KOMPAS.com – Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum mengatakan pembekalan ilmu saja tidak cukup untuk menghadapi bencana alam. Pasalnya, saat bencana tiba, situasi dan mental orang akan berbeda.
“Makanya butuh simulasi bencana, sebab kalau hanya pemberian materi atau ilmu saja takutnya ketika ada bencana banyak pihak tidak siap,” jelas Uu, seperti dalam keterangan tertulisnya.
Apalagi dibanding provinsi lain, kata Uu, Jabar terutama beberapa kabupaten dan kota, punya potensi bencana alam yang tinggi.
Untuk itu, Uu mengakui Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jawa Barat (Jabar) berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten dan Kota mengadakan kegiatan kesiapsiagaan bencana alam.
“Dengan kegiatan itu, harapan kami masyarakat memiliki mental yang hebat dan kuat, sehingga ketika datang bencana tidak panik. Ilmu penting, tetapi mental juga sama pentingnya,” ujar dia.
Baca juga: Wagub Jabar: Pada 2045 Indonesia Bisa Jadi Negara Maju, Asalkan
Perlu diketahui, Uu sendiri mengatakan itu usai menjadi pembina apel dalam acara Apel Puncak Kegiatan Jambore Kampung Siapa Bencana (KSB) di Cilopang Camp, Desa Rancabango, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Rabu (28/9/2019).
Kepala Dinas Sosial Provinsi Jabar Dodo Suhendar menjelaskan, maksud dan tujuan dilaksanakannya Jambore KSB adalah memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana.
“Jambore KSB bertujuan untuk membentuk watak, meningkatkan sikap kemandirian, keterampilan, persatuan dan kesatuan di antara anggota KSB se-Jawa Barat,” kata Dodo Suhendar.
Di Jambore juga dilakukan pembentukan Kampung Siaga Bencana (KSB) yang baru, yakni KSB Desa Rancabango, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut.
Baca juga: Siap Siaga Bencana, Relawan dan Kades di Jombang Dikumpulkan
"Ke depan kami harapkan dapat membentuk lagi KSB yang baru lagi berdasarkan pada prioritas daerah rawan bencana," imbuh Dodo Suhendar.
Dengan adanya penambahan KSB tersebut, maka sudah ada 4 KSB di Garut. Tiga sebelumnya adalah KSB Desa Talegong di Kecamatan Talegong, KSB Desa Sindangsari di Kecamatan Cisompet, dan KSB Desa Dano di Kecamatan Leles.
Adapun di Jawa Barat sendiri hingga kini sudah ada 114 KSB yang tersebar di 21 kabupaten dan kota.
“Tentunya keberadaan KSB ini merupakan partisipasi masyarakat dalam penanganan bencana," ucap Dodo,