Strategi Ridwan Kamil Pulihkan DAS Citarum, Dipuji Panelis KTT COP26

Kompas.com - 04/11/2021, 12:08 WIB
I Jalaludin S,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Para panelis luar negeri di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pemimpin Dunia tentang perubahan iklim (COP26) memuji upaya Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil dalam memulihkan kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum.

Apresiasi ini muncul saat Ridwan Kamil memaparkan kemajuan penanganan Sungai Citarum dan upaya penanganan sampah di Jabar dalam “Panel Dialogue: Scaling Up Governance and Collaborative Actions In Combinating Marine Plastic Litter Towards Climate Actions In Indonesia” di Paviliun Indonesia, Glasgow, Skotlandia, Selasa (2/11/2021).

Moderator Kristen Hughes yang juga Director of Global Plastic Action Partnership menilai Ridwan Kamil sebagai sosok pemimpin sangat ambisius dalam arti positif dan inspirator yang baik untuk Indonesia.

Dalam kegiatan yang merupakan rangkaian dari COP26 itu, Kristen mengatakan, sistem pentaheliks membuat progres Citarum sangat bagus.

“Ada investasi yang luar biasa di sana, banyak strategi yang bagus, dengan multistakeholders, yaitu pemerintah, society, komunitas, dan semua bekerja bersama untuk berfokus pada sungai untuk jangka waktu yang lama,” ujarnya.

Baca juga: Pemprov Jabar Siapkan Dana Rp 500 Miliar untuk Bencana 2021

Dia juga memuji karena program "Citarum Harum" juga berfokus pada jangka waktu pendek dan untuk 50 tahun ke depan.

Kristen mengatakan, dirinya memberikan tepuk tangan untuk Pemerintah Indonesia yang telah mengerjakan program tersebut dengan fanstastis.

“Masih banyak hal yang harus dikerjakan di Indonesia, namun tentu saja menjadi contoh yang baik dari Jawa Barat,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.

Dalam keberlanjutan program dan green development di Indonesia, Kristen mengapresiasi Presiden RI yang sudah menerbitkan peraturan presiden (perpres) dan peraturan lainnya.

Dia pun sangat antusias pada 2028 akan ada national plastic action partnership dan Indonesia menjadi negara pertama yang mengambil langkah maju.

Baca juga: Hadiri KTT COP26, Ridwan Kamil Sebut Citarum Bukan Lagi Sungai Terkotor di Dunia

“Kami sangat tertarik untuk melanjutkan kerja sama ini. Tak hanya hanya di Indonesia, Asia Tenggara, tapi juga di seluruh planet,” ungkapnya.

Kristen menegaskan, dirinya salut untuk Indonesia yang telah memberikan yang terbaik. Dia tidak sabar untuk melihat perkembangan Indonesia dalam beberapa tahun ke depan.

Repons positif terhadap paparan Ridwan Kamil terhadap Sungai Citarum juga datang dari Member of Management Comittee KfW Development Bank Stephan Opitz.

Ia memandang paparan tersebut menunjukkan bahwa Ridwan Kamil adalah sosok kepemimpinan yang tepat. Ini karena Ridwan Kamil mampu menanggulangi kerusakan lingkungan seperti yang terjadi di DAS Citarum.

“Bagi saya apa yang Anda (Ridwan Kamil) lakukan di Jabar sangat mengesankan. Ini menunjukkan kemampuan kepemimpinan politik Anda bisa mengintegrasikan seluruh stakeholders yang berbeda lewat pendekatan pentaheliks,” ujarnya.

Stephan menyebutkan, penanganan kerusakan lingkungan dan kemajuan yang ditunjukkan Gubernur Jabar adalah persoalan yang tidak mudah dan kompleks.

Baca juga: Lewat Citarum Harum, Pemprov Jabar Harapkan Dapat Turunkan Emisi Gas CO2 di Indonesia

Untuk diketahui, KfW merupakan bank pembangunan Jerman yang menjadi bank donor pemberi bantuan finansial dalam menangani kerusakan lingkungna seperti di Sungai Citarum

Pada kesempatan itu, Ridwan Kamil memaparkan pengurangan sampah plastik di sungai dan caranya mencegah sampah mengalir sampai ke laut.

Komandan Satuan Tugas (Satgas) Citarum Harum itu menyebutkan, dia menerima tantangan besar menjadikan Citarum dari sungai terkotor menjadi sungai terbersih dalam waktu tujuh tahun atau hingga 2025 mendatang.

Saat ini beragam masalah muncul di Citarum, mulai dari limbah domestik, limbah industri, dan alih fungsi lahan, serta minimnya kepemimpinan atau political will.

