Jawa Barat Boyong Pengusaha dan Desainer ke Moskow

Kompas.com - 05/08/2017, 15:09 WIB

KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi Jawa Barat melibatkan 29 pelaku usaha pada pameran Festival Indonesia ke-2 di Moskow, Rusia. Jawa Barat memamerkan potensi ekonominya sejalan dengan proyeksi Jawa Barat sebagai pusat fashion dunia.

Kedutaan Besar RI di Rusia menggelar acara Festival Indonesia (FI) ke-2 pada 4-6 Agustus 2017 di Moskow, Rusia. Dalam rilis yang diterima Kompas.com pada Sabtu (5/8/2017), festival itu diikuti 13 provinsi di Indonesia.

Pemerintah Jawa Barat mengajak para pengusaha agar mendapat peluang usaha di negara lain.

"Ini pun sebagai salah satu upaya Pemerintah provinsi Jawa Barat dalam mendorong pengembangan pelaku usaha dan menciptakan wirausaha baru," kata Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan pada pertemuan dengan para pelaku usaha asal Jawa Barat di Intercontinental Moskow Tverskaya, Kamis (3/8/2017) lalu.

Ia berharap para pelaku usaha memanfaatkan pameran Festival Indonesia untuk ekspansi pasar. Sehingga, usaha pebisnis Jawa Barat mampu menembus dunia international.

Para pelaku usaha, kata dia, perlu mempelajari kebutuhan para pelaku usaha dan konsumen yang ada di Rusia.

"Peluang di Rusia ini cukup terbuka, tinggal kita bagaimana menghadirkan produk yang sesuai dengan masyarakat Rusia," katanya.

Oleh karena itu, para pelaku usaha asal Jawa Barat perlu melakukan terobosan dan inovasi produk dalam pengembangan usahanya.

"Inovasi produk sangat penting, termasuk inovasi harga sehingga kita bisa berdaya saing dengan produk negara lainnya," ujarnya.

Mayoritas pebisnis Jawa Barat yang ikut dalam pameran merupakan pengusaha fashion dan tekstil dan produk tekstil (TPT). Selain itu, ada 5 desainer ikut pameran.

"Pelaku usaha harus pandai membaca peluang. Festival Indonesia merupakan peluang bagi pengusaha untuk menjadi besar dan menjadi pengalaman yang berharga untuk membuka pasar ke dunia internasional," katanya.

Heryawan berpendapat mengikuti pameran di negara lain merupakan upaya strategis. Apalagi, Pemerintah Provinsi Jawa Barat bercita-cita menjadikan Jawa Barat sebagai pusat produk fashion dunia.

"Jawa Barat harus jadi pusat produk fashion dunia, apalagi Kota Bandung sangat terkenal dengan produk fashionnya. Fashion Jawa Barat harus masuk dan menguasai pasar Rusia," katanya.

Salah satu desainer asal Jawa Barat Nunie Mawardi mengatakan, keterlibatan para pelaku usaha dan desainer pada acara pameran Festival Indonesia di Moskow Rusia merupakan langkah tepat. Karena, pameran di luar negeri mampu mendorong pengembangan usaha dan wawasan.

"Ini sangat berharga bagi kami. Karena, kami ingin memperkenalkan fashion Jawa Barat ke pasar internasional. Apalagi, Bandung terkenal dengan fashionnya," ujarnya.

Selain Nunie, desainer yang ikut pameran ke Moskow di antaranya Wighyo Rahadi, Anggia Sari, dan Astri Lestari. Para desainer menampilkan kekayaan nusantara melalui tenun dan batik.

"Pada acara Festival Indonesia ke-2, kami mengangkat muatan lokal Jawa Barat. Ada tenun dan batik. Karya-karyanya dibuat khusus untuk acara Festival Indonesia," katanya.

Apresiasi Bashkortostan

Kepala Republik Bashkortostan Rustem Khamitov mengapresiasi kunjungan kerjasama delegasi Jawa Barat yang dipimpin oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan ke Bashkortostan Rusia.

Kunjungan itu bertujuan meningkatkan kerjasama ekonomi kedua belah pihak. Ia berharap adanya realisasi kerja sama setelah kunjungan kerja itu.

"Kami sangat mengapresiasi atas kunjungan ini. Ini adalah kunjungan yang pertama yang dilakukan pemerintah Jawa Barat ke Bashkortostan," kata Rustem dalam acara penyambutan delegasi Jawa Barat di Dom Republiski Bashkortostan, Rabu (2/8/2017) lalu.

Republik Bashkortostan memiliki jumlah penduduk sekitar 4 juta lebih. Selama ini, masyarakat bekerja di sektor baik di sektor pertanian, migas, serta perdagangan.

"Banyak potensi yang bisa dikerjasamakan dengan Jawa Barat Indonesia," ujarnya.

Republik Bashkortostan memiliki potensi unggulan di bidang migas dan Petrokimia. Selain itu, Bashkortostan memiliki sektor industri besi logam. Pupuk mineral dari Bashkortostan diekspor ke sejumlah negara.

"Kami juga memiliki industri bidang kedirgantaraan dan pertahanan. Kami mampu memproduksi helikopter dan peralatan pesawat," katanya.

Tak hanya itu, Bashkortostan terkenal di bidang pertanian. Susu dan madu merupakan produk unggulan dari lahan pertanian.

