Ridwan Kamil Janji Usulkan PPKM yang Lebih Proporsional kepada Pemerintah Pusat

Kompas.com - 24/07/2021, 16:15 WIB
I Jalaludin S,
ADW

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil berjanji akan mengusulkan kepada pemerintah pusat agar lebih proporsional dalam evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3-4 yang akan berakhir, Minggu (25/7/2021).

"Seiring kasus semakin terkendali di hari-hari ke depan, bed occupancy rate (BOR) juga sudah turun. Mudah-mudahan penerapan PPKM sudah proporsional berbasis level. Kalau tidak salah, Cianjur levelnya sudah lebih baik," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (24/7/2021).

Hal tersebut Ridwan Kamil sampaikan di tengah rangkaian perjalanannya menyapa dan membagikan sembako kepada warga Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur, Sabtu.

Pada kesempatan tersebut, pria yang akrab disapa Kang Emil itu menyempatkan berbincang dengan sejumlah pegawai salah satu restoran favoritnya di Cianjur, yakni restoran Ikan Bakar Cianjur.

Baca juga: Ridwan Kamil Perintahkan Pejabat Pemprov Jabar Turun ke Jalan Bantu Warga

Dia memuji manajemen restoran yang masih tetap bertahan dan beradaptasi dengan menerapkan konsep take away selama PPKM Darurat.

"Kalau lewat Cianjur beberapa kali sering makan siang di sini. Tempatnya nyaman, makanan khas sunda. Biasanya sebelum PPKM lumayan ramai, sekarang bisa dilihat ya kunjungnya menurun,” katanya.

Meski begitu, lanjut Kang Emil, restoran itu tetap menerapkan ketaatan luar biasa. Padalah, saat ini restoran tidak menerima dine-in dan hanya melayani take away.

Dia pun menyampaikan rasa simpatinya kepada para pegawai dan untuk sektor bisnis kuliner yang umumnya sangat terdampak pandemi Covid-19.

"Pendapatan restoran memang turun luar biasa, dari 100 persen tinggal 20 persen. Jadi, ini simpati saya untuk bisnis kuliner," tutur Kang Emil.

Baca juga: Salurkan Bantuan untuk Seniman, Ridwan Kamil Akui Pandemi Membuat Dilema

Kang Emil juga mendengar cerita salah seorang pegawai resotran Ikan Bakar Cianjur, Titin Kartini (46), terkait upayanya tetap berjualan dan mempertahankan pegawainya.

Mendengar cerita tersebut, Kang Emil meminta maaf dan memberi semangat kepada Titin dan pegawai lain agar tetap kuat di tengah pandemi Covid-19 saat ini.

Kang Emil pun memborong menu yang tersedia dan berharap bisa membantu penjualan restoran.

"Sabar ya, bu. Semuanya terdampak, doakan ya. Saya juga enggak nyaman semuanya kena, restoran, hotel. Ya, sudah kami borong saja makanan yang ada di sini," jelasnya.

Sebelumnya, Titin tak kuat menahan haru ketika berbincang dengan Kang Emil. Ia mengaku, sejak pandemi Covid-19, restorannya sepi pembeli. Meski dalam kondisi sulit, manajemen tetap mempertahankan para pegawainya.

"Alhamdulillah bisa curhat ke Pak Gubernur. Pandemi ini bikin serba sulit. Beruntung kami para karyawan tidak diberhentikan, gaji juga tidak dikurangi," kata Titin yang sudah 20 tahun bekerja di restoran tersebut.

Baca juga: Kepada Wapres, Ridwan Kamil: Berita Baik, BOR Jabar Turun Terus

Dengan mata berkaca-kaca, Titin pun bercerita jika Kang Emil sering mampir ke restorannya.

"Terharu saja bisa kedatangan Pak Gubernur. Beliau sering datang ke sini. Makan selalu di pojok sana," ungkapnya.

