KOMPAS.com - Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Agus Fatoni menghadiri Rapat Koordinasi Khusus (Rakorsus) Antisipasi Kebakaran Hutan dan Lahan ( Karhutla) bersama sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju.
Pada kesempatan itu, Fatoni memaparkan langkah-langkah dan program penanganan karhutla yang dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel.
"Nah, tahun (2024) ini kami tetap melakukan langkah-langkah seperti pada tahun (2023) lalu dengan tetap meningkatkan dan mengoptimalkan sejak awal sehingga penanganannya bisa lebih efektif lagi,” jelasnya saat menghadiri Rakorsus tersebut di Gedung Manggala Wanabakti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Jakarta, Kamis (14/3/2024).
Baca juga: Pj Agus Fatoni Serahkan LKPD TA 2023, Kepala BPK RI Perwakilan Sumsel Beri Apresiasi
"Tahun (2023) lalu, kami mendapatkan apresiasi dari Kementerian LHK dalam penanganan karhutla, untuk itu tahun ini tentu kita akan lebih baik,” ujarnya dalam siaran persnya.
Kemudian, Fatoni menyampaikan rekomendasi bagi pemerintah pusat terkait penanganan karhutla, terutama terkait strategi, rencana, persiapan personel, dan anggaran penanganan bencana.
"Tadi kami sampaikan pula rekomendasi yang perlu, strategi, dan rencana yang baik melalui penyiapan anggaran, penyiapan personil, kemudian sarana prasarana, termasuk koordinasi di semua stakeholder yang ada harus diperkuat,” jelasnya.
Fatoni optimis, Pemprov Sumsel ke depan akan lebih baik lagi dalam penanganan bencana tersebut.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Hadi Tjahjanto menyebut adanya prediksi fenomena El Nino masih akan berlanjut hingga akhir tahun.
Baca juga: KIA Bolehkan Penumpang LRT Sumsel Berbuka Puasa, Hanya Snack dan Minuman Botol
Berdasarkan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), musim kemarau akan terjadi pada Juni-Juli dengan kondisi masih normal. Kemudian, pada Maret-April masih akan terjadi hujan dan curah hujan.
Oleh karena itu, dia meminta seluruh provinsi paling rawan karhutla segera mengambil langkah masif guna meminimalisir dampak bencana tersebut.
"Menyikapi karhutla dan El Nino tahun ini yang diprediksi masih akan terjadi hingga akhir tahun. Maka kita harus mengambil langkah lebih masif,” ujarnya saat memimpin rakorsus tersebut.
Dia juga meminta seluruh kementerian dan lembaga semakin meningkatkan kerja sama dan saling bahu membahu dalam peningkatan upaya penanggulangan karhutla.
Hadi juga mengingatkan kepala daerah dengan wilayah berpotensi karhutla lebih waspada dan siaga darurat sejak awal.
Baca juga: Menhub Setujui Reaktivasi Bandara Gatot Subroto Way Kanan, Pj Gubernur Sumsel: Kami Bahagia Sekali
Dia memaparkan, pada Mei, curah hujan akan berkurang di Sumatera. Pada Juni, Juli, Agustus, dan September harap diwaspadai akan terjadi potensi karhutlah di Sumsel, Riau, dan Kalteng. Untuk Jawa-Bali-Nusa Tenggara Barat (NTB) musim kering akan lebih dulu terjadi.
"Bagi para kepala daerah, segera lakukan monitoring dan evaluasi kegiatan di lapangan agar upaya penanggulangan karhutla selaras dengan pemerintah daerah setempat,” katanya.
Hadi juga meminta kepala daerah memberikan pendampingan bagi masyarakat dan petani tentang teknologi dan sosialisasi karhutla.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian turut memberi masukan dalam penanganan karhutla.
Dia mengatakan, selain pencegahan, yang perlu mendapat perhatian adalah mitigasi pemadaman dan penanganan pasca bencana.
“Pemerintah daerah perlu membuat regulasi penanggulangan bencana, perencanaan anggaran, dan perluasan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), hingga ke daerah-daerah,” ucap Tito.
Baca juga: Pj Gubernur Sumsel Hadiri Rakor HKBN, Dapat Instruksi Jaga Ketersediaan Pangan Jelang Ramadhan
Rakorsus tesebut turut dihadiri Menteri LHK Siti Nurbaya, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Abdullah Azwar Anas, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, para pimpinan lembaga/badan, serta kepala daerah yang wilayahnya berpotensi terjadi karhutla.