BANDUNG, KOMPAS.com - Kota Bandung terus merancang sejumlah inovasi di bidang infrastruktur untuk terus bertransformasi menjadi kota moderen. Perlahan tapi pasti, di bawah komando Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dan Wakil Wali Kota Bandung Oded M Danial, Pemerintah Kota Bandung terus berupaya meretas problematika perkotaan di Bandung.
Saat ini, dari serangkaian pekerjaan rumah yang tengah dibenahi, masalah transportasi dan kemacetan masih menjadi tugas besar Pemkot Bandung. Kebijakan strategis pun dimunculkan untuk menghadirkan moda transportasi massal moderen.
Light Rail Transit (LRT) berbentuk metro kapsul misalnya, dipilih sebagai solusi untuk membenahi tata kelola moda transportasi massal di kota itu. Jalan terjal pun dihadapi Pemkot Bandung untuk mewujudkan mimpi itu.
Namun, Ridwan Kamil dan Oded tetap optimistis bisa menghadirkan proyek penting yang ditargetkan akan dimulai tahun ini.
Proyek LRT metro kapsul rencananya akan dibangun sepanjang 40 kilometer mengitari sejumlah titik tersibuk di Bandung seperti kawasan pusat belanja Pasar Baru serta Terminal Leuwipanjang.
"Pembangunan LRT sebagai puncak dari semua PR infrastruktur. Yang paling ditunggu LRT, itu janji kampanye. Saya mah insya Allah enggak akan inkar janji. Saya kejar terus," ujar Ridwan Kamil di Taman Sejarah, Jalan Aceh, Kamis (18/5/2017).
"Sebelum itu sampai, tidur belum nyenyak. Jika mengukur pada janji politik, kasarnya hampir sudah tercontreng yang belum tinggal satu lagi. Insya Allah contrengan bisa terkejar," tambahnya.
Skema tiket murah
Sambil menunggu proses lelang, persiapan menuju pembangunan metro kapsul semakin dikebut oleh Pemerintah Kota Bandung. Selain terus menempuh proses perizinan dan kelengkapan administrasi, pemerintah kota juga menyiapkan mekanisme subsidi untuk menurunkan harga tiket.
Semula, subsidi akan diberikan melalui dana APBD. Namun, pemerintah kota akan melancarkan inovasi dengan membuka skema bisnis antara pelaksana proyek dengan BUMD Kota Bandung guna mensubsidi harga tiket.
Terkait hal itu, PT PP Infrastruktur, PT PP Properti, dan PD Pasar Bermartabat akan melaksanakan kerja sama bisnis melalui optimalisasi aset PD Pasar Bermartabat.
Direktur Utama PD Pasar Bermartabat Ervan Maksum, Direktur PT PP Infrastruktur Tauhid Kurniawan, dan Direktur Utama PT PP Properti Tatang Hidayat sudah menandatangani nota kesepahaman tentang pendayagunaan serta pengembangan aset dan fasilitas pasar.
"Kalau tidak ada inovasi ini, tiketnya pasti mahal. Kalau mahal, nanti enggak ada yang datang, proyeknya jadi percuma," tutur Ridwan.
Dengan demikian, Emil menambahkan, mekanisme ini akan menguntungkan semua pihak. Warga akan mendapatkan tiket yang terjangkau, pemerintah pun tidak perlu mengeluarkan dana APBD. Disamping itu, ada proses bisnis yang menguntungkan antara BUMN dan BUMD.
"(Estimasi harga tiket) Rp. 7-10 ribu, segitu masih oke. Tapi kalau enggak pake subsidi bisa sampai Rp. 20 ribu," kata dia.
Sementara itu, Direktur PD Pasar Bermartabat Kota Bandung Ervan Maksum juga mengamini bahwa proses bisnis ini perlu dilakukan, utamanya untuk meningkatkan valuasi dan pendapatan pasar.
Saat ini PD Pasar memiliki banyak aset di beberapa titik, baik berupa lahan maupun fasilitas. Aset-aset tersebut lantas akan dikerjasamakan untuk kepentingan kedua belah pihak.
"Pasar itu bukan cuma ada di ruangan kosong, dia kan bisa tumbuh ketika dia berkoneksi dengan jalan. Kalau macet bisa jadi tidak laku lagi," ujar Ervan.
Menurut dia, pasar yang terkoneksi dengan akses transportasi akan memiliki nilai tambah. Sebagai wadah pertemuan ekonomi, pasar membutuhkan dukungan transportasi yang memadai untuk membuka jalur akses konsumen untuk datang. Sebaliknya, jika tidak ada dukung dengan akses tersebut, pasar akan sulit untuk bertahan.
Pada pembangunan moda transportasi berbasis rel ini, Metro Kapsul akan melewati jalur ekonomi tersibuk di Kota Bandung. Beberapa titik stasiun rencananya akan dibangun di lahan milik PD Pasar Bermartabat.
Di stasiun-stasiun tersebut, pihak pengembang akan menciptakan ruang-ruang ekonomi baru yang bisa dimanfaatkan untuk menambah pendapatan negara maupun sarana pengembangan ekonomi masyarakat.
"Tugas kita sekarang adalah bagaimana meningkatkan utilisasi pasar ini untuk menumbuhkan pasar agar disenangi orang dengan kerja sama yang akan kita lakukan sekarang," pungkas Ervan.