KOMPAS.com - Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Agus Fatoni mengatakan, pihaknya mendukung dan melakukan langkah-langkah persiapan pengembangan kawasan Light Rail Transit (LRT) Ampera Palembang.
Salah satu bangunan yang akan dibangun adalah gedung penghubung stasiun yang berbentuk menyerupai pempek adaan sebagai ikon Kota Palembang.
“Kecepatan pengembangan LRT kawasan Ampera tergantung dari kita semua. Untuk itu segera tuntaskan permasalahan yang ada di bagian kita masing-masing,” kata Agus melalui keterangan persnya, Selasa (6/2/2024).
Dia mengatakan itu saat menerima audiensi Millenium Challenge Account (MCA) dalam diskusi progres proyek option analysis dan feasibility study pengembangan kawasan Light Rail Transit (LRT) Ampera Palembang, di Griya Agung, Senin (5/2/2024).
Baca juga: BPS: Perekonomian Sumsel Tumbuh 5,08 Persen, Tertinggi Ke-12 Se-Indonesia.
Fatoni mendorong percepatan pengembangan kawasan LRT Ampera karena sangat strategis dan penting untuk segera dioptimalkan.
Namun, dia mengimbau, pelaksanaan pengembangan harus dilakukan sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
"Terkait pendanaannya juga harus jelas. Apakah menggunakan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD), ataupun swasta, besarnya masing-masing. Semua ini harus jelas," ujarnya.
Fatoni juga merasa bersyukur Sumsel bisa terpilih untuk mengembangkan kawasan tersebut.
Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sumsel sekaligus Tim Project Implementation Unit (PIU) Sumsel Basyaruddin Akhmad menyampaikan, pengembangan LRT kawasan Ampera tidak akan mengganggu kawasan terbuka di sekitar Ampera.
Baca juga: Pertama di Indonesia, Pj Gubernur Sumsel Kendalikan Inflasi lewat GPISS
Pada kesempatan itu, Executive Director MCA Indonesia II Maurin Sitorus mengatakan, pihaknya mendiskusikan progres proyek option analysis dan feasibility study pengembangan kawasan LRT Ampera dengan Pemprov Sumsel.
Pengembangan proyek LRT itu merupakan program hibah compact, yaitu program hibah yang tidak konvensional.
Proyek pengembangan kawasan stasiun Ampera-LRT Palembang bertujuan meningkatkan ridership LRT di Kota Palembang melalui peningkatan integrasi antarstasiun LRT Ampera dengan bangunan di sekitarnya.
"Pengembangan ini untuk meningkatkan integrasi LRT dengan moda transportasi umum lainnya, yaitu angkot, perahu sungai dan Trans Musi,” jelasnya.
Baca juga: Pj Gubernur Sumsel Dorong IIPK Sukseskan Program Pemerintah, dari Stunting hingga Kemiskinan Ekstrem
Integrasi itu juga untuk meningkatkan potensi kawasan stasiun LRT sebagai destinasi pariwisata dan pengelolaan sirkulasi dan parkir kendaraan pribadi yang lebih baik.
Maurin menyebutkan, kawasan Ampera sering menjadi destinasi pengunjung dan sangat ramai, seperti Pasar 16 Ilir dan Masjid Agung.
Menurutnya, banyak hal yang masih bisa dimaksimalkan di kawasan Ampera.
"Untuk pengembangan kawasan ini tentu saja kepemilikan lahan harus clear and clean saat pengembangan kawasan,” ungkapnya.
Maurin mengatakan, stasiun LRT Ampera merupakan inti keterhubungan kawasan melalui elevated pedestrian (skywalk) dan pedestrian serta penambahan fungsi baru dalam kawasan dalam menaikkan potensi keekonomian dan tourism destination.
Turut hadir dalam kegiatan itu Rombongan MCA Indonesia II Infrastructure Finance Manager MCA Indonesia II Sulaiman Abdul Rahman dan Regional Manager Perwakilan MCA Indonesia II Sumsel Amir Faisal.
Baca juga: Dijanjikan 5.000 Suara, Caleg DPRD Sumsel Rugi Rp 60,5 Juta
Kemudian, tim konsultan lain Team Leader of GPIP Project (Mott McDonald) Simon Putra, Deputy Team Leader for Ampera LRT Project (PwC) Faris Saffan, dan Urban Design Lead (Mott McDonald) Hendy Faizal.