KOMPAS.com – Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mengatakan, pihaknya ingin menjadikan warga Jabar melek digital, salah satunya lewat program Desa Digital.
Apalagi, potensi dari ekonomi digital di Indonesia sangat besar.
Berdasarkan data Google, Temasek, dan Bain & Company 2020, total ekonomi digital Indonesia pada 2020 adalah 44 juta dollar AS atau setara Rp 631 triliun, dan akan meningkat pada 2025 menjadi 124 dollar AS atau setara Rp 1.744 triliun.
Potensi ini diperoleh dari tingginya jumlah pengguna internet di Indonesia yang mencapai 196,7 juta pengguna. Dari jumlah tersebut 56 persen di antaranya berasal dari daerah rural atau perdesaan.
"Urgensinya bahwa sekarang kami punya slogan tinggal desa, rezeki kota, bisnis mendunia. Selama ini orang menganggap desa itu tidak bisa setara dengan kota,” ujar Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu melalui keterangan pers resminya, Selasa (16/11/2021).
Hal itu disampaikan Kang Emil saat menjadi pembicara Road to Indonesia Digital Conference (IDC) 2021 secara virtual, Selasa.
Baca juga: Program Desa Digital Jabar Raih IDC Smart City Asia Pacific Awards 2020
“Oleh karena itu, kami gunakan strategi digital itu untuk meyakinkan anak-anak muda tidak usah pergi ke kota tapi cukup di desa saja," tuturnya.
Kang Emil berharap, program Desa Digital bisa melakukan penguasaan digital, tidak hanya terjadi di kota-kota besar saja, tapi juga di desa.
"Digital inklusif jangan sampai pintar digital hanya dikuasai orang kota. Jabar bertekad menjadikan Desa Digital sebagai unggulan," katanya.
Lewat program itu, dia juga berharap ekonomi dan kesejahteraan masyarakat desa bisa meningkat. Menurutnya, lewat digitalisasi, akses informasi dan ekonomi terbuka lebar hingga ke dunia internasional.
Adapun menurutnya hasil program Desa Digital sudah mulai terasa. Sebab, terdapat beberapa produk asal desa yang kini bisnisnya sudah mendunia, salah satunya produk sabun asal Jabar.
Saat berjualan dari rumah ke rumah, omzet yang didapat hanya sekitar puluhan juta. Namun, lewat program Desa Digital, kini produk sabun tersebut sudah bisa dijual hingga lintas negara dan omzetnya meningkat hinggat ratusan juta.
"Sudah tandatangan dengan Shopee, 5.000 desa akan dikasih laptop akan mengakseskan perdagangan desa ke seluruh dunia," imbuh Kang Emil.
Contoh lainya adalah peternak ikan kini dapat meningkatkan produksi hingga dua kali lipat. Sebab, kini para peternak ikan ini sudah bisa menggunakan handphone.
Biasanya ketika musim hujan peternak kesulitan untuk memberi makan karena khawatir terpeleset di tambak maupun empang.
"Contoh lain kita tidak hanya komunikasi dan jalan kita mengubah cara petani dan peternak berproduksi. Kasih makan ikan sudah memanfaatkan informasi dari handphone," katanya.
Baca juga: Minta Masyarakat Waspada Musim Hujan, Wagub Jabar: Buang Sampah Jangan Sembarangan
Kang Emil menambahkan, warga di Sukabumi sekarang sudah bisa mencari ikan menggunakan aplikasi dari Korea.
“Tadinya nyari ikan pake feeling (perasaan), sekarang nyari ikan dikasih tahu waktunya, di mana carinya, panennya naik dua kali lipat," imbuhnya.
Menurutnya, kesuksesan tersebut tidak terlepas dari empat pilar yang dijalankan untuk mendukung program Desa Digital.
Pertama, menyiapkan sumber daya manusia (SDM) andal, membangun infrastruktur, digitalisasi, pembiayaan teknologi dan komunikasi, serta pertumbuhan keuangan tinggi.
Empat pilar itu akan dijalankan hingga tahun 2023. Hal ini sesuai dengan roadmap yang menargetkan tidak ada lagi desa blankspot alias tidak ada sinyal handphone.
"Di roadmap Desa Digital, selama lima tahun kami sudah persiapkan kita berharap dalam lima tahun terjadi percepatan desa yang luar biasa," ucapnya.
Baca juga: Kereta Cepat Dijuluki Proyek Nanggung, Ini Kata KCIC dan Ridwan Kamil