KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mencetuskan program One Pesantren One Product (OPOP) sebagai upaya menggairahkan ekonomi pesantren di wilayahnya.
Menilik fungsinya, OPOP merupakan program pemberdayaan ekonomi pesantren dengan menghadirkan ragam kegiatan.
Antara lain memberi pelatihan bisnis berbasis daring, mengadakan aktivitas magang, pelatihan cara mengelola uang, dan pendampingan produksi pemasaran.
Kini program tersebut telah memasuki tahap satu yang mana dalam acara peresmiannya dihadiri langsung oleh Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, di Bandung, Kamis (29/9/2019).
Baca juga: Go To East, Upaya Emil Sejahterakan Nelayan Jabar
"Ada 1.076 pondok pesantren (ponpes) dari 27 kabupaten dan kota di Jabar yang menjadi peserta OPOP tahap satu," ucap dia sesuai rilis yang Kompas.com terima, Selasa (3/9/2019).
Emil menjelaskan, sistem bisnis OPOP berbeda dengan program kewirausahaan pada umumnya karena lebih dulu mencari pembeli (off takers).
"Ketika ada permintaan, baru ponpes peserta OPOP akan memproduksi produk," ujar Emil.
Terdekat, program OPOP akan mempertemukan ponpes dengan pengusaha dan sejumlah perusahaan demi menciptakan iklim kolaborasi usaha.
Baca juga: Emil Beberkan 3 Langkah untuk Tekan Angka Kemiskinan di Jabar
Perusahaan yang dimaksud di antaranya BukaLapak, Blibli, Telkom, dan Angkasa Pura,
"Sampai saat ini sudah mengantongi 40 off takers. Mimpinya adalah ekonomi Jabar yang besar yang titik simpulnya di Pesantren," papar Emil.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Provinsi Jabar, Kusmana Hartadji, menyebut sebagian besar ponpes di Jabar belum mampu mandiri secara ekonomi.
"Masih sulit membiayai kebutuhan operasional maupun pengembangan sarana dan prasarana pesantren," ujar Kusmana.
Baca juga: Pemdaprov Jabar Kikis Ketimpangan Digitalisasi dengan Desa Digital
Melalui OPOP, dirinya berharap ponpes dapat memasarkan produknya secara regional, nasional, dan bahkan internasional.
Di sisi lain, perwakilan Ponpes Rizalihut Cendikia Bogor, Asep Rahmat, mengaku optimis dengan adanya program OPOP ini.
Dirinya berpendapat, OPOP dapat mendorong kemandirian pesantren dengan efektif dan efisien, sehingga operasional aktivitas belajar mengajar di Pesantren dapat dipenuhi secara mandiri.
"Pesantren kami jual oleh-oleh di Puncak Bogor, seperti makanan ringan dan lain sebagainya. Omzet saat ini mencapai sekira Rp 200 juta dan terus meningkat," kata Asep.