KOMPAS.com - Polymerase Chain Reaction (PCR), akhir-akhir ini begitu akrab di telinga. PCR dinilai sebagai metode pendeteksi Covid-19 yang lebih akurat dibanding rapid test.
Metode ini dilakukan dengan pengambilan sampel lewat swab (usap) belakang tenggorokan, atau saluran pernapasan lain. Sampel kemudian dibawa ke laboratorium untuk diperiksa menggunakan beberapa tahapan.
Di Kota Bandung sendiri, proses sampel akan dikirim ke Balai Pengembangan Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Provinsi Jawa Barat (Jabar).
Di sana, berbagai tahap pemeriksaan mulai dari ekstraksi, Real Time PCR, hingga interpretasi dilakukan.
Setelah verifikasi dan validasi, hasil dari sampel tersebut dilaporkan kepada Dinas Kesehatan Jabar. Baik hasil positif maupun negatif.
Ribuan sampel tersebut ditangani oleh para ahli yang ada di balik laboratorium mikrobiologi Labkesda Jabar. Salah satu di antara ahli tersebut adalah Kepala Laboratorium Genetika dan Bioteknologi Molekuler Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB Azzania Fibriani.
Baca juga: Pemerintah Telah Menguji 9.712 Spesimen dalam Tes Covid-19
Azzania menyampaikan bahwa tes diagnostik di laboratorium dapat membantu manajemen pasien, untuk menentukan apakah pasien itu negatif atau positif Covid-19. Hal ini pun dapat menentukan apakah pasien cukup isolasi mandiri atau perlu dirawat di rumah sakit.
“Teman-teman di sini pun yakin itu akan berguna bagi orang tersebut. Kami berupaya menghasilkan hasil yang valid supaya bisa digunakan rumah sakit atau Dinas Kesehatan untuk menangani pasien tersebut,” ungkap Azzania berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (11/4/2020).
Bersama 17 orang lainnya dari Labkesda Jabar, ITB, RSUP Dr. Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, tim gabungan yang bekerja di Labkesda Jabar tersebut siang dan malam berkutat dengan RNA, reagen PCR, tabung-tabung dan komputer.
Meski telah menjadi rutinitas sehari-hari, kali ini pekerjaan mereka menjadi fondasi sekaligus kunci dalam percepatan penanggulangan penyakit Covid-19 yang saat ini belum ada vaksinnya.
“Karena (hasil lab) betul-betul menentukan tindakan lanjut untuk orang, maka kami juga bekerja sangat hati-hati, oleh karena itu ada kontrol di setiap tahap. Kita tidak bisa mengeluarkan hasil negatif, jika internal control-nya tidak keluar,” pungkas Azzania.
Baca juga: Yurianto: Tes PCR Covid-19 Sudah Dilakukan terhadap Lebih dari 16.500 Spesimen
Terkait sampel, ujar Azzania, tidak ada perlakuan khusus sehingga hasilnya diharapkan valid dan tidak ada bias.
Azzania pun berkisah, terdapat delapan orang lain asal ITB yang merupakan mahasiswa dan asisten penelitian yang bekerja secara sukarela di Labkesda Jabar.
“Selain itu ada enam orang lain dari Tim Unpad di Gedung Eyckman. Mereka juga membantu mengerjakan Real Time PCR dengan dua alat yang ada,” imbuhnya.
Pekerjaan Azzania di Labkesda Jabar turut disokong oleh analis/ahli biologi Laboratorium Mikrobiologi Labkesda Aulia Saraswati Wicaksono. Aulia didapuk untuk mengerjakan proses ekstraksi dari sampel di Viral Transport Media (VTM).
Aulia berharap masyarakat dapat berdiam di rumah untuk meminimalisasi sampel masuk yang berarti semakin berkurangnya orang-orang yang terduga Covid-19. Dirinya pun berharap pandemi ini segera turun.
Baca juga: Punya Laboratorium Sendiri, Tes Sampel Covid-19 di Jabar Kini Lebih Cepat
“Harapannya jika semakin sedikit sampel yang masuk, sehingga prosesnya bisa semakin cepat agar lebih banyak yang bisa dikerjakan. Lebih menghemat tenaga kalau alat dan bahannya tersedia,” pungkasnya.
Labkesda Jabar merupakan salah satu laboratorium pemeriksa Covid-19 di Jabar, sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/214/2020 memenuhi syarat utama adanya laboratorium Biosafety Level-2 (BSL-2).
Laboratorium ini telah memiliki sertifikat Biosafety Laboratory 2 Plus dari World Health Organization (WHO).
Selain itu, Labkesda Jabar pun telah dilengkapi sertifikat Terakreditasi Penuh dari Komite Akreditasi Laboratorium Kesehatan Kementerian Kesehatan RI serta sertifikat akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional atas penerapan secara konsisten SNI ISO/IEC 17043:2010.
Bagi tim yang mengerjakan sampel Covid-19, Labkesda Jabar menerapkan prosedur ketat, mulai Alat Pelindung Diri (APD) lengkap saat proses ekstraksi, cuci tangan, memakai masker (diganti yang baru) setelah dari ruang ekstraksi, dan anjuran untuk mandi setelah mengerjakan ekstraksi.
Baca juga: Mengapa Rapid Test Corona Bisa Negatif Palsu, sedangkan PCR Butuh 3 Hari?
Selain bicara soal kesiapan alat dan petugas laboratorium, Labkesda Jabar juga terus berupaya meningkatkan sistem yang ada.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menggandeng Jabar Digital Service dan Tim Tanggap Covid-19 Jawa Barat.
Tim Tanggap Covid-19 Jawa Barat sendiri merupakan kerja sama antara Labkesda Jabar, Tim Support, ITB dan Unpad.
Koordinator Tim Support Tanggap Covid-19 Jawa Barat Amalia Ulfah Sandra mengatakan, sebanyak lima orang anggota Tim Support, termasuk dirinya telah menjadi relawan non medis di Labkesda sejak 15 Maret lalu.
“Total anggota (Tim Tanggap Covid-19 Jawa Barat) ada sekitar 50-an orang, sedangkan yang non medis (di Labkesda) lima orang dari Tim Support dan kemungkinan anggota tim akan bertambah seiring dengan kebutuhan,” imbuh Amalia.
Baca juga: Pemerintah Diminta Perbanyak Tes PCR Covid-19, Terutama untuk Kelompok Rentan
Tugas dan peran Tim Support, ujar Amalia, adalah adalah membantu tim lab Covid-19 dalam menyelesaikan kendala-kendala laboratorium.
“Tim Support ini membantu membentuk sistem (lab Covid-19) tersebut, termasuk kebutuhan penunjang optimasi lab demi mewujudkan laboratorium yang bisa melakukan tes dengan optimal di Jawa Barat,” ujar Amalia.
Selain itu, ujar Amalia, tim juga membantu bagian administrasi, pengarsipan data dari sampel saat pertama diterima di Labkesda, serta membantu urusan alat dan logistik. Termasuk pengadaan alat via dana non APBD dan kajian optimasi laboratorium Jabar.
Selain Amalia, ada empat orang Tim Support lain yang menjadi relawan non medis di Labkesda adalah Muhammad Fajri Arief Mahmuda (ITB), Musa Mujaddid Imaduddin (ITB), Farhan Fazlur Rahman (ITB), dan Adhy Satya Dharma Octavia.