Wagub Dorong Pengusaha Muslim Wanita Konsisten dengan Bisnis Syariah

Kompas.com - 27/04/2019, 20:50 WIB
Sri Noviyanti

Editor

KOMPAS.com -  Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mendorong para pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Muslimah Pengusaha (Alisa) agar konsisten menerapkan sistem ekonomi syariah dalam bisnisnya.

Penerapan ekonomi syariah, menurut Uu menjadi cerminan muslimah untuk jalan beriringan dengan prinsip dan nilai keislaman.

Demikian dikatakan Wagub saat membuka Rapat Kerja Nasional ke-3 Asosiasi Muslimah Pengusaha "Khadijah" Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia di Hotel Santika, Bekasi, Jumat (26/4/19).

"Yang namanya muslim berarti dia harus taat, patuh pada aturan Islam. Ada sebuah keterangan, masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, termasuk dalam bidang ekonomi," ujar Uu seperti dikutip dari rilis yang diterima Kompas.com, Sabtu (27/4/2019).

Uu menjelaskan ada beberapa perbedaan antara ekonomi syariah dengan konvensional. Pertama, ekonomi syariah menilai uang hanya sebatas sebagai alat tukar, bukan sebagai komoditas yang bisa diperjualbelikan. Kedua, semua usaha dalam Islam diperbolehkan kecuali yang diharamkan.

"Dalam Islam tidak semua dilarang, dalam ekonomi liberal semua bebas yang penting ada untung, ekonomi sosialis semuanya diatur negara. Akan tetapi kalau ekonomi syariah pertengahan, artinya tidak terlalu bebas dan tidak terlalu ditahan," paparnya.

Turut hadir dalam pembukaan rakernas Ketua Umum ICMI Pusat Jimly Asshiddiqie. Dia menjelaskan ihwal ICMI membentuk Alisa "Khadijah" ICMI sebagai kumpulan pengusaha muslimah.

Jimly menuturkan, kaum perempuan perlu menjadi ikon bisnis, sebagai bagian dari jihad di bidang ekonomi. Seperti halnya istri Nabi Muhammad SAW, Siti Khadijah yang menjadi pengusaha perempuan sukses di zamannya.

"Kaum perempuan juga harus ada yang menekuni jihad di bidang ekonomi. Makanya kami dorong ibu-ibu ini menjadi pionir menggerakkan kaum perempuan untuk menjadi pengusaha," kata Jimly.

Untuk itu, pada kesempatan yang sama, Jimly memberikan usulan agar Alisa dapat mengembangkan sekolah entrepreneur untuk kalangan muslim perempuan. 

“Kami perlu membuat muslimpreneur. Coba buat konsep sekolah muslimpreneur," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Umum Alisa "Khadijah" ICMI Pusat Ina Marlina dalam sambutannya berharap agar rakernas ini bisa menghasilkan program-program kerja yang positif untuk Alisa.

Hal lain, Ina menitikberatkan agar adanya ada perubahan sistem bisnis yang dilakukan oleh pengusaha perempuan yang tergabung dalam Alisa. Menurut Ina, para pengusaha muslimah perlu belajar dan menyesuaikan diri dengan era industri 4.0.

"Jadi, sekarang semuanya harus mulai belajar. Harus mulai tidak hanya jadi pedagang tapi juga jadi pengusaha," ajak Ina dalam sambutannya.

Rakernas Alisa yang berlangsung pada 26-28 April 2019, digelar pula pameran produk UMKM dan seminar. 

Ada 50 stan produk makanan, minuman, dan fashion. Sementara para peserta rakernas yakni 16 pimpinan wilayah Alisa "Khadijah" ICMI dari berbagai provinsi di Indonesia.

