Ikuti Pesan Bung Karno, Bupati Tabanan Dorong KTNA Jaga Kemandirian Pangan

Kompas.com - 29/07/2024, 10:17 WIB
I Jalaludin S,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tabanan menjadi tuan rumah gelaran Rembug Utama dan Grand Opening Expo Kontak Tani Nelayan Andalan ( KTNA) Nasional Tahun 2024.

Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya mengatakan, penghargaan dan pengakuan kepada petani dan nelayan berprestasi merupakan hal yang wajib dilakukan. 

Dia menyebutkan, keberadaan petani dan nelayan di era globalisasi saat ini mengingatkannya pada ungkapan Bung Karno yang menyinggung mengenai hidup matinya bangsa ini di bidang pangan. 

Bung Karno menyampaikan, masalah pangan tidak bisa dipecahkan dengan sinisme atau sekadar tuduhan maupun cemoohan. 

Menurutnya, Bung Karno meminta semua pihak menjadi pelopor dan pahlawan dalam revolusi pembangunan. 

"Atas dasar inilah, saya menilai betapa pentingnya posisi pelaksanaan Rembug Utama dan Expo KTNA yang dilaksanakan hari ini,” ujarnya.

Baca juga: Ngantor di Desa Buahan, Bupati Tabanan Apresiasi Inovasi Mi Kelor yang Unik dan Sehat

Dia mengatakan itu dalam pembukaan acara di Area De Jukung Resto dan Bar Tanah Lot, Desa Beraban, Kediri, Tabanan, Sabtu (27/6/2024), yang bertepatan dengan rahina Tumpek Landep. 

Komang mengatakan, semua pihak harus mampu memahami isu-isu strategis global, bisa melakukan pemetaan, mampu mencari solusi-solusi atas permasalahan yang ada.

“Yang terpenting, kita yang hadir di sini memiliki komitmen yang sama untuk mewujudkan kedaulatan pangan menuju kejayaan bangsa," ujarnya dalam siaran pers.

Salah satu komitmen tersebut diwujudkan Komang dengan menandatangani kesepakatan bersama (KB) antara Bupati Tabanan dengan KTNA Nasional tentang Kaji Penerapan Teknologi Pertanian dan Perikanan dan Ketahanan Pangan. 

Komang berharap, pelaksanaan kegiatan itu akan memberikan manfaat, tidak hanya dari sisi ekonomi kepariwisataan, tetapi juga memberikan transfer of knowledge dan transfer of value bagi para petani dan nelayan di Kabupaten Tabanan. 

Baca juga: Lestarikan Budaya dan Tradisi, Bupati Tabanan Pimpin Bhakti Penganyar di 2 Pura Suci di Jatim

Hidup matinya suatu bangsa

Pada kesempatan itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Pertanian Dedi Nursyamsi mengutip perkataan Bung Karno pada 1952 di Bogor bahwa pangan adalah hidup dan matinya suatu bangsa. 

Bung Karno mengatakan, hanya bangsa yang bisa memenuhi kebutuhan pangannya sendiri yang akan tetap eksis di muka bumi. 

Sebaliknya, negara yang tidak mampu mengatasi pangannya sendiri akan menunggu kehancurannya. 

“Oleh karena itu terkait pangan, kita harus lakukan berbagai upaya secara revolusioner, secara radikal, secara habis-habisan. Begitu amanat Bung Karno saat itu,”  kata Dedi. 

Mewakili Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Dedi mengatakan, tidak ada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tanpa pertanian.

Baca juga: Festival Jatiluwih V Sukses Digelar, Bupati Tabanan Apresiasi Seluruh Pihak yang Terlibat

“Tidak ada pangan tanpa pertanian, tidak ada pertanian tanpa petani dan nelayan, tidak ada pertanian tanpa KTNA,” ungkapnya. 

Oleh karena itu, dia mengingatkan forum KTNA bahwa pihak yang menyangga pangan di NKRI tiada lain adalah petani dan KTNA. 

“Begitu pentingnya petani dan nelayan untuk NKRI ini. Untuk itu sekali lagi, pangan tidak boleh bermasalah,” katanya. 

Dedi juga mengingatkan bahwa saat ini tidak kurang dari 60 negara dan tidak kurang dari 600 juta penduduk dunia mengalami krisis pangan.

“Bahkan, ada yang stunting. Jangan sampai krisis pangan ini mampir di negara kita. Setuju?” seru Dedi. 

Adapun Rembug Utama KTNA Nasional merupakan forum diskusi yang diadakan KTNA untuk membahas berbagai isu dan tantangan yang dihadapi petani dan nelayan di Indonesia. 

Acara itu melibatkan para petani, nelayan, ahli pertanian, petani milenial, pejabat pemerintah, dan pihak terkait lainnya.

Baca juga: Ketua TP-PKK Tabanan Intensifkan Program Sosial di Marga dan Baturiti

Rembug Utama KTNA Nasional juga menjadi wadah bagi petani dan nelayan untuk menyampaikan aspirasi, masalah, dan kebutuhan mereka kepada pemerintah dan pihak terkait.

Tak hanya itu, kegiatan itu juga bertujuan meningkatkan keterampilan dan produktivitas petani dan nelayan pada era saat ini.

Kegiatan itu juga bertujuan memperkuat jaringan dan kemitraan antara petani, nelayan, pemerintah, dan sektor swasta.

Turut hadir dalam kegiatan itu Penjabat (Pj)Gubernur Bali Mahendra Jaya, anggota Komisi IV DPR RI, serta para gubernur dan bupati/wali kota se-Indonesia atau yang mewakili dan undangan terkait.

Kegiatan itu mendapatkan sambutan hangat dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tabanan, DPRD Tabanan, dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Tabanan.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com