KOMPAS.com – Dalam rangka menggeliatkan kembali sektor perekonomian di tengah pandemi Covid-19, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jawa Barat ( Jabar) Dedi Taufik mempromosikan potensi investasi pariwisata Jabar di ajang Dubai Expo 2020, Minggu (31/10/2021).
Sebagai informasi, Dedi berkesempatan untuk menjelaskan potensi ekonomi Jabar di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif melalui sesi "West Java Week Talkshow" yang digelar secara hybrid sebagai salah satu rangkaian acara Dubai Expo 2020.
Dalam acara tersebut, Dedi menjelaskan, Jabar menjadi salah satu daerah favorit wisatawan karena memiliki beragam destinasi pariwisata berbasis alam, mulai dari gunung, air terjun, hingga pantai.
“Jabar punya pantai di Pangandaran. Lalu, ada Kawah Putih dan Tangkuban Parahu. Ada pula destinasi buatan, seperti taman hiburan, taman safari, dan Waduk Jatiluhur,” kata Dedi dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu.
Baca juga: Bidik Pasar Ekspor dan Industri Halal, Kang Emil Promosikan Produk Unggulan Jabar di Dubai Expo 2021
Selain itu, lanjut Dedi, Jabar juga memiliki banyak potensi wisata lain, seperti wisata budaya di Desa Ciptagelar dan wisata kuliner.
“Ini sangat diminati oleh wisatawan, termasuk produk kreatif yang dihasilkan warga Jabar,” katanya.
Adapun dua proyek investasi pariwisata yang ditawarkan pada ajang tersebut, yaitu West Java Creative Market dan Ciater Tourism Area.
“Ciater itu lebih kurang nilai investasinya Rp 1,3 triliun. Sangat menjanjikan untuk pertumbuhan ekonomi Jabar karena serapan tenaga kerjanya bisa banyak dan transaksi ekonominya pun tinggi,” papar Dedi.
Baca juga: Lebih dari 300 UKM Indonesia Bidik Pasar Dunia di Dubai Expo 2020
Melalui ajang tersebut, Dedi optimistis dapat menggeliatkan kembali perekonomian di Jabar serta menjaring investor dari kawasan Timur Tengah. Sebab, menurutnya, terdapat peningkatan tren bisnis antara Jabar dan Uni Emirat Arab (UEA).
Berdasarkan data Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar periode Januari-Juli 2021, nilai ekspor Jawa Barat ke UEA menunjukkan kenaikan sebesar 40,1 persen dibandingkan periode yang sama pada 2020.
Selain itu, kinerja ekspor nonminyak dan gas bumi (migas) pada Agustus 2021 mengalami peningkatan sebesar 37,54 persen dibandingkan Agustus 2020.
Kemudian, berdasarkan data Disparbud Jabar, kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Jabar mencapai 3,6 juta orang. Sementara wisatawan nusantara (wisnus) mencapai 64 juta orang pada 2019.
Baca juga: Ini Produk UKM Indonesia yang Tampil di Dubai Expo 2020
Meski begitu, Dedi mengakui, pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia berpengaruh signifikan terhadap penurunan jumlah kunjungan wisatawan ke Jabar karena berbagai kebijakan di sektor kesehatan yang ditetapkan pemerintah.
Sepanjang 2020, tercatat jumlah kunjungan wisman sebesar 31.000 orang. Sementara, wisnus berada di kisaran 35 juta orang.
“Tahun ini, kami fokus pada sektor kesehatan dan pemulihan ekonomi. Salah satu yang diandalkan dalam pemulihan ekonomi ini adalah sektor pariwisata,” papar Dedi.
Menurut Dedi, pihaknya sudah memberlakukan protokol kesehatan (prokes) yang ketat sesuai standar Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability (CHSE).
“Kemudian, wisata halal juga banyak terdapat di Jabar. Ini pun salah satu misi dari Gubernur Jabar Ridwan Kamil yang ingin ekonomi bergeliat, tetapi sektor kesehatan tetap berjalan secara baik,” kata Dedi.