“Saya terima tantangan itu dan berkoordinasi serta berkolaborasi dengan semua stakeholders di Jabar. Setelah tiga tahun, sekarang kondisi sungai mengalami perubahan, di antaranya ikan-ikan kembali dapat berkembang lagi karena kualitas air yang membaik,” ujar Ridwan.

Baca juga: Jadi Sungai Terkotor di Dunia Tahun 2018, Citarum Kini Membaik dengan Status Cemar Ringan

Terkini Lainnya
Elektabilitas Capres Versi Survei Indikator: Prabowo Teratas, Dedi Mulyadi di Posisi Kedua

Elektabilitas Capres Versi Survei Indikator: Prabowo Teratas, Dedi Mulyadi di Posisi Kedua

jawa barat
Imbau Massa Tak Rusak Fasilitas Publik, Dedi Mulyadi: Pihak yang Rugi Rakyat Kecil

Imbau Massa Tak Rusak Fasilitas Publik, Dedi Mulyadi: Pihak yang Rugi Rakyat Kecil

jawa barat
Dedi Mulyadi Ingatkan Aksi Protes Tak Boleh Rugikan Warga

Dedi Mulyadi Ingatkan Aksi Protes Tak Boleh Rugikan Warga

jawa barat
Telepon Ibunda Affan Kurniawan, KDM Sampaikan Belasungkwa dan Tawarkan Bantuan

Telepon Ibunda Affan Kurniawan, KDM Sampaikan Belasungkwa dan Tawarkan Bantuan

jawa barat
Dedi Mulyadi Bantu Keluarga Korban Pembunuhan Oknum Polisi Rp 50 Juta

Dedi Mulyadi Bantu Keluarga Korban Pembunuhan Oknum Polisi Rp 50 Juta

jawa barat
Terbitkan Larangan Knalpot Brong di Jabar, Dedi Mulyadi: Mari Ciptakan Kenyamanan Berlalu Lintas 

Terbitkan Larangan Knalpot Brong di Jabar, Dedi Mulyadi: Mari Ciptakan Kenyamanan Berlalu Lintas 

jawa barat
Anak-anak Jabar Seberangi Sungai demi Sekolah, KDM: Kita Bangun Banyak Jembatan Tahun Depan

Anak-anak Jabar Seberangi Sungai demi Sekolah, KDM: Kita Bangun Banyak Jembatan Tahun Depan

jawa barat
Bubarkan Pungutan di Jalan Bekasi, Dedi Mulyadi Janjikan Rp 50 Juta untuk Pembangunan Mushala

Bubarkan Pungutan di Jalan Bekasi, Dedi Mulyadi Janjikan Rp 50 Juta untuk Pembangunan Mushala

jawa barat
Gempa Bekasi-Karawang, KDM Pastikan Pemprov Jabar Bantu Perbaikan Rumah dan Puskesmas

Gempa Bekasi-Karawang, KDM Pastikan Pemprov Jabar Bantu Perbaikan Rumah dan Puskesmas

jawa barat
BPS: Ekonomi Jabar Tumbuh 5,23 Persen di Triwulan II-2025, Penyumbang Terbesar dari Industri Pengolahan

BPS: Ekonomi Jabar Tumbuh 5,23 Persen di Triwulan II-2025, Penyumbang Terbesar dari Industri Pengolahan

jawa barat
Dedi Mulyadi: Kemerdekaan Sejati adalah Rakyat Berdaulat atas Tanahnya

Dedi Mulyadi: Kemerdekaan Sejati adalah Rakyat Berdaulat atas Tanahnya

jawa barat
Hari Jadi Jabar Ke-80, KDM: Momentum Bangun Jabar Istimewa, Lembur Diurus Kota Ditata

Hari Jadi Jabar Ke-80, KDM: Momentum Bangun Jabar Istimewa, Lembur Diurus Kota Ditata

jawa barat
Soal Kasus Balita Raya, Gubernur Dedi Mulyadi: Pemerintah Jangan Kalah Gesit dari Relawan Sosial

Soal Kasus Balita Raya, Gubernur Dedi Mulyadi: Pemerintah Jangan Kalah Gesit dari Relawan Sosial

jawa barat
Prihatin Kasus Balita Meninggal Dipenuhi Cacing, KDM: Kami Sudah Kirim Tim

Prihatin Kasus Balita Meninggal Dipenuhi Cacing, KDM: Kami Sudah Kirim Tim

jawa barat
Lewat Penertiban Bangunan Liar, KDM Kembalikan Fungsi Lahan di Jabar

Lewat Penertiban Bangunan Liar, KDM Kembalikan Fungsi Lahan di Jabar

jawa barat
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com