KOMPAS.com – Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jawa Barat (Jabar) memperkirakan pelaksanaan West Java Festival 2019 (WJFest 2019) akan memberikan dampak mikro ekonomi dengan kapitalisasi sebesar Rp 5 miliar.
Angka itu diperoleh dengan asumsi festival akan dikunjungi 25.000 orang. Adapun perputaran makro eknomi dalam festival yang berlangsung selama tiga hari itu diprediksi minimal mendapat Rp 50 miliar.
Angka tersebut akan masuk ke dalam kelompok Perhimpunan Hotel Resto Indonesia (PHRO) dan Asosiasi Travel Agent Indonesia (ASITA).
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jabar, Dedi Taufik mengatakan, WJFest 2019 yang dihelat pada tanggal 18-20 Oktober 2019 di Gedung Sate akan mengaplikasikan sistem transaksi
Baca juga: Tantangan Ekonomi Digital Indonesia, Minim SDM dan Transaksi Cashless.
“Pada acara festival, semua sistem transaksi sebesar 80 persen akan mempergunakan cashless atau transaksi elektronik. Kami bekerjasama dengan Bank Jawa Barat (BJB)-Digi,” terang dia.
Selain berdampak ke ekonomi, Dedi menjelaskan tujuan utama penyelenggaraan festival ini mengangkat ragam budaya Jabar sekaligus meningkatkan kunjungan wisatawan, teruatama anak muda.
“Dalam era revolusi industri 4.0 dan perkembangan segmentasi pasar pariwisata jawa barat yang lebih diminati oleh kaum Milenial sebesar 49 persen,” kata dia saat dihubungi, Senin (23/9/2019).
Mengusung tema “Honour Cultural Diversity”, ada beberapa konten yang akan menjadi sajian utama festival tersebut. Di antaranya, karnaval budaya yang dijadwalkan berlangsung pada 18 Oktober Karnaval Budaya dengan melibatkan organisani perangkat daerah (OPD) Pemerintah Provinsi.
Setelah itu, pada 19 Oktober karnaval serupa dilangsungkan dengan mengangkat kebudayaan dari 34 Provinsi dan 27 Kabupaten Kota di Jawa Barat.
“Tema ini dipilih sebagai bentuk tindak lanjut dari Bhineka Tunggal Ika sekaligus sebagai perwujudan budaya Jawa Barat yang someah hade ka semah (ramah),” terang dia.
Selain karnaval, acara tersebut dimeriahkan oleh bazar makanan, bussines meeting perjalanan wisata, exposition dan exebition, serta week end market GENPI.
Pada WJFest-2019 pun dijadwalkan sebagai penanda launching branding Pariwisata Jawa Barat, yakni dan aplikasi fintech Smiling App.
Baca juga: Dongkrak Pariwisata Jabar, Wagub Uu Dukung Maraton di Alam Terbuka
Apalikasi tersebut berisi sistem informasi pariwisata terpadu sehingga bisa memfasilitasi kebutuhan para wisatawan.
Sebelumnya, Gubernur Jabar Ridwan Kamil menyatakan dukungannya terhadap acara yang bisa mengangkat kebudayaan Jawa Barat. Selain sebagai upaya pelestarian seni dan budaya lokal, hal ini bisa menjadi salah satu opsi pariwisata.
Pria yang akrab disapa Emil ini pun telah berkomitmen menjadikan pariwisata sebagai lokomotif perekonomian, karena sektor ini dapat merangkul semua kalangan masyarakat dalam meningkatkan perekonomian.
“Setahun sekali kami dukung karena kontennya sangat cocok dengan visi misi Jawa Barat, yaitu konten-konten budaya lokal dihidupkan lagi, dilestarikan, dipopulerkan. Ini untuk mengimbangi budaya-budaya yang terlalu ngepop dan terlalu luar negeri yang hadir dalam keseharian warga Jawa Barat, khususnya anak-anak milenial,” ucap dia.