KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung berupaya membangun kota yang mendengar, mengapresiasi, dan mencatat setiap kisah warganya.
Untuk mewujudkan hal itu, Pemkot bandung menggelar Bandung Kota Cerita yang diharapkan dapat menjadikan Bandung sebagai rumah bagi semua cerita.
Pasalnya, di Kota Bandung, setiap cerita memiliki tempat dan setiap orang mempunyai peran untuk menuliskannya.
Wali Kota Bandung Muhammad Farhan mengatakan, pihaknya ingin program tersebut mempunyai rasa kepemilikian atau sense of belonging dari masyarakat.
“Ini bukan hanya tentang Bandung yang diceritakan, tetapi Bandung yang hidup dalam cerita warganya,” ujarnya sebagai salah satu penggagas Bandung Kota Cerita, melansir bandung.go.id, Selasa (17/6/2025).
Baca juga: Bandung Kota Cerita, Inisiatif Pemkot Bandung Lestarikan Keberagaman lewat Narasi
Lebih dari sekadar agenda budaya, Bandung Kota Cerita menjadi ruang bersama untuk menghidupkan kembali semangat Konferensi Asia Afrika (KAA).
Ruang tersebut dihadirkan untuk menumbuhkan semangat gotong royong, solidaritas, dan pertukaran budaya melalui narasi-narasi otentik dari warga.
Program itu diawali dengan gelaran CERITAFest: CERITA BANDUNG #1, yang akan digelar di Microlibrary Asia Afrika, Jalan Alun-alun Timur, pada Sabtu (28/6/2025).
Dengan tema Merayakan Keberagaman Cerita dan Memperkuat Ikatan Komunitas, festival Bandung Kota Cerita menghadirkan empat acara utama:
1. Pameran Foto, Video, dan Film Dokumenter Sejarah Bandung
Acara ini menghidupkan memori kolektif kota melalui visualisasi sejarah dan kisah warga dari masa ke masa.
2. Duta CERITA Showcase
Penampilan karya naratif dari peserta pelatihan Duta CERITA yang mewakili suara personal dan komunitas.
3. Story of Us
Diskusi panel interaktif antara tokoh komunitas, pemimpin opini, dan warga untuk berbagi inspirasi dan pemikiran.
4. Lingkar CERITA Bandung
Sesi berbagi cerita terbesar di Kota Bandung yang mempertemukan lintas generasi dan latar belakang dalam satu lingkaran dialog inklusif.
Setelah CERITAFest, kegiatan akan berlanjut dalam bentuk CERITA Pustaka, yaitu program aktivasi komunitas yang digelar di ruang-ruang publik Kota Bandung setiap minggu dari Juli hingga Agustus 2025.
Baca juga: Bahaya Banjir Bandang Intai Kota Bandung, Farhan Imbau Warga Bantaran Sungai Pindah Sukarela
Kegiatan itu mengajak berbagai kelompok masyarakat, mulai dari anak-anak, warga umum, penyandang disabilitas, hingga lanjut usia (lansia) untuk menuturkan cerita melalui medium ekspresi yang mereka pilih.
Seluruh dokumentasi akan dipublikasikan melalui media sosial resmi Pemkot Bandung, komunitas mitra, dan platform digital Cerita Caravan.
Bunda Literasi Kota Bandung dan Ketua Dekranasda Kota Bandung Aryatri Benarto menyoroti pentingnya mengangkat narasi lokal dalam pengembangan produk usaha mikro kecil menengah (UMKM).
Dia menyebutkan, banyak UMKM Kota Bandung yang memiliki storytelling unik dan berkaitan erat dengan identitas kota.
“Harapannya, Bandung Kota Cerita bisa menjadi ruang penguatan komunitas dan UMKM berbasis narasi lokal yang berdaya, serta membangun kesadaran bahwa setiap warga memiliki peran penting dalam menulis kisah kotanya sendiri,” kata Aya.
Baca juga: Farhan: Kota Bandung Siap Jadi Tuan Rumah Piala Presiden
Perlu diketahui, identitas visual Bandung Kota Cerita mengusung logo yang sarat makna filosofis. Berikut ini elemen-elemennya:
Huruf B merupakan sebagai inisial dari Bandung, menjadi bentuk utama.
Lembaran kertas seperti buku cerita, menandakan kumpulan kisah yang membentuk jati diri kota.
Bentuk lorong atau pintu masuk menggambarkan Bandung sebagai ruang terbuka bagi masa lalu, kini, dan masa depan.
Warna-warni berbeda merepresentasikan keragaman latar, ekspresi, dan identitas budaya warga.
Baca juga: Farhan Curiga Keterlibatan Orang Dalam soal Dugaan Jual Beli Kursi SPMB di Kota Bandung
Logo itu mencerminkan Bandung bukan hanya sebagai kota penuh sejarah, tetapi juga sebagai tempat yang terus hidup oleh cerita-cerita baru.