Terkini Lainnya
Elektabilitas Capres Versi Survei Indikator: Prabowo Teratas, Dedi Mulyadi di Posisi Kedua

Elektabilitas Capres Versi Survei Indikator: Prabowo Teratas, Dedi Mulyadi di Posisi Kedua

jawa barat
Imbau Massa Tak Rusak Fasilitas Publik, Dedi Mulyadi: Pihak yang Rugi Rakyat Kecil

Imbau Massa Tak Rusak Fasilitas Publik, Dedi Mulyadi: Pihak yang Rugi Rakyat Kecil

jawa barat
Dedi Mulyadi Ingatkan Aksi Protes Tak Boleh Rugikan Warga

Dedi Mulyadi Ingatkan Aksi Protes Tak Boleh Rugikan Warga

jawa barat
Telepon Ibunda Affan Kurniawan, KDM Sampaikan Belasungkwa dan Tawarkan Bantuan

Telepon Ibunda Affan Kurniawan, KDM Sampaikan Belasungkwa dan Tawarkan Bantuan

jawa barat
Dedi Mulyadi Bantu Keluarga Korban Pembunuhan Oknum Polisi Rp 50 Juta

Dedi Mulyadi Bantu Keluarga Korban Pembunuhan Oknum Polisi Rp 50 Juta

jawa barat
Terbitkan Larangan Knalpot Brong di Jabar, Dedi Mulyadi: Mari Ciptakan Kenyamanan Berlalu Lintas 

Terbitkan Larangan Knalpot Brong di Jabar, Dedi Mulyadi: Mari Ciptakan Kenyamanan Berlalu Lintas 

jawa barat
Anak-anak Jabar Seberangi Sungai demi Sekolah, KDM: Kita Bangun Banyak Jembatan Tahun Depan

Anak-anak Jabar Seberangi Sungai demi Sekolah, KDM: Kita Bangun Banyak Jembatan Tahun Depan

jawa barat
Bubarkan Pungutan di Jalan Bekasi, Dedi Mulyadi Janjikan Rp 50 Juta untuk Pembangunan Mushala

Bubarkan Pungutan di Jalan Bekasi, Dedi Mulyadi Janjikan Rp 50 Juta untuk Pembangunan Mushala

jawa barat
Gempa Bekasi-Karawang, KDM Pastikan Pemprov Jabar Bantu Perbaikan Rumah dan Puskesmas

Gempa Bekasi-Karawang, KDM Pastikan Pemprov Jabar Bantu Perbaikan Rumah dan Puskesmas

jawa barat
BPS: Ekonomi Jabar Tumbuh 5,23 Persen di Triwulan II-2025, Penyumbang Terbesar dari Industri Pengolahan

BPS: Ekonomi Jabar Tumbuh 5,23 Persen di Triwulan II-2025, Penyumbang Terbesar dari Industri Pengolahan

jawa barat
Dedi Mulyadi: Kemerdekaan Sejati adalah Rakyat Berdaulat atas Tanahnya

Dedi Mulyadi: Kemerdekaan Sejati adalah Rakyat Berdaulat atas Tanahnya

jawa barat
Hari Jadi Jabar Ke-80, KDM: Momentum Bangun Jabar Istimewa, Lembur Diurus Kota Ditata

Hari Jadi Jabar Ke-80, KDM: Momentum Bangun Jabar Istimewa, Lembur Diurus Kota Ditata

jawa barat
Soal Kasus Balita Raya, Gubernur Dedi Mulyadi: Pemerintah Jangan Kalah Gesit dari Relawan Sosial

Soal Kasus Balita Raya, Gubernur Dedi Mulyadi: Pemerintah Jangan Kalah Gesit dari Relawan Sosial

jawa barat
Prihatin Kasus Balita Meninggal Dipenuhi Cacing, KDM: Kami Sudah Kirim Tim

Prihatin Kasus Balita Meninggal Dipenuhi Cacing, KDM: Kami Sudah Kirim Tim

jawa barat
Lewat Penertiban Bangunan Liar, KDM Kembalikan Fungsi Lahan di Jabar

Lewat Penertiban Bangunan Liar, KDM Kembalikan Fungsi Lahan di Jabar

jawa barat
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com