"Susu dan madu disini nomor satu. Kami siap mempertimbangkan untuk ekspor ke Jawa Barat. Termasuk gandum dan tepung telah sesuai standar halal," ujarnya.

Madu biasanya digunakan untuk obat-obatan dan kosmetik. Pemerintah Bashkortostan juga mengikuti kegiatan asosiasi produsen madu yang memiliki anggota 100 negara di dunia.

Selain itu juga, Rustem melanjutkan, Bashkortostan siap bekerja sama di bidang pendidikan, teknologi transportasi, serta migas-petrokimia. Kerja sama bisa dilakukan dengan pertukaran mahasiswa.

"Kami juga sangat berminat melakukan ilmu pengetahuan pertukaran akademisi dI bidang pendidikan, termasuk kebudayaan," ujarnya.

Menurut dia, pada 2020 akan digelar festival internaisonal seni di Bashkortostan.

"Ini merupakan olimpiade budaya yang akan diikuti 70 negara dunia. Dan kami mengundang tim kesenian Jawa Barat dalam forum besar tersebut," katanya.

Terkini Lainnya
Elektabilitas Capres Versi Survei Indikator: Prabowo Teratas, Dedi Mulyadi di Posisi Kedua

Elektabilitas Capres Versi Survei Indikator: Prabowo Teratas, Dedi Mulyadi di Posisi Kedua

jawa barat
Imbau Massa Tak Rusak Fasilitas Publik, Dedi Mulyadi: Pihak yang Rugi Rakyat Kecil

Imbau Massa Tak Rusak Fasilitas Publik, Dedi Mulyadi: Pihak yang Rugi Rakyat Kecil

jawa barat
Dedi Mulyadi Ingatkan Aksi Protes Tak Boleh Rugikan Warga

Dedi Mulyadi Ingatkan Aksi Protes Tak Boleh Rugikan Warga

jawa barat
Telepon Ibunda Affan Kurniawan, KDM Sampaikan Belasungkwa dan Tawarkan Bantuan

Telepon Ibunda Affan Kurniawan, KDM Sampaikan Belasungkwa dan Tawarkan Bantuan

jawa barat
Dedi Mulyadi Bantu Keluarga Korban Pembunuhan Oknum Polisi Rp 50 Juta

Dedi Mulyadi Bantu Keluarga Korban Pembunuhan Oknum Polisi Rp 50 Juta

jawa barat
Terbitkan Larangan Knalpot Brong di Jabar, Dedi Mulyadi: Mari Ciptakan Kenyamanan Berlalu Lintas 

Terbitkan Larangan Knalpot Brong di Jabar, Dedi Mulyadi: Mari Ciptakan Kenyamanan Berlalu Lintas 

jawa barat
Anak-anak Jabar Seberangi Sungai demi Sekolah, KDM: Kita Bangun Banyak Jembatan Tahun Depan

Anak-anak Jabar Seberangi Sungai demi Sekolah, KDM: Kita Bangun Banyak Jembatan Tahun Depan

jawa barat
Bubarkan Pungutan di Jalan Bekasi, Dedi Mulyadi Janjikan Rp 50 Juta untuk Pembangunan Mushala

Bubarkan Pungutan di Jalan Bekasi, Dedi Mulyadi Janjikan Rp 50 Juta untuk Pembangunan Mushala

jawa barat
Gempa Bekasi-Karawang, KDM Pastikan Pemprov Jabar Bantu Perbaikan Rumah dan Puskesmas

Gempa Bekasi-Karawang, KDM Pastikan Pemprov Jabar Bantu Perbaikan Rumah dan Puskesmas

jawa barat
BPS: Ekonomi Jabar Tumbuh 5,23 Persen di Triwulan II-2025, Penyumbang Terbesar dari Industri Pengolahan

BPS: Ekonomi Jabar Tumbuh 5,23 Persen di Triwulan II-2025, Penyumbang Terbesar dari Industri Pengolahan

jawa barat
Dedi Mulyadi: Kemerdekaan Sejati adalah Rakyat Berdaulat atas Tanahnya

Dedi Mulyadi: Kemerdekaan Sejati adalah Rakyat Berdaulat atas Tanahnya

jawa barat
Hari Jadi Jabar Ke-80, KDM: Momentum Bangun Jabar Istimewa, Lembur Diurus Kota Ditata

Hari Jadi Jabar Ke-80, KDM: Momentum Bangun Jabar Istimewa, Lembur Diurus Kota Ditata

jawa barat
Soal Kasus Balita Raya, Gubernur Dedi Mulyadi: Pemerintah Jangan Kalah Gesit dari Relawan Sosial

Soal Kasus Balita Raya, Gubernur Dedi Mulyadi: Pemerintah Jangan Kalah Gesit dari Relawan Sosial

jawa barat
Prihatin Kasus Balita Meninggal Dipenuhi Cacing, KDM: Kami Sudah Kirim Tim

Prihatin Kasus Balita Meninggal Dipenuhi Cacing, KDM: Kami Sudah Kirim Tim

jawa barat
Lewat Penertiban Bangunan Liar, KDM Kembalikan Fungsi Lahan di Jabar

Lewat Penertiban Bangunan Liar, KDM Kembalikan Fungsi Lahan di Jabar

jawa barat
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com