Terkini Lainnya
Elektabilitas Capres Versi Survei Indikator: Prabowo Teratas, Dedi Mulyadi di Posisi Kedua

Elektabilitas Capres Versi Survei Indikator: Prabowo Teratas, Dedi Mulyadi di Posisi Kedua

jawa barat
Imbau Massa Tak Rusak Fasilitas Publik, Dedi Mulyadi: Pihak yang Rugi Rakyat Kecil

Imbau Massa Tak Rusak Fasilitas Publik, Dedi Mulyadi: Pihak yang Rugi Rakyat Kecil

jawa barat
Dedi Mulyadi Ingatkan Aksi Protes Tak Boleh Rugikan Warga

Dedi Mulyadi Ingatkan Aksi Protes Tak Boleh Rugikan Warga

jawa barat
Telepon Ibunda Affan Kurniawan, KDM Sampaikan Belasungkwa dan Tawarkan Bantuan

Telepon Ibunda Affan Kurniawan, KDM Sampaikan Belasungkwa dan Tawarkan Bantuan

jawa barat
Dedi Mulyadi Bantu Keluarga Korban Pembunuhan Oknum Polisi Rp 50 Juta

Dedi Mulyadi Bantu Keluarga Korban Pembunuhan Oknum Polisi Rp 50 Juta

jawa barat
Terbitkan Larangan Knalpot Brong di Jabar, Dedi Mulyadi: Mari Ciptakan Kenyamanan Berlalu Lintas 

Terbitkan Larangan Knalpot Brong di Jabar, Dedi Mulyadi: Mari Ciptakan Kenyamanan Berlalu Lintas 

jawa barat
Anak-anak Jabar Seberangi Sungai demi Sekolah, KDM: Kita Bangun Banyak Jembatan Tahun Depan

Anak-anak Jabar Seberangi Sungai demi Sekolah, KDM: Kita Bangun Banyak Jembatan Tahun Depan

jawa barat
Bubarkan Pungutan di Jalan Bekasi, Dedi Mulyadi Janjikan Rp 50 Juta untuk Pembangunan Mushala

Bubarkan Pungutan di Jalan Bekasi, Dedi Mulyadi Janjikan Rp 50 Juta untuk Pembangunan Mushala

jawa barat
Gempa Bekasi-Karawang, KDM Pastikan Pemprov Jabar Bantu Perbaikan Rumah dan Puskesmas

Gempa Bekasi-Karawang, KDM Pastikan Pemprov Jabar Bantu Perbaikan Rumah dan Puskesmas

jawa barat
BPS: Ekonomi Jabar Tumbuh 5,23 Persen di Triwulan II-2025, Penyumbang Terbesar dari Industri Pengolahan

BPS: Ekonomi Jabar Tumbuh 5,23 Persen di Triwulan II-2025, Penyumbang Terbesar dari Industri Pengolahan

jawa barat
Dedi Mulyadi: Kemerdekaan Sejati adalah Rakyat Berdaulat atas Tanahnya

Dedi Mulyadi: Kemerdekaan Sejati adalah Rakyat Berdaulat atas Tanahnya

jawa barat
Hari Jadi Jabar Ke-80, KDM: Momentum Bangun Jabar Istimewa, Lembur Diurus Kota Ditata

Hari Jadi Jabar Ke-80, KDM: Momentum Bangun Jabar Istimewa, Lembur Diurus Kota Ditata

jawa barat
Soal Kasus Balita Raya, Gubernur Dedi Mulyadi: Pemerintah Jangan Kalah Gesit dari Relawan Sosial

Soal Kasus Balita Raya, Gubernur Dedi Mulyadi: Pemerintah Jangan Kalah Gesit dari Relawan Sosial

jawa barat
Prihatin Kasus Balita Meninggal Dipenuhi Cacing, KDM: Kami Sudah Kirim Tim

Prihatin Kasus Balita Meninggal Dipenuhi Cacing, KDM: Kami Sudah Kirim Tim

jawa barat
Lewat Penertiban Bangunan Liar, KDM Kembalikan Fungsi Lahan di Jabar

Lewat Penertiban Bangunan Liar, KDM Kembalikan Fungsi Lahan di Jabar

jawa barat
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com