KOMPAS.com – Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil memberikan wejangan kepada para arsitek dan seniman untuk selalu berkarya.
“Waktu tidak bisa dilawan, makanya jangan menyesal. Itu poin saya. Tahu-tahu sudah tua tidak ada karya. Makanya saya menulis di Jalan Dago, jangan menua tanpa karya dan inspirasi,” ujar gubernur yang akrab disapa Kang Emil ini, saat membuka acara Tentang Ahmad Djuhara, Pameran dan Talk Show di Ruang Kreatif Ahmad Djuhara, Kota Cirebon, Jabar, Selasa (12/10/2021).
Ia mengaku, prinsip “Jangan menua tanpa karya dan inspirasi” mendorongnya untuk selalu berkarya.
Menurut Kang Emil seseorang tidak boleh terpaku pada zona nyaman saat berkarya.
“Karena saya merasa musuh kita itu diri kita sendiri. Misalnya, mohon maaf, saya arsitek, kata siapa karyanya hanya arsitektur. Tuhan memberikan kita daya imajinasi, cuma sekolahnya arsitektur, bukan tidak boleh desain sepatu,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (13/10/2021).
Baca juga: Lewat Aplikasi Sekoper Cinta, Atalia Ridwan Kamil Perluas Jangkauan Belajar Perempuan Jabar
Meskipun telah menjabat sebagai Gubernur Jabar, ia berkolaborasi dengan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk mendesain celana jeans, sepatu, cincin, helm, jaket, motor gesit.
Selain itu, Kang Emil juga aktif membuat karya lukis. Bahkan, sebagian karya lukisnya turut dipamerkan di Ruang Kreatif Ahmad Djuhara.
“Nanti ada karya saya (yang dipajang di pameran). Intinya, itu kegelisahan saya selama satu setengah tahun pandemi Covid-19, saya salurkan ke dalam imajinasi saya. Silakan dinikmati,” katanya.
Kang Emil berharap para arsitek dan pelaku seni dapat menjadi manusia yang bermanfaat bagi banyak orang.
“Kan manusia itu ada tiga, manusia tidak berguna, manusia biasa saja, manusia bermanfaat. Hidup kita hanya tiga itu,” tuturnya.
Baca juga: Pasangan Moka Jabar 2021 Resmi Terpilih, Ridwan Kamil: Semoga Bisa Menjadi Teladan
Apabila menjadi manusia yang biasa saja, kata Kang Emil, kedatangan seseorang cenderung tidak memiliki pengaruh apa-apa.
Sementara itu, jika menjadi manusia tidak berguna, seseorang hanya akan menyusahkan orang lain dengan kebiasaannya yang sering meminjam uang, misalnya.
“Saya doakan semua menjadi manusia yang bermanfaat," ucapnya.
Untuk diketahui, Ahmad Djuhara adalah arsitek yang merancang gedung creative center di Kota Cirebon. Ia menghembuskan nafas terakhir satu tahun sebelum gedung itu diresmikan.
Ia merupakan Ketua Umum Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) periode 2018-2021.
Selama berkarier di dunia arsitektur, Ahmad Djuhara meraih sejumlah penghargaan, salah satunya Penghargaan III-Maket Terbaik dari International Architecture Biennale Rotterdam 2005 untuk Maket Batavia 1681.
Adapun karyanya yang melekat di dunia arsitektur Indonesia adalah Rumah Baja Wisnu. Hingga kini, karya itu masih berdiri dan sering dijadikan kajian studi mahasiswa arsitektur maupun para arsitek pemula.
Untuk menghormati karya Ahmad Djuhara, maka gedung creative center di Kota Cirebon diberi nama Ruang Kreatif Ahmad Djuhara oleh Gubernur Jabar Ridwan Kamil.
Baca juga: Kesan Kolega tentang Ahmad Djuhara, Pejuang Tangguh
Selain memberikan penghormatan dengan menjadikan nama Ahmad Djuhara sebagai nama gedung, Ridwan ingin menjadikannya sebagai sumber inspirasi bagi banyak orang.
"Orang juga akan bertanya kalau datang ke sini, siapakah Ahmad Djuhara, kata Ridwan.
Ia berharap, dengan narasi karya Ahmad Djuhara, pengunjung yang datang ke ruang Kreatif Ahmad Djuhara, khususnya pengunjung dari Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan, akan terinspirasi untuk menjadi seperti Ahmad Djuhara.