KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung bersama The Caravanserai Collective meluncurkan program budaya Bandung Kota Cerita sebagai gerakan kolaboratif lintas komunitas.
Program yang akan digelar sepanjang Juni hingga Agustus itu bertujuan untuk melestarikan dan merayakan keberagaman warga Bandung melalui kekuatan cerita.
Lebih dari sekadar program budaya, Bandung Kota Cerita akan menjadi ruang bersama untuk menghidupkan kembali semangat Konferensi Asia Afrika yang mencakup gotong royong, solidaritas, dan pertukaran budaya melalui narasi-narasi otentik dari warga.
“Kami ingin program ini punya rasa memiliki (sense of belonging), bukan hanya tentang Bandung yang diceritakan, tetapi Bandung yang hidup dalam cerita warganya,” ujar Wali Kota Bandung sekaligus salah satu penggagas Bandung Kota Cerita, Muhammad Farhan melalui siaran persnya, Selasa (17/6/2025).
Baca juga: Pemkot Bandung Gandeng Seskoad Wujudkan Kawasan Bersih dan Mandiri Sampah
Lewat program tersebut, Pemkot Bandung ingin membangun kota yang mendengar, mengapresiasi, dan mencatat setiap kisah warganya—karena setiap cerita memiliki tempat, dan setiap orang punya peran untuk menuliskannya.
Melalui Bandung Kota Cerita, Kota Bandung diharapkan dapat menjadi rumah bagi semua cerita.
Sementara itu, Bunda Literasi Kota Bandung sekaligus Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Bandung, Aryatri Benarto menyoroti pentingnya mengangkat narasi lokal dalam pengembangan produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
“Banyak UMKM Kota Bandung memiliki storytelling unik yang berkaitan erat dengan identitas kota,” ungkapnya.
Aya berharap, Bandung Kota Cerita bisa menjadi ruang penguatan bagi komunitas dan UMKM berbasis narasi lokal yang berdaya serta mampu membangun kesadaran bahwa setiap warga memiliki peran penting dalam menulis kisah kotanya sendiri.
Program budaya Bandung Kota Cerita dimulai dengan gelaran CERITAFest: CERITA BANDUNG #1, yang akan diselenggarakan Sabtu (28/6/2025) di Microlibrary Asia Afrika, Jalan Alun-alun Timur.
Dengan mengusung tema “Merayakan Keberagaman Cerita dan Memperkuat Ikatan Komunitas”, festival tersebut menghadirkan empat acara utama.
Pertama, pameran foto, video, dan film dokumenter sejarah Bandung. Acara ini bertujuan untuk menghidupkan memori kolektif kota melalui visualisasi sejarah dan kisah warga dari masa ke masa.
Baca juga: Martin Scorsese Garap Film Dokumenter Paus Fransiskus, Tampilkan Wawancara Terakhir
Kedua, Duta CERITA Showcase menampilkan karya naratif dari peserta pelatihan Duta CERITA yang mewakili suara personal dan komunitas.
Ketiga, Story of Us berupa diskusi panel interaktif antara tokoh komunitas, pemimpin opini, dan warga untuk berbagi inspirasi dan pemikiran.
Keempat, Lingkar CERITA Bandung, yakni sesi berbagi cerita terbesar di Kota Bandung. Acara ini akan mempertemukan masyarakat lintas generasi dan latar belakang dalam satu lingkaran dialog inklusif.
Setelah CERITAFest, acara akan dilanjutkan dengan CERITA Pustaka, yaitu program aktivasi komunitas yang digelar di ruang-ruang publik Kota Bandung setiap minggu dari Juli hingga Agustus 2025.
Baca juga: Komunitas Diundang Lihat Langsung Contoh Desain Rumah Subsidi Lippo
Lewat kegiatan tersebut, Pemkot Bandung mengajak berbagai kelompok masyarakat mulai dari anak-anak, warga umum, penyandang disabilitas, hingga lanjut usia (lansia) untuk menuturkan cerita melalui media ekspresi yang mereka pilih.
Seluruh dokumentasi akan dipublikasikan melalui media sosial resmi Pemkot Bandung, komunitas mitra, dan platform digital Cerita Caravan.
Sebagai informasi, Bandung Kota Cerita memiliki logo sebagai identitas visual yang sarat akan makna filosofis.
Huruf “B” merupakan bentuk utama sebagai inisial dari Bandung. Lalu, lembaran kertas seperti buku cerita menandakan kumpulan kisah yang membentuk jati diri Kota Bandung.
Baca juga: Farhan Rombak Pejabat OPD Kota Bandung dan Lantik 13 Kadis dan Asda
Selanjutnya, terdapat bentuk lorong atau pintu masuk yang menggambarkan Bandung sebagai ruang terbuka bagi masa lalu, kini, dan masa depan.
Sementara itu, warna-warna berbeda dalam logo merepresentasikan keragaman latar, ekspresi, dan identitas budaya warga.
Logo tersebut mencerminkan Bandung bukan hanya sebagai kota penuh sejarah, tetapi juga sebagai tempat yang terus hidup dengan cerita-cerita baru.