KOMPAS.com – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Barat (Jabar) dan Kabupaten Bekasi tengah menunggu hasil laboratorium terkait pemeriksaan kandungan dan baku mutu air Kali Rasmi yang berada di Desa Wangunharja, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi.
Seperti diketahui, Kali Rasmi sempat menjadi perbincangan hangat di dunia maya. Hal ini dikarenakan kali tersebut mengeluarkan busa yang menyerupai awan.
Fenomena tersebut lantas mengundang Gubernur Jabar Ridwan Kamil untuk meninjau kali tersebut pada Selasa (9/11/2021). Peninjauan itu melibatkan anak-anak muda.
Kepala Bidang Penataan Hukum Lingkungan DLH Jabar A Budhiyanto menuturkan, hasil laboratorium nantinya akan menjadi dasar untuk mengidentifikasi lebih lanjut pencemaran Kali Rasmi.
Pasalnya, menurut penuturan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi, kali tersebut merupakan saluran irigasi persawahan setempat.
“Hasil laboratorium menjadi penting mengingat untuk membuktikan pencemaran air harus memiliki bukti ilmiah,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Sabtu (13/11/2021).
Baca juga: Antisipasi Banjir Saat Musim Hujan, Ini Arahan Ridwan Kamil
Ia melanjutkan, berdasarkan informasi tim DLH Kabupaten Bekasi, sampel air Kali Rasmi diambil dari tiga titik, yaitu hulu (titik intrusi awal aliran Kali Cilemah Abang yang mengalir ke saluran irigasi Kali Rasmi), tengah (antara hulu-pintu air), dan setelah pintu air.
Budhiyanto berpendapat, pengambilan sampel di tiga tempat itu untuk mengidentifikasi kandungan air sekaligus titik awal pencemaran Kali Rasmi.
"Bentukan yang masuk ke Kali Rasmi itu busa. Orang awam melihatnya seperti busa deterjen. Bisa jadi busa itu merupakan limbah industri atau limbah domestik. Meski demikian, kami harus menunggu hasil laboratorium agar dapat menentukan penyebab fenomena busa tersebut," ucapnya.
Selain mengambil sampel, DLH Jabar juga melakukan pengukuran kadar oksigen air Kali Rasmi.
Baca juga: Pemprov Jabar Bersama Pemkot Bekasi Akan Bangun Embung di Jati Mekar
"Kemarin Laboratorium Lingkungan Hidup DLH Jabar sudah mengambil sampel dari sebelum dan sesudah jembatan. Kemarin kadar oksigen di dalam air sudah diukur. Kadar oksigen di kali sebelum jembatan mencapai 1,61 mili gram (mg) per liter. Sementara, kadar oksigen di kali setelah jembatan 0,81 mg/l," ungkap Budhiyanto.