KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta melalui Dinas Sumber Daya Air (DSDA) tengah mengupayakan optimalisasi penanggulangan banjir dengan menyediakan layanan sanitasi berkelanjutan. Salah satunya adalah dengan mengoptimalkan Jakarta Sewerage Development Project ( JSDP).
JSDP merupakan bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2024 untuk mencapai 90 persen akses sanitasi layak. Pada 2021, akses sanitasi layak telah mencapai 79,20 persen di berbagai wilayah Jakarta.
Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris DSDA Provinsi DKI Jakarta Hendri menjelaskan, kehadiran JSDP dapat meningkatkan akses dan kualitas sanitasi layak di Ibu Kota. Selain itu, kehadiran JSDP juga sebagai upaya pemerintah dalam menyediakan sumber alternatif air baku dan air bersih.
“ Sanitasi yang baik dapat mencegah timbulnya penyakit yang disebabkan oleh buruknya permukaan air dan air tanah. Ketersediaan air baku dan bersih juga dapat membantu meningkatkan kesehatan masyarakat, kualitas lingkungan, dan memberikan pelayanan pembuangan air limbah domestik yang lebih baik,” kata Hendri dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (6/11/2023).
Lebih lanjut, Hendri menjelaskan bahwa sebagian besar rumah tangga di DKI Jakarta belum memiliki tangki septik, khususnya yang tinggal di permukiman kumuh dan padat penduduk. Karena itu, DSDA Jakarta menjalankan program Revitalisasi Tangki Septik, sesuai Peraturan Gubernur (Pergub) DKI Jakarta Nomor 70 Tahun 2021.
Hendri menjabarkan, program Revitalisasi Tangki Septik tersebut dilakukan untuk memberikan standar pelayanan minimal (SPM) atas sanitasi layak bagi masyarakat. Program ini juga mendorong upaya pengentasan buang air besar sembarangan (BABS) guna mencegah pencemaran air tanah dan permukaan air akibat limbah domestik.
“Target program Revitalisasi Tangki Septik adalah untuk mempercepat layanan sanitasi on site melalui perbaikan maupun pembangunan tangki septik yang ada di Jakarta,” jelas Hendri.
Untuk diketahui, DKI Jakarta telah memulai pembangunan jaringan pipa air limbah JSDP zona 1 Paket 5 Area 2-1 dan Paket 6 Area 2-2. JSDP merupakan pembangunan jaringan perpipaan sistem pengelolaan limbah domestik terpusat dan terintegrasi skala perkotaan di Provinsi DKI Jakarta.
Baca juga: Jurus Pemprov DKI Jakarta Bersiap Hadapi Ancaman Banjir pada Puncak Musim Hujan
Paket 5 dan 6 bagian dari Zona 1 akan melayani enam kecamatan. Paket 5 melayani pengelolaan air limbah domestik di Kecamatan Gambir, Menteng, dan Sawah Besar di Jakarta Pusat; serta di Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat. Adapun paket 6 melayani Kecamatan Penjaringan di Jakarta Utara dan Kecamatan Tambora di Jakarta Barat.
Memang sanitasi dan air bersih masih menjadi masalah yang dihadapi masyarakat Jakarta. Hal ini tercermin dari data Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta pada 2020 yang menyebutkan kebiasaan BABS masih menjadi momok. Dari data ini, sebanyak 935.000 warga atau 187.000 kepala keluarga mengaku masih melakukan BABS, sehingga dapat menyebabkan masalah kesehatan.
Kondisi inilah yang dirasakan oleh Roheti, seorang warga yang tinggal di Johar Baru, Jakarta Pusat. Setiap hari, ia dan keluarganya harus ke water closet (WC) umum jika ingin buang air besar (BAB).
“(Harus ke WC umum) sangat sulit. Rasanya juga sangat sedih. Saya ingin punya tangki septik di rumah,” kata Roheti dalam tayangan YouTube Pemprov DKI Jakarta.
Baca juga: B2W Cabut Predikat Kota Ramah Sepeda untuk DKI Jakarta
Beruntung, Roheti menjadi salah satu warga yang menerima program Revitalisasi Tangki Septik Biopal yang dijalankan Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Paljaya. Setelah diperbaiki, Roheti mengaku sangat senang karena bisa hidup lebih sehat.
“Saya senang dan bahagia sekali bisa dibantu. Saya dan keluarga juga sangat berterima kasih,” ujar Roheti.
Hal yang sama juga diungkapkan Mariam, warga yang tinggal di bantaran sungai di Kramat Jaya, Jakarta Pusat. Sebelumnya, pipa aliran limbah domestik dari rumah Mariam mengalir langsung ke sungai yang berada di belakang rumahnya.
Meski sudah dilakukan sejak lama, Mariam sebenarnya memahami bahwa tindakan tersebut tidak sehat. Ia pun tahu betapa penting sanitasi bersih yang diprogramkan Pemprov DKI Jakarta melalui revitalisasi tangki septik.
“Sekarang toilet rumah tidak lagi mengalir langsung ke sungai. Rasanya lebih bersih dan tidak bau lagi. Terima kasih Pemprov DKI Jakarta”, ucap Mariam. (Rindu Pradipta Hestya)
Baca juga: DPRD DKI Jakarta: Raperda Pajak dan Retribusi Daerah Akan Pangkas Tumpang Tindih Kebijakan