KOMPAS.com - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian mengimbau semua kepala daerah, termasuk Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Agus Fatoni, untuk terus memantau ketersediaan pangan, melakukan pengukuran pasar, serta memastikan ketersediaan kebutuhan bahan pokok dan primer bagi masyarakat selama bulan Ramadhan.
Pernyataan tersebut disampaikan Tito saat memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Hari Besar Keagamaan Nasional (HKBN) Pengamanan Pasokan dan Harga Pangan Jelang Puasa dan Idul Fitri 2024 sekaligus Rakor Pengendalian Inflasi di Daerah.
Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Badan Pangan Nasional (BPN) dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) di Ballroom Hotel Indonesia Kempinski Jakarta, Jakarta, Senin (4/3/2024).
Tito menyatakan bahwa setiap minggunya mereka rutin menggelar rapat terkait inflasi untuk menjaga kestabilan inflasi sejak September 2023.
Baca juga: Ancaman Inflasi Pangan di Depan Mata Perlu Segera Diatasi
"Saya meminta kepala daerah untuk mengajak koordinasi pimpinan daerah (forkopimda) dalam menjaga situasi di masyarakat agar tetap kondusif, (mendorong penyelenggaraan) pasar murah, dan (memastikan) ketersediaan pangan di daerah," katanya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (5/3/2024).
Tito menegaskan bahwa peran pemerintah daerah (pemda) dan forkopimda dalam menjaga ketersedian pangan di bulan Ramadhan serta Idul Fitri sangat penting untuk mengendalikan inflasi.
Ia berharap rapat teknis Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dapat memastikan pasokan bahan pokok dan barang penting, menggalakan gerakan menanam, menyelenggarakan operasi pasar murah bersama dinas terkait, dan melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke pasar.
Baca juga: Sidak ke Tempat Karaoke, Ed Sheeran Temui Pengunjung yang Nyanyi Pakai Lagunya
“(Para) distributor (diminta untuk) tidak menahan barang dan berkoordinasi dengan daerah penghasil komoditas untuk memastikan kelancaran pasokan. Selain itu, realisasikan Belanja Tidak Terduga (BTT) untuk mendukung pengendalian inflasi serta memberikan bantuan transportasi dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD)," jelas Tito.
Pada kesempatan yang sama, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adiningrat menyatakan bahwa inflasi pada Februari 2024 mengalami kenaikan baik secara bulanan maupun tahunan, masing-masing sebesar 0,37 persen dan 2,75 persen.
"Hal ini diprediksi karena permintaan yang cukup tinggi selama Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, dengan penyumbang utamanya berasal dari sektor makanan minuman, tembakau, transportasi, serta penyediaan makanan dan minuman di restoran," ujarnya.
Baca juga: Catat, Ini Suhu Kulkas yang Ideal untuk Menjaga Makanan Tetap Segar
Amalia juga menyebutkan bahwa komoditas utama yang menjadi penyebab inflasi pada Februari 2024 adalah beras, cabai merah, telur ayam ras, daging ayam ras, dan minyak goreng.
Bahan-bahan pangan tersebut mengalami inflasi lebih tinggi dibandingkan periode Februari sebelumnya.
“Beras memberikan (kontribusi) inflasi terbesar (dan mengalami kenaikan) dibandingkan dengan periode sebelumnya," jelasnya.
Sementara itu, Kepala BPN Arief Prasetyo Adi menyatakan bahwa rapat koordinasi tersebut sengaja diadakan pada awal Maret agar koordinasi dengan semua pihak dapat dilakukan dengan segera.
Baca juga: Pastikan Stok Pangan Aman hingga Lebaran 2024, Heru Budi Minta Warga Tak Panic Buying
Hal tersebut dilakukan untuk menjaga ketersediaan stok pangan selama bulan Ramadhan dan Idul Fitri.
Arief berharap semua pihak dapat mendukung kegiatan pengamanan pasokan dan stabilisasi harga pangan.
"Alhamdulillah, rapat koordinasi hari ini berlangsung (dengan baik), sehingga kami dapat berkoordinasi di awal dan menjaga pelaksanaan ibadah Ramadhan berjalan lancar dengan memastikan stok pangan aman dan harga stabil," ujarnya.
"Di (tingkat) daerah, (kami) bisa membuat gerakan pangan murah, (berkolaborasi) dengan TPID, dan (terus memantau) harga pasar baik di pasar tradisional maupun modern. Kami memohon dukungan dari semua pihak terkait dengan pangan dan pelaku usaha untuk menjaga pasokan selama bulan Ramadhan," sambung Arief.