KOMPAS.com – Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat ( Jabar) Dedi Taufik mengatakan, 798 hotel, restoran, dan tempat wisata di Jabar siap menyambut kedatangan wisatawan saat libur lebaran.
Kesiapan tersebut dibuktikan dengan sertifikat cleanliness (kebersihan), health (kesehatan), safety (keamanan), dan environment (ramah lingkungan) atau CHSE yang dikeluarkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
"Kami punya 798 lokasi yang memiliki label CHSE dari Kemenparekraf, yaitu hotel, restoran dan tempat wisata. Meskipun baru ada di beberapa tempat, itu menjadi salah satu parameter kesiapan kami, jadi Jabar akan memberikan pelayanan yang baik," ujarnya di Bandung, Rabu (21/4/2021).
Dengan adanya sertifikasi tersebut, Dedi memastikan penerapan protokol kesehatan (prokes) bakal dilakukan secara ketat.
Baca juga: Pulihkan Ekonomi Jabar, Wagub Uu Dorong UMKM Manfaatkan Program Pemerintah
"Kami pasti akan lakukan sampling ya, tidak mungkin seluruhnya. Ya tunggu saja aturannya seperti apa, tunggu kebijakan pemerintah pusat,” ujarnya dalam keteranga tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (22/4/2021).
Selain tempat di atas, fasilitas meeting, incentive, convention, and exhibition (MICE), tempat cinderamata, arung jeram, golf, jasa transportasi dan wisata di Jabar juga telah mengantongi sertifikasi CHSE.
Dedi menambahkan, terkait libur lebaran dan mudik, dia menyebut filosofi mudik ke kampung halaman berbeda dengan piknik atau liburan.
“Kaya orang Bandung mau piknik ke Lembang, ini kan beda kategori mudik dengan piknik. Kesiapan atau kewaspadaan harus kita jaga memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak (3M)," terangnya.
Baca juga: Selama Larangan Mudik, Wagub Uu Optimis Dapat Tekan Mobilitas Warga Jabar
Seperti diketahui, pemerintah pusat melalui Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan, meskipun mudik dilarang, tetapi wisata lokal tetap dibuka dengan catatan prokes yang ketat.
Kebijakan itu diputuskan untuk menjaga nadi perekonomian masyarakat tetap berdenyut.
“Kemarin kan sudah mulai ada yang protes, wah mudik dilarang tapi wisata dibolehkan. Iya sebetulnya wisatanya itu dalam rangka lebaran gitu ya. Jadi bukan wisata tadi itu wisata dengan destinasi yang jauh tadi itu,” sebutnya dalam diskusi virtual di akun YouTube Badan Perlindungan Konsumen Nasional, Selasa (20/4/2021).
Dia menjelaskan, ketika orang tidak tidak boleh pergi ke mana-mana maka dibukalah wisata lokalnya agar dia bisa pergi ke tempat-tempat liburan tapi dengan kepatuhan yang terkendali.
Baca juga: Desa Wisata Jadi Program Unggulan Kemenparekraf
Muhadjir mengatakan, pergerakan sebelum dan pada waktu lebaran masih dibolehkan. Itu sebabnya, wisata-wisata lokal dinilai masih dimungkinkan untuk dibuka dengan penerapan prokes secara ketat.