KOMPAS.com – Bencana banjir bandang menerjang dua kecamatan di Kabupaten Garut, Jawa Barat ( Jabar), yaitu Sukawening dan dan Karangtengah, Sabtu (27/11/2021).
Sebagai organisasi kemanusiaan yang dibentuk Gubernur Jabar Ridwan Kamil, Jabar Quick Response (JQR) langsung turun ke lapangan untuk mendirikan dapur umum di Kampung Cileles, Desa Cintamanik, Kecamatan Karangtengah.
Pendirian dapur umum tersebut diperuntukan untuk pengungsi, warga, dan relawan banjir bandang. Hal ini merupakan salah satu langkah sigap tim JQR berdasarkan hasil pengumpulan data dan pantauan situasi di lokasi bencana.
“Tugas kemanuasian ini sesuai arahan Gubernur Jabar Ridwan Kamil kepada JQR untuk merespons cepat kebutuhan terdampak banjir bandang di Kabupaten Garut,” ujar Koordinator Kanal Kebencanaan JQR Ade Fayzal Hidayat seperti dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (30/11/2021).
Baca juga: Korban Banjir Bandang Garut Dievakuasi, Dapur Umum Dibangun
Namun karena keterbatasan akses jalan, ia mengaku, pihaknya sedikit kesulitan untuk mencapai lokasi ke Desa Cintamanik. Terlebih jalur menuju lokasi sempat terputus akibat longsor dan robohnya jembatan penghubung desa.
Meski demikian, lanjut Fayzal, tim JQR berusaha keras untuk sampai ke desa tersebut. Hingga Senin (29/11/21), akses untuk mencapai lokasi baru bisa dilalui roda dua. Sebelumnya jalan ini hanya dapat dicapai dengan berjalan kaki.
“Akibat sulitnya medan menuju ke lokasi, Desa Cintamanik belum tersentuh bantuan yang cukup. Ini juga berdampak pada kekuatan logistik dapur umum yang diperkirakan hanya bisa memenuhi kebutuhan selama tiga hari ke depan,” ucapnya.
Padahal, imbuh Fayzal, di lokasi pengungsian terdapat 272 jiwa terdampak dan tujuh rumah rusak akibat banjir dan longsor itu. Akan tetapi ia masih bersyukur karena tidak ada korban jiwa dan terluka.
Baca juga: Banjir Bandang Terjang 9 Desa di Garut, Ratusan Rumah Rusak dan 5 Jembatan Putus
Selain dapur umum, ia menjelaskan, JQR juga berkolaborasi dengan pihak donatur seperti Baznas Provinsi Jabar dan JNE untuk membantu korban terdampak banjir.
Untuk tenaga di lapangan, JQR dibantu oleh relawan dari Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) Garut.
“Untuk kemanusiaan, JQR terbuka berkolaborasi dengan banyak pihak, baik untuk bantuan maupun operasi lapangan,”ucap Fayzal.
Selain itu, menurutnya, melakukan pengumpulan data dan peninjauan langsung menjadi hal yang penting bagi JQR dalam melaksanakan operasi kebencanaan.
Baca juga: Banjir Bandang di Garut, 2 Rumah dan Mobil Terseret Arus
“Dengan data yang kami kumpulkan, Maka kami dapat melaksanakan tugas secara tepat dan terukur,”ujar Fayzal.
Misalnya, lanjut dia, seperti temuan terbaru dari tim di lokasi bahwa tanah longsor dan krisis air bersih juga menjadi ancaman bagi warga.
Pasalnya Desa Cintamanik berada di daerah pegunungan yang curam dan saluran utama air bersih warga putus tertimpa longsoran.
“Air bersih juga menjadi masalah yang timbul setelah bencana banjir. Kami akan upayakan untuk bantuan,” ucap Fayzal.
Baca juga: PAM Jaya Mulai Distribusikan Air Bersih dari Sungai Ciliwung pada 2023
Sebagai langkah lebih lanjut, sebut dia, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), dan Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).