KOMPAS.com - Program One Pesantren One Product (OPOP) dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat ( Jabar) melalui Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) berhasil memberdayakan ekonomi pondok pesantren (ponpes) dan memasarkannya ke pasar internasional.
Melalui program tersebut, lima koperasi ponpes di Jabar diberangkatkan ke Istanbul, Turki, Selasa (26/11/19) untuk mengikuti pameran.
Di sana kelima koperasi itu memamerkan produk unggulan, memperluas pasar, diskusi, dan bertukar ide terkait kemandirian ekonomi ponpes maupun sertifikasi halal,
Perwakilan koperasi pesantren Al-Ittifaq Kabupaten Bandung Agus Setia Irawan mengapresiasi usaha Dinas KUK Jabar yang melibatkan koperasi ponpes di acara tingkat internasional.
Dia berharap produk-produk unggulan ponpes Jabar dilirik badan usaha yang berkunjung dalam pameran tersebut.
“Nanti akan ada pertemuan bisnis. Kami berharap ada kesepakatan bisnis dengan badan usaha di sana. Kami sendiri akan membawa produk unggulan di bidang pertanian, khususnya rempah-rempah yang memang menjadi primadona di Eropa,” katanya.
Baca juga: Mengenang Bahtiar Effendy, Anak Pesantren yang Mendunia...
Dia menambahkan, jika ada kesepakatan dan pesanan dari pihak lain, 91 ponpes Jabar yang memiliki produk di bidang pertanian bakal dilibatkan.
Apalagi, kata Agus, satu ponpes rata-rata memiliki dua hektar (ha) lahan tidak produktif. Itu berarti ada 182 ha lahan yang dapat digarap untuk memenuhi pesanan nanti.
“Misal, 1 ha lahan digarap 15 orang, berarti ada 1.000-an masyarakat yang diberdayakan,” ucapnya.
Lebih lanjut, menurutnya, selain fokus pada kemandirian ponpes, pihaknya juga harus ikut menyejahterakan masyarakat sekitar.
“Salah satunya dengan itu tadi, menggarap lahan ratusan hektare yang dimiliki ponpes untuk pertanian,” ucapnya seperti keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.
Hal senada dikatakan perwakilan koperasi pesantren Al-Idrisiyyah Kabupaten Tasikmalaya, Ahmad Tazakka Bonanza.
Baca juga: DPRD Jabar: Program Satu Pesantren Satu Produk Sebatas Seremonial
Menurutnya, dengan mengikuti pameran internasional, pihaknya bisa memasarkan hasil perikanan Jabar, khususnya udang, ke pasar internasional.
“Turki itu bisa menjadi pintu untuk produk kami, seperti udang, ke Eropa. Kami akan memaksimalkan pertemuan bisnis untuk mencari kesepakatan,” ungkapya.
Ahmad berharap ponpesnya dapat mengekspor hasil perikanan Jabar ke pasar internasional.
Sementara itu, pengamat kewirausahaan, Wawan Dhewanto menyambut baik OPOP sebagai program yang diharapkan mampu memberdayakan ekonomi pesantren melalui peningkatan usaha pesantren dan koperasi pesantren.
Menurut dosen Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) ITB ini, program ini diharapkan membantu koperasi pesantren untuk memperluas akses pasar.
Produk-produk koperasi pesantren yang mengikuti program OPOP nantinya dapat diklasifikasikan apakah cocok untuk pasar lokal, pasar nasional atau pasar internasional.
Adapun, pondok pesantren yang dikirim ke turki nantinya akan mengikuti 7th OIC Halal Expo dan 5th World Halal Summit 2019.
Baca juga: Mengintip Cara Pesantren Membangun Bisnis untuk Masyarakat
Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Daerah (UPTD) Pendidikan dan Pelatihan Perkoperasian dan Wirausaha Dinas KUK Jabar Deni Handoyo menjelaskan, penetapan lima ponpes tersebut sudah melalui sejumlah pertimbangan, khususnya produk yang dihasilkan.
“Lima ponpes itu kami pilih untuk mengikuti pameran internasional di Turki dari 28 November sampai 1 Desember 2019. Target kami, salah satunya, agar koperasi pesantren yang mempunyai keunggulan memamerkan produknya di event internasional,” kata Deni di kantor UPTD P3W, Kota Bandung, Selasa (26/11/19).
Dia berharap produk-produk unggulan ponpes Jabar pada pameran nanti akan dikenal dunia internasional, khususnya Eropa.
Dia juga mengatakan, jejaring bisnis dan ilmu yang mereka dapatkan akan disebar ke semua ponpes Jabar.
“Mereka harus berbagi pengalaman dan jejaring bisnis yang mereka dapat di sana,” ujarnya.
Kelima koperasi pesantren tersebut adalah Darut Tauhid Kota Bandung, Al-Ittifaq Kabupaten Bandung, Al-Ashriyyah Kabupaten Bogor, Al-Idrisiyyah Kabupaten Tasikmalaya, dan Husnul Khotimah Kabupaten Kuningan.
Baca juga: Gandeng Bukalapak, Pemerintah Kembangkan UMKM di Pesantren
Diketahui, potensi lima ponpes tersebut dalam membuat kesepakatan bisnis tergolong besar.
Diharapkan dalam acara yang digagas Organisasi Konferensi Islam (OKI) mereka bisa memanfaatknya karena punya daya pikat besar.
Pada 6th OIC Halal Expo, misalnya, jumlah pengunjung mencapai 38.750, dan menghadirkan sekira 6.100 Business to Business (B2B).
Selain di bidang pertanian dan perikanan, tiga ponpes lain membawa produk unggulan yang berbeda-beda, misalnya koperasi pesantren Darut Tauhid Kota Bandung akan membawa produk peci dan jaket.
Lalu, koperasi pesantren Husnul Khotimah Kabupaten Kuningan bakal memasarkan batik tulis, dan koperasi pesantren Al-Ashriyyah Kabupaten Bogor menawarkan produk kesehatan black diamond.