Kami sudah mengalami masa darurat selama dua tahun. Jadi, kalau ada perpanjangan sedikit, kami apresiasi saja selama tidak mengganggu muatan KBM," kata Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Minggu (8/5/2022).
Seperti diketahui, Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) telah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar, Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta, dan Banten, untuk memberikan fleksibilitas penambahan masa libur sekolah selama tiga hari.
Menanggapi hal tersebut, Kang Emil mengatakan bahwa pihaknya mengikuti kebijakan yang berlaku dari pemerintah pusat.
“Masyarakat sudah memiliki pengalaman sehingga siswa masih tetap bisa berkegiatan walaupun harus menambah libur selama tiga hari,” ujar Kang Emil
Sebab, ujar Kang Emil, selama dua tahun pandemi Covid-19, kegiatan belajar mengajar di sekolah pernah dihentikan untuk antisipasi penularan virus SARS-CoV-2. Namun, siswa masih tetap bisa produktif dengan diberlakukannya pembelajaran jarak jauh.
"Saya kira itu tidak masalah," ujar Kang Emil.
Kang Emil juga mengatakan, dengan penundaan jadwal masuk sekolah, para siswa yang ikut orangtuanya mudik dapat lebih lama menghabiskan waktu dengan sanak saudara di kampung halaman setelah dua tahun tidak bisa berjumpa.
"Intinya, negara mencoba untuk memberikan pelayanan yang memuaskan publik agar waktu berkualitas yang dua tahun tertahan ini bisa lebih lama," kata Kang Emil.