KOMPAS.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) berupaya mengoptimalisasi lahan rawa seluas 98.400 hektare pada semester I 2024. Angka ini merupakan bagian dari target pemerintah pusat dalam optimalisasi 400.000 hektare lahan rawa di Indonesia.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumsel R Bambang Pramono menjelaskan, pada semester I, optimalisasi lahan (opla) rawa dialokasikan di lima kabupaten, yakni Ogan Komering Ilir (OKI), Ogan Ilir (OI), Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Muara Enim, dan Banyuasin.
Sementara, pada semester 2, Pemprov Sumsel menargetkan opla seluas 101.600 hektare lahan. Dengan demikian, total opla rawa di Sumsel pada 2024 mencapai 200.000 hektare.
Baca juga: Hari Jadi Ke-78 Sumsel, Pemprov Serahkan Berbagai Bantuan untuk Panti Asuhan hingga Ponpes
Bambang menjelaskan, penambahan target luas opla bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan lahan rawa dengan fokus kegiatan penyiapan lahan dan pembangunan atau rehabilitasi konstruksi yang dapat menata air.
“Hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan intensitas pertanaman dan produktivitas padi di Sumsel,” ujar Bambang dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Minggu (26/4/2024).
Bambang menjabarkan, pada 2023, produksi padi Sumsel mencapai 2.832.774 ton gabah kering giling (GKG). Pada 2024, angka ini ditargetkan meningkat hingga 3.103.481 ton GKG.
Sejalan dengan program Cetak Sawah Baru yang dicanangkan pemerintah pusat pada 2025, Pemprov Sumsel sendiri ditargetkan memiliki 300.000 hektare sawah baru. Dengan demikian, target produksi 1 juta ton GKG dapat tercapai.
Penjabat (Pj) Gubernur Sumsel Fatoni mengatakan bahwa produksi padi Sumsel tercatat 2.832.744 juta ton GKG pada 2023. Angka ini menempatkan Sumsel sebagai provinsi dengan produksi padi tertinggi kelima di Indonesia.
"Tak hanya itu, pada 2023, Sumsel juga menjadi provinsi dengan produktivitas padi tertinggi keempat di Indonesia setelah Bali, Jawa Barat, dan Jawa Timur, dengan total 56,19 kuintal per hektare (ku/ha)," jelas Fatoni.
Di sisi lain, Bambang mengakui bahwa kegiatan opla rawa dan kegiatan olah tanah belum berjalan optimal pada 2024. Hal ini disebabkan kondisi alam dan curah hujan yang tinggi sehingga hampir seluruh lawah rawa lebak tergenang banjir.
"Untuk itu, Pemprov Sumsel mencanangkan kegiatan perluasan areal tanam (PAT) padi melalui pompanisasi dan irigasi perpompaan,” sambung Bambang.
Lewat kegiatan itu, 3.255 unit pompa air dan 68 unit irigasi perpompaan akan disalurkan di 17 kabupaten atau kota.
Sementara itu, Panglima Kodam (Pangdam) II Sriwijaya Mayjen TNI Naudi Nurdika dan jajaran berkomitmen untuk membantu percepatan olah tanah pascapanen.
“Percepatan olah tanah tersebut dilaksanakan untuk mempercepat penanaman padi kembali. Pelaksanaan yang optimal dapat meningkatkan produksi peningkatan produksi pertanian di Sumsel,” ucap Naudi.