KOMPAS.com – Direktur Utama (Dirut) PT Jasa Sarana Hanif Mantiq mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk terus berperan aktif mendukung pembangunan dan pengelolaan infrastruktur di Jawa Barat ( Jabar).
Dukungan tersebut, kata dia, dilakukan melalui kerja sama dengan berbagai mitra strategis. Salah satunya lewat kerja sama dengan PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) dan PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI).
“Pada ajang The 3rd West Java Investment Summit (WJIS) 2021, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jabar, PT Jasa Sarana menandatangani kesepakatan kerja sama dengan IIF dan MMI," kata Hanif dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (26/10/2021).
Terkait nilai investasi, lanjut dia, Jasa Sarana telah mengantongi sekitar Rp 550 miliar.
Baca juga: Dua Pesan Penting Ridwan Kamil untuk BUMD di Jabar
Rencananya, dana investasi tersebut akan digunakan untuk pengembangan strategis entitas perusahaan anak yang potensial dan proyek infrastruktur strategis di wilayah Jabar.
Pada kesempatan yang sama, Direktur IIF Reynaldi Hermansjah berharap, kerja sama dengan Jasa Sarana dapat membuka banyak peluang dan bisnis selain pengembangan infrastruktur berkelanjutan.
“Hal ini tidak saja untuk mengakselerasi pembangunan infrastruktur di Jabar, tetapi sebagai upaya kami untuk menjajaki peluang pengembangan bisnis berbagai sektor,” katanya.
Dengan peluang bisnis tersebut, ia yakin mampu meraih dampak signifikan bagi peningkatan perekonomian di Provinsi Jabar pada era pascapandemi.
Baca juga: Tampilkan Ciri Khas Lokal, 3 Rusun di Jabar Berhiaskan Ornamen Megamendung
Sebagai informasi, Pemerintah Provinsi (Pemrov) Jabar sebelumnya menawarkan proyek-proyek infrastruktur dalam ajang WJIS 2021 yang digelar selama dua hari di Savoy Homann, Kota Bandung pada Kamis (21/10/2021) hingga Jumat (22/10/2021) .
Dalam kesempatan itu, BUMD Jabar dan Jasa Sarana juga menjalin kerja sama dengan Australia Docta dan Aspen Medical. Kerja sama ini menghasilkan nilai investasi sebesar Rp 14 triliun.
Lewat kerja sama senilai Rp 14 triliun, Gubernur Jabar Ridwan Kamil berencana membangun 23 rumah sakit (RS) baru dan 650 layanan kesehatan keliling.
Pembangunan tersebut merupakan salah satu proyek non-Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan mulai digunakan lewat pembangunan fisik pertama pada akhir